Indonesia dan Malaysia Sepakat Minta Tambahan Kuota dan Pengurangan Biaya Masyair ke Saudi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia menerima kunjungan rombongan tim haji Malaysia yang dipimpin Ketua Rombongan Haji (Tabung Haji) Malaysia, Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman, di PPIH daerah kerja Makkah pada Kamis (21/7/2022) kemarin.
Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai hal diantaranya kesamaan menerapkan batasan usia jemaah haji adalah 65 tahun. Protokol kesehatan antisipasi Covid-19 juga diterapkan dengan melakukan PCR bagi seluruh jemaah sebelum berangkat ke Arab Saudi.
Advertisement
Pertemuan PPIH Indonesia dan tim haji Malaysia. (FOTO: dok. Kemenag)
Sama dengan Indonesia, para jemaah Malaysia juga diberangkat sebagian menggunakan Saudi Arabia Airlines dan sebagian menggunakan Malaysia Airlines. Sebagian jemaah Malaysia saat ini juga telah dipulangkan ke tanah air mereka.
Adapun sedikit perbedaan antara Indonesia dengan Malaysia diantaranya perbedaan waktu tunggu bagi jemaah haji di Indonesia yang paling lama 43 tahun untuk kuota 100 persen atau 86 tahun untuk kuota 50 persen.
“Malaysia 141 tahun masa tunggu. Kalau kuota 50 persen (seperti tahun ini) masa tunggu bisa hampir 300 tahun,” ucap Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat, Jumat (22/7/2022).
Perbedaan lainnya, jemaah Indonesia mendapatkan program Arbain, yakni salat 40 waktu berjamaah di Masjid Nabawi Madinah. Kalau Malaysia, program ini sudah dihapuskan dengan alasan sunnah dan untuk efisiensi waktu.
Pernyataan pers bersama Ketua Rombongan Haji (Tabung Haji) Malaysia, Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman dan Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief. (FOTO: dok. Kemenag)
“Sudah 10 tahun arbain kita hilangkan dari buku-buku panduan haji di Malaysia,” ujar Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman.
Meskipun memiliki kesamaan dan perbedaan, kedua negara tetangga ini memiliki kesepakatan untuk terus menjalin kerjasama dan saling tukar pendapat demi pelaksanaan haji yang lebih baik.
Indonesia dan Malaysia sepakat untuk minta kepada Kerajaan Arab Saudi menambah jumlah kuota haji dan disertai penambahan fasilitas, khususnya selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Dirjen PHU Kemenag) Hilman Latief mengatakan, baik Indonesia maupun Malaysia juga akan minta Arab Saudi mengurangi biaya Masyair yang dinilai memberatkan jemaah.
“Kami (Indonesia dan Malaysia) memperbincangkan prosesi tahun ini. Bertukar pikiran dan saling mendapatkan informasi terkait layanan umum dan layanan kesehatan. Ini bukan pertemuan terakhir, kami akan terus menjalin kerjasama,” kata Hilman. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |