Deteksi Dini, Sampel Makanan Jemaah Haji Diawasi dari Sisi Gramasi, Citarasa, dan Kualitas

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Kebijakan baru layanan tiga kali makan sehari dari sebelumnya dua kali sehari untuk jemaah haji 2022, menyebabkan jumlah paket makanan yang disiapkan selama di Makkah meningkat, yakni lebih dari 7,2 juta paket makanan. Karena itu, petugas haji Indonesia di Arab Saudi pun sangat concern terhadap layanan konsumsi ini mulai dari pengawasan hingga proses distribusi makanan.
***
Advertisement
Asep Rohadian, Pelayan Konsumsi Jemaah Haji Indonesia di Makkah, mengungkapkan secara detil dengan gaya bertutur seperti dilansir kemenag.go.id bahwa proses menyiapkan makanan jemaah haji tidak selamanya berjalan dengan mulus, meski persiapan sudah dilakukan dengan detail, ada saja kejadian di luar yang direncanakan.
Keterlambatan distribusi misalnya, beberapa jemaah di sektor 1 hotel nomor 104 mengeluhkan keterlambatan distribusi makanan yang disediakan perusahaan katering. Jika sudah seperti itu, petugas pengawas katering sektor langsung menghubungi Kantor Daker Makkah agar menghubungi pihak dapur. Dengan sigap petugas katering Daker menghubungi perusahan mengkonfirmasi makanan yang belum sampai di pemondokan.
“Sudah berangkat dari dapur, tadi ada trouble di saluran gas. Posisi makanan sedang dijalan,” begitu kalimat yang terdengar di ujung telepon.
Apalagi, ada yang baru terkait kebijakan konsumsi jemaah haji yang berangkat tahun ini. Jemaah untuk kali pertama mendapat tiga kali makan sehari, berbeda dengan musim haji sebelumnya yang hanya dua kali makan. Penambahan layanan ini mengubah pola pengambilan makan oleh jemaah haji secara umum, meski sudah ada jadwal distribusi yang ditentukan; yaitu: jam 6-9 pagi untuk makan pagi, jam 12-15 untuk makan siang, dan jam 18-21 untuk makan malam.
Perubahan pola pengambilan makan itu terkait dengan waktu salat di kota Makkah. Waktu subuh periode bulan Juni-Juli, sekitar jam 4.20 pagi. Jemaah haji subuhan di musala hotel, biasanya akan langsung menuju ke lantai tempat distribusi makanan setelah salat, padahal jam distribusi masih lama, tepatnya jam 6 pagi. Sementara jemaah haji sudah turun dari jam 5 pagi. Akibatnya, ketika makanan baru tiba jam 6 atau bahkan jam 7 pagi, jemaah menganggap itu sebagai keterlambatan.
Begitupun dengan makan siang dan makan malam, jemaah biasanya datang ke tempat pembagian sebelum jam distribusi. Menghadapi realita ini, sebagian pengawas katering berinisiatif untuk meminta kepada pihak dapur untuk mengirim makanan lebih awal mengikuti pola pengambilan jemaah haji. Imbasnya, dapur harus melakukan proses memasak lebih awal mengikuti keinginan jemaah.
Masalahnya, masih ada sebagian jemaah yang berpatokan kepada jam distribusi yang sudah ditentukan dan baru mengambil makanan di akhir waktu, terlebih bagi jemaah yang salat di Masjidil Haram.
Deteksi Dini
Pola pengawasan makanan jemaah haji tidak hanya dilakukan ketika makanan masih berada di dapur atau ketika sudah tiba di hotel semata. Setiap hari dapur perusahaan katering berkewajiban mengantarkan sampel makanan yang disajikan untuk jemaah ke kantor Daker Makkah. Sampel ini diperiksa oleh petugas pengawas katering di Daker baik dari sisi gramasi, citarasa dan kualitas makanan. Jika ada sesuatu yang kurang, pihak Daker akan langsung menghubungi juru masak perusahaan agar memperbaiki catatan atau kekurangan yang ada.
Dari sampel makanan di Daker pula, kejadian makanan tidak layak konsumsi dapat terdeteksi. Pada 25 Juni 2022, petugas pengawas katering Daker Makkah mengecek sampel makanan yang dikirim oleh salah satu dapur perusahaan. Dari hasil analisa organoleptik, makanan yang dicek terindikasi tidak layak konsumsi. Setelah sedikit berdiskusi, petugas langsung menginstruksikan pengawas katering yang ada di pemondokan jemaah haji untuk mengecek makanan dan menahan serta tidak mendistribusikan makanan kepada jemaah haji.
Selain mengirim tim ke hotel jemaah haji, tim lain juga dikirim ke dapur perusahaan katering untuk mengecek sampel yang ada di dapur sekaligus mengkonfirmasi ke juru masak apabila ada kesalahan prosedur dalam proses pengolahan makanan atau bahan yang digunakan. Di sisi lain, tim penghubung sibuk mengontak pemilik perusahaan agar segera menyiapkan makanan pengganti untuk jemaah haji.
Selain adanya kebijakan baru dengan layanan tiga kali makan sehari, tahun ini jemaah juga menerima layanan katering secara penuh selama masa tinggal di Makkah. Karena itu pula, petugas haji Indonesia di Arab Saudi sangat concern terhadap layanan konsumsi bagi jemaah haji. Bahkan, Menteri Agama Yaqut Cholil berkali kali berpesan kepada petugas agar jemaah haji dapat dilayani secara maksimal, hingga beliau sendiri yang turun ke lapangan dengan mengunjungi dapur Raw’ah Qurtubah bersama rombongan Amirul Hajj pada 13 Juli 2022.
Menteri Agama yang akrab disapa Gus Men ini, bersama delegasi juga memastikan langsung layanan berjalan dengan baik dan tidak ada hak-hak jemaah haji yang terlewatkan.
Selain Amirul Hajj, layanan konsumsi juga mendapat perhatian dari tim pengawas dari DPR RI yang melakukan kunjungan ke dapur Al-Mutamayyizun didaerah Ka’kiyah Makkah pada 28 juni 2022. Tidak hanya sekali, besoknya mereka juga melakukan kunjungan serupa ke dapur Al-Juman di Batha Quraisy. Selain memastikan layanan, mereka juga memeriksa bahan pangan yang disediakan oleh dapur perusahaan katering. Harapan besar disampaikan mereka agar semakin banyak produk Indonesia yang dapat dikonsumsi oleh jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.
Tak ketinggalan juga tim pengawas dari DPD RI. Pada 4 Juli 2022, mereka memastikan layanan konsumsi dengan mengunjungi dapur Maidah Qasr di daerah Zaidi. Di saat kunjungan, dapur sedang menyiapkan layanan makan malam bagi jemaah haji. Dari dapur, mereka menuju ke hotel pemondokan jemaah haji di Sektor 1 Mahbas Jin untuk melihat bagaimana makanan didistribusikan kepada jemaah haji.
Ada rangkaian proses yang panjang dalam penyiapan makanan hingga sampai kepada jemaah haji. Banyak pihak yang berperan di dalamnya, dari mulai kebijakan pemerintah hingga komitmen perusahaan katering terhadap layanan kepada jemaah haji.
Hal yang tak kalah penting adalah komitmen yang sangat besar dari para pengawas katering di lapangan. Mereka lah garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan jemaah haji. Dengan penuh kesabaran, mereka mendengarkan keluh kesah jemaah ketika ada kekurangan dalam layanan, menenangkan mereka ketika ada komplain, dan menjadi teman ngobrol sambil menunggu makanan dari dapur perusahaan katering tiba di pemondokan para jamaah haji 2022 selama di Makkah. Jazakumullah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |