Peristiwa Nasional

Seafood Show Asia 2022, Katrol Ekspor Industri Pengolahan Ikan

Sabtu, 05 November 2022 - 09:09 | 147.97k
Erwin Dwiyana Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Kementrian Kelautan Perikanan dalam konferensi pers Pameran Seafood Show Of Asia 22022, Sabtu (5/11/2022).(Tangkapan Layar)
Erwin Dwiyana Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Kementrian Kelautan Perikanan dalam konferensi pers Pameran Seafood Show Of Asia 22022, Sabtu (5/11/2022).(Tangkapan Layar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Indonesia adalah negara archipelago yang kaya akan hasil laut. Luas perairan Indonesia adalah 6,4 juta km2 dengan garis pantai mencapai 108 ribu km.

Trend produksi perikanan Indonesia, baik tangkap maupun budidaya terus mengalami peningkatan. Dalam tiga tahun terakhir rata-rata peningkatan produksi sebesar 2,8 %. Pada tahun 2021, produksi perikanan mencapai 24,4 juta ton. (satudata.kkp).

Advertisement

Hal ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor hasil kelautan utama di dunia bersanding dengan eksportir utama lainnya seperti China, Norway, Viertnam, India, dan Amerika Serikat.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor produk hasil perikanan Indonesia tahun 2021 mencapai USD 5.7 milliar atau sekitar Rp90 trillun. 

KKP juga terus berupaya meningkatkan target nilai ekspor mencapai USD 7,13 milliar di tahun 2024. Tujuan ekspor hasil kelautan utama adalah Amerika Serikat, Cina, ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa.

AP51.jpg

"Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya memperluas jangkauan pasar produk perikanan Indonesia di kancah global," terang Erwin Dwiyana Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Kementrian Kelautan Perikanan dalam konferensi pers Pameran Seafood Show Of Asia 22022, Sabtu (5/11/2022). 

Salah satu program terobosan Kementerian KKP adalah pengembangan perikanan budi daya berbasis komoditas ekspor dengan udang sebagai salah satu komoditas unggulan selain, lobster, kepiting rajungan, dan rumput laut. 

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan andalan Indonesia yang sangat potensial untuk diekspor. Sebagai salah satu komoditas unggulan nasional, udang selalu menjadi pilihan untuk bisa dilibatkan dalam upaya peningkatan pendapatan negara. 

Erwin menambahkan, Jatim merupakan salah satu eksportir besar industri perikanan  sepanjang 2022. Nilai ekspor itu sekitar 25 persen dari total nasional.  "Jatim merupakan eksportir besar. Kalau tidak salah hitungan kami sekitar 25 persen ekspor Indonesia untuk hasil laut berasal dari Jatim," tandasnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa sepanjang Januari-September 2022 nilai ekspor hasil laut Jatim mencapai USD 1,4 miliar. Sedangkan jumlah volume sekitar 258.707 ton.  "Jadi cukup besar," kata Erwin. 

Komoditas laut ekspor tersebut didominasi oleh udang. Kemudian diikuti ikan tuna, tongkol, cakalang, rumput laut, dan rajungan kepiting. Sisanya cumi, gurita, serta sardin. Secara umum untuk ekspor udang hampir semua berbentuk frozen. 

"Jadi tidak ada yang segar karena memang pasar luar banyak bentuk frozen dan itupun nanti dalam bentuk ada yang hanya lepas kepala, lepas kulit atau mungkin nanti ada yang olahan lebih lagi seperti berlapis tepung dan sebagainya," jelas Erwin lebih lanjut. 

Sedangkan untuk ikan tuna, tongkol dan cakalang juga dalam bentuk frozen dengan berbagai varian. Semenjak rajungan kepiting dalam bentuk kemasan kedap udara atau kaleng dan banyak diekspor ke Amerika. 

Negara tujuan ekspor  industri perikanan Jatim berdasarkan data volume pengiriman yaitu Tiongkok sebagai importir terbesar. Nilai ekspor perikanan ke Cina atau Tiongkok tersebut bahkan mencapai USD 141 juta hingga akhir September 2022 dengan berat total 63.000 ton. 

Negara tujuan ekspor kedua adalah Jepang dengan kategori ikan grade A sebagai bahan sashimi. Nilainya juga cukup tinggi. 

"Kemudian beberapa negara seperti Amerika juga cukup tinggi dari sisi nilai walaupun dari sisi volume mungkin di bawah China dan paling utama Amerika Serikat ini merupakan pasar utama dari udang Indonesia dan kedua adalah untuk rajungan atau kepiting," jelas Erwin. 

Oleh karena itu, KKP akan terus mendorong penguatan branding Indonesian Seafood di kancah dunia guna menarik minat buyer dan investor dengan branding Indonesia Seafood: Naturally Diverse, Safe and Sustainable pada acara Seafood Show Asia 2022 yang diselenggarakan bersamaan dengan SIAL Interfood pada 9-12 November 2022.

Daud.jpg

Dengan mengangkat jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (safe) serta kebijakan pada keberlanjutan sumberdaya ikan dan usaha (sustainable), dan dukungan pengembangan akses pasar dan penanganan hambatan ekspor diharapkan dapat memacu ekspor produk perikanan Indonesia ke mancanegara.

KKP juga memfasilitasi beberapa UMKM binaannya untuk mengikuti pameran SeaFood Show of Asia 2022 agar produk UMKM tersebut bisa dikenal di pasar nasional dan global.

Pemeran Seafood Show Asia 2022 yang diselenggarakan bersamaan dengan SIAL Interfood pada 9-12 November 2022 diikuti oleh lebih dari 100 perusahaan di bidang seafood dari total 750 perusahaan di bidang Kuliner dan HORECA. 

Perusahaan yang mengikuti pameran ini berasal dari 27 negara seperti Australia, Belanda, China, India, Indonesia, Iran, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Mesir, Oman, Pakistan, Palestina, Perancis, Polandia, Saudi Arabia, Singapore, Taiwan, Thailand, Turki, Uruguay, USA, Vietnam, Yunani.

Budhi Wibowo selaku Ketua Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan (AP5I) menyampaikan bahwa selain terus mengembangkan pasar ekspor, anggota AP5I akan semakin serius mengembangkan pasar dalam negeri produk olahan perikanan. 

Beberapa tahun terakhir ini permintaan pasar dalam negeri terhadap produk perikanan, terutama untuk produk olahan siap masak dan siap saji (ready to cooked dan & ready to eat) meningkat sangat tajam. 

"Penjualan ke pasar dalam negeri selain dilakukan melalui berbagai retailer besar dan kecil juga melalui penjualan online melalui berbagai e-commerce dan market place yang trend penjualannya terus mengalami peningkatan," ungkap Budhi Wibowo. 

Budhi Wibowo menyatakan bahwa kendala utama peningkatan penjualan produk olahan perikanan ke pasar dalam negeri adalah sulit dan mahalnya pengiriman door to door produk frozen dalam jumlah kecil dari industri pengolahan perikanan ke konsumen akhir. 

Untuk mengatasi kendala tersebut AP5I terus berkoordinasi dengan KKP dan perusahaan logistik khusus produk frozen.

Secara bertahap kendala tersebut akan semakin teratasi, bahkan saat ini sudah mulai tersedia jasa fulfillment door to door produk frozen yang diperkirakan bisa memangkas biaya distribusi produk perikanan sekitar 10-20 %. 

Dengan besarnya penduduk Indonesia dan ekonomi Indonesia yang terus berkembang dan telah berada pada urutan ke-7 ekonomi dunia, Budhi sangat optimis bahwa pasar dalam negeri produk olahan perikanan akan terus berkembang dengan pesat.

Pada kesempatan yang sama, CEO Krista Exhibition, Daud D Salim dalam sambutannya menyampaikan Pameran Seafood Show of Asia dan SIAL Interfood 2022 tahun ini terasa sangat istimewa setelah hampir 3 tahun vakum akibat pandemi Covid-19. 

"Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran yang menjadi barometer kebangkitan Industri pengolahan industri makanan minuman yang di dalamnya ada industri pengolahan perikanan," kata Daud. 

Berbagai acara dan kompetisi yang menarik pada pameran ini diharapkan akan menarik pengunjung dalam dan luar negeri. Setidaknya 82.000 pengunjung mengulangi sukses pameran yang sama pada tahun 2019. 

Daud juga menyampaikan bahwa pada pameran ini para peserta dari industri pengolahan perikanan. Selain bertemu langsung dengan buyer asing juga akan bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pembeli olahan perikanan dalam negeri.

Seperti para chef, pengusaha catering, jaringan ritel modern, hotel, restaurant dan para distributor produk olahan perikanan.

Kesuksesan Seafood Show of Asia 2022 dan SIAL Interfood 2022 adalah berkat dukungan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Selain itu, juga bersama dukungan Asosiasi Assosiasi terkemuka seperti Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Gabungan Pengusaha Makanan Minuman (GAPMMI), Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI), dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO).

Kemudian juga Association of Culinary Professionals (ACP), Indonesian Chef Association (ICA), Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI), Asosiasi Teh Indonesia (ATI) dan Dewan Kakao Indonesia (DEKAINDO).

Juga, Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Perkumpulan Petani dan Penggiat Kopi Indonesia ( Asosiasi Kopi Indonesia-ASKI), Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI), Federasi Pengemasan Indonesia (IPF), dan lain-lain. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES