Peristiwa Nasional Muktamar 48 Muhammadiyah

Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo Bukan Pertama Kali

Senin, 14 November 2022 - 12:05 | 46.13k
Kongres atau Muktamar ke-18 Muhammadiyah tahun 1929 di Solo. (FOTO: Museum Muhammadiyah Yogyakarta)
Kongres atau Muktamar ke-18 Muhammadiyah tahun 1929 di Solo. (FOTO: Museum Muhammadiyah Yogyakarta)
FOKUS

Muktamar 48 Muhammadiyah

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAMuktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah tahun 2022 ini akan dihelat di Solo, Jawa Tengah. 

Rupanya ini bukan kali pertama Solo menjadi tuan rumah muktamar Muhammadiyah. 

Advertisement

Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id Solo pernah menjadi tuan ruah muktamar sebanyak 2 kali, yaitu pada 1929 (Muktamar ke-18) dan 1985 (Muktamar ke-41). Sedangkan Muktamar ke-48 menjadi kali ketiga Solo sebagai tuan rumah. 

Muktamar ke-18 digelar pada tahun 1929, tiga bulan setelah Sumpah Pemuda 1928. Muktamar itu terasa istimewa, sebab makin mengobarkan semangat pemuda. Saat itu muktamar masih disebut 'congres' dengan penyelenggara Hoofdbestuur (HB) Moehammadijah.  

Pada muktamar tersebut, secara formal SK pendirian Muhammadiyah Solo baru disahkan oleh Hoofdbestuur (HB) Muhammadiyah atau PP Muhammadiyah pada tahun 1928 dengan tanda tangan Ketua Muhammadiyan Kiai Ibrahim.

Muktamar-ke-48-Muhammadiyah-2.jpgPamflet Kongres Muhammadiyah di Solo tahun 1929. (FOTO: ibtimes)

Lalu, Muktamar ke-41 di tahun 1985 berlangsung selama empat hari (7-11 Desember). Saat itu sebanyak 4 ribu anggota hadir, dengan 70 ribu penggembira. 

Meski kapasitas Stadion Sriwedari saat itu hanya mampu menampung 15 ribu orang, namun penggembira tidak putus asa. Mereka menyaksikan muktamar di rumah-rumah warga dan gedung di sekitar stadion. 

Pembukaan Muktamar ke-41 itu dilaksanakan di stadion Sriwedari Solo, dan dihadiri oleh Presiden Soeharto dan istrinya Ibu Tien. 

Sedangkan pembukaan sidang muktamar bertempat di Pendopo Istana Mangkunegaran. 

Muktamar-ke-48-Muhammadiyah-3.jpgMukatamar ke-41 yang dibuka oleh Presiden Soeharto. (FOTO: soeharto.co)

Uniknya, Muktamar ke-41 itu diakui hanya bermodal Rp1 juta. Darson Hamid, ketua penitia Muktamar saat itu menyebut modal organisasi hanya Rp1 juta saja, selebihnya iuran dari para peserta dari kisaran Rp15 ribu hingga Rp25 ribu. Sehingga modal awal terkumpul Rp110 juta. 

Saat Muktamar berlangsung, bantuan makanan beserta lauk pauk terus mengalir. Bantuan itu untuk diberikan pada 70 penggembira. 

Esok pada 18-20 November 2022 Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah kembali digelar di Solo, tepatnya di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES