Moeldoko Sebut Produksi Motor Listrik Masa Depan Seperti Kelas UMKM
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pelaksanaan KTT G20 Indonesia di Bali menjadi pemicu tambahan bagi Indonesia segera mempercepat transformasi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
Bahkan, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebutkan bahwa ke depan, produksi motor listrik tidak lagi harus masuk produksi perusahaan besar. Melainkan cukup ditangani kelas UMKM.
"Bisa-bisa (produksi) sepeda motor kelasnya kayak UMKM. Kalian tinggal belanja baterai, controling, dinamo dan dirakit. Selesai. Kalian sudah bisa punya motor," kata Moeldoko, Selasa (15/11/2022).
Menurutnya, kehadiran kendaraan listrik di Indonesia adalah sebuah tantangan dan peluang. Tantangan bagi dunia industri adalah belum menyesuaikan kebutuhan. Suplai terbatas sedangkandemain tinggi.
"Ini tantangan. Tapi ini peluang juga bagi dunia industri. Ini permintaannya luar biasa. Tantangan ini harus dijawab dunia industri. Ini peluang sungguh peluang," bebernya.
Moeldoko mengaku sejak tahun 2012 ketika ia menjadi Wakil Gubernur Lemhanas, sempat berpikir berpikir masa depan adalah baterai dan baterai adalah masa depan.
Ada tiga komponen utama di mobil listrik yg kita impor. Yaknk baterai, dinamis motor, kontroler. Namun Moeldoko merasa jengkel dengan adanya barang komponen yang harus diambil impor.
"Saya kembangkan dinamo motor dan alhamdulillah berhasil. Controlingnya saya juga kejar. Masak kayak gini aja kagak bisa. Kalau sudah produksi dalam negeri hampir semua komponen produksi dalam negeri. Ini yang diharapkan Pak Jokowi," tegasnya.
Kendaraan listrik dikatakan Moeldoko mendukung lingkungan hijau. Hal ini sesuai dengan kecenderungan anak muda saat ini yang fokus memperbaiki lingkungan.
Moeldoko juga menyebut subsidi BBM di Indonesia cukup tinggi. Ke depan, dengan adanya transformasi energi melalui mobil listrik, diharapkan menjadi solusi.
Ada dua model migrasi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik. Pertama, melakukan konversi dari kendaraan yang ada menjadi tenaga listrik. Kedua, tetap pasang mesinnya atau diambil, kemudian ditambah baterai, dinamo dan controllernya.
Pemerintah kata Moeldoko, sedang merumuskan formula percepatan mobil listrik di Indonesia. Insentif atau subsidi sudah dibahas. "Angkanya sudah ketemu tapi belum resmi diumumkan. Untuk mekanismenya masih dipikirkan," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |