1 Abad NU, Dedi Wahidi Gelar Istighasah Bersama Ribuan Santri dan Siswa di Indramayu

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Anggota DPR RI Dedi Wahidi menggelar istighasah bersama ribuan santri dan siswa di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (4/2/2023). Istighosah digelar dalam rangka memperingati 1 abad NU (Nahdlatul Ulama).
Dipimpin ulama setempat, para santri dan siswa Yayasan Darul Maarif Kaplongan tersebut tampak khusyuk melantunkan zikir dan salawat. Mereka berkumpul dan berdoa bersama di Gelanggang Olahraga (GOR) yayasan.
Advertisement
"Kita berdoa bersama untuk kebaikan kita, para siswa, santri, guru dan juga mendoakan para pendiri dan pendahulu kita yang berperan besar pada organisasi Nahdlatul Ulama," ujar Dewa, sapaan Dedi Wahidi.
Dijelaskan Dedi Wahidi, para peserta istighasah merupakan santri dan siswa dari pondok pesantren dan 8 lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Darul Maarif Kaplongan. Para siswa dan santri didamping guru-guru dan ustadz tighasah juga diikuti para ustaz dan guru serta staf.
Berbagai harapan juga disampaikan Dewa, khususnya untuk masa depan NU dan nahdliyin di abad kedua. Menurutnya, sudah saatnya NU tidak hanya mayoritas secara jumlah, tetapi juga matoritas dalam kiprah.
Umat Islam Indonesia yang sekitar 60 persen merupakan warga NU diharapkan dapat berkiprah lebih luas dan dominan dalam segala bidang, baik dalam hal sosial, budaya, hukum, ekonomi, politik dan lainnya. NU perlu lebih banyak kiprah dan dominan sebagai pengusaha, birokrat, TNI, Polri, dan bidang lainnya.
"Sebagai salah satu contoh, selama ini NU hanya mayoritas di Kemenag tapi belum mayoritas di kementerian lain," ujar Dewa.
Dewa menambahkan, saat ini NU juga masih berharap dilayani oleh negara, di abad kedua ini diharapkan bisa melayani negara. Caranya, dengan menjadi mayoritas di berbagai bidang tersebut.
"NU minta perhatian dari pemerintah karena selama ini perannya banyak dalam menidirikan republik ini, ke depan jangan minta perhatian tapi memberi perhatian. Maka kiprahnya harus segala bidang sehingga melayani bukan minta dilayani," ujar Dewa.
Satu-ssatunya jalan untuk menuju tujuan tersebut adalah dengan memberikan akses pendidikan bagi seluruh warga nahdliyin. Itu pula yang melandasi dirinya mendirikan yayasan pendidikan Darul Maarif 40 tahu lalu atau pada tahun 1983.
"Karena melawan penjajah perlu berani, mengisi kemerdekaan perlu pintar," ujar Dewa.
Para santri, kata Dewa, dulu berani melawan penjajah karena fatwa jihad oleh kiyai untuk merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Sedangkan mengisi kemerdekaan perlu pintar sehingga bisa berkiprah lebih besar bagi bangsa.
"Itu juga yang saya perjuangkan saat di Komisi X DPR RI melalui program BOS dan Bidikmisi untuk memberikan akses pendidikan bagi semua. Termasuk agar santri di desa bisa masuk perguruan tinggi terkemuka," ujar Dewa.
Generasi muda sebagai pemimpin masa depan harus mendapatkan akses pendidikan setinggi-tingginya. Untuk menjawab tantangan dan peluang NU di abad kedua.
"Mereka harus lanjut kuliah, karena mereka nanti yang akan melanjutkan, mereka yang bertanggungjawab pada organisasi NU, kita hanya merintis dan membuka jalan," ujar Dewa.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi Wahidi mengatakan, istighasah dan doa bersama 1 abad NU juga merupakan upaya menjaga kebersamaan keluarga besar Yayasan Darul Maarif Kaplongan. Melalui istighasah ini bersama ribuan santri dan siswa meneguhkan cita-cita memajukan bangsa. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |