Pesan Perdamaian Sayyid Ahmad, KH Ihya Ulumiddin: Harmoninasi Pondasi Penting Kehidupan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – KH Ihya Ulumiddin mendapatkan amanat Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi al Maliki al Hasan, salah satu ulama Sunni rujukan dunia, untuk menyampaikan pesan perdamaian pada International Conference on Civilizations Fiqh I, rangkaian 1 Abad NU Shangri-La. Hotel, Surabaya, Senin (6/2/2023).
Sayyid Ahmad menyatakan bahwa prinsip hidup rukun merupakan landasan penting bagi kehidupan seluruh makhluk di muka bumi.
Advertisement
“harmonisasi menjadi tolok ukur utama dalam menjalani kehidupan dengan sesama makhluk beragama,” ujar KH Ihya Ulumiddin usai membaca pesan Sayyid Ahmad.
Ia menjelaskan pesan Sayyid Ahmad, Nabi SAW bersaksi dan membuktikannya secara langsung saat memimpin kaum Quraisy Pra-Islam (Jahiliyah) menuju akhlak mulia.
“Mekah saat itu, dalam kegelapan dan ketidaktahuan. Namun Nabi melihatnya dengan sabar dan dengan sifat yang mulia," jelas KH Ihya Ulumiddin.
Sayyid Ahmad menyampaikan dengan mencontoh Nabi SAW, beliau menjelaskan bahwa sudah selayaknya umat Islam menyikapi dengan sikap dingin dan dewasa dalam menghadapi tantangan atau perbedaan pendapat yang ada saat ini, seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW.
“Nabi SAW adalah teladan kita, jadi tentu harus kita tiru,” jelas KH Ihya Ulumiddin.
Nabi SAW, lanjutnya, juga mencontohkan mengatasi fitnah yang dapat memecah belah ummat dimana ummat saat ini sangat membutuhkan persatuan karena banyak faksi yang ingin membongkarnya.
“Seorang muslim harus mengamalkan keterbukaan, kesetiaan dan keadilan, sadar akan hak dan kewajibannya. Dan tujuan utama seorang muslim adalah menjadi khalifah di muka bumi,” ujar KH Ihya Ulumiddin.
Oleh karena itu, KH Ihya Ulumiddin menjelaskan dalam dalam Piagam Madinah, Nabi SAW sepakat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap entitas agama lain. Hal ini untuk menghindari perselisihan dan fitnah yang dapat menimbulkan perselisihan pada saat itu.
“Nabi menggeneralisasi semua kehidupan sesuai Piagam Madinah, baik Muslim maupun non-Muslim,” kata KH Ihya Ulumiddin.
Secara khusus, Kiai Ihya Ulumiddin, menyebutkan pesan Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi terkait apresiasinya atas perhelatan akbar Konferensi Internasional Fiqh Peradaban Pertama.
“Saya mengapresiasi acara yang diselenggarakan NU sebagai organisasi moderat dan pilar persatuan Indonesia,” pungkas KH Ihya Ulumiddin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |