Peristiwa Nasional

Sungai Bengawan Solo dan Madiun Meluap, Genangi Rumah dan Lahan Pertanian di Ngawi

Jumat, 03 Maret 2023 - 17:03 | 71.48k
Wabup Antok saat meninjau kondisi banjir luapan sungai Bengawan Solo. (FOTO: Ari for TIMES Indonesia)
Wabup Antok saat meninjau kondisi banjir luapan sungai Bengawan Solo. (FOTO: Ari for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Aliran dua sungai besar yang melintas di Kabupaten Ngawi meluap. Akibatnya, sejumlah pemukiman dan puluhan hektare lahan pertanian padi di Ngawi tergenang banjir.

Intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini menyebabkan aliran sungai besar, Bengawan Solo dan Bengawan Madiun meluap.

Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko saat meninjau kondisi banjir di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Ngawi mengatakan, sejumlah kecamatan terdampak luapan sungai Bengawan Solo.

Di antaranya Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, dan Ngawi. Lima kecamatan di Kabupaten Ngawi itu memang dilewati aliran sungai yang bermuara di Laut Jawa.

"Areal persawahan yang terdampak banjir Bengawan Solo. Kemudian untuk permukiman hanya di Kecamatan Ngawi," kata Wabup Antok kepada awak media, pada Jumat (3/3/2023).

Prila-Yuda.jpgPrila Yuda Kepala BPBD Kabupaten Ngawi di lokasi banjir Karangtengah. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)

Di Karangtengah, Ngawi, kata Wabup Antok, sebanyak 24 kepala keluarga terdampak banjir. Saat ini warga yang terdampak sudah mengungsi di wilayah yang lebih aman. Pun demikian, di lokasi banjir sudah didirikan tenda darurat, dan dapur umum oleh instansi terkait.

"Tinggi muka air banjir di Karangtengah sudah mulai turun, meskipun tidak signifikan. Sebanyak 56 jiwa yang terdampak banjir," kata Wabup Antok.

Di lokasi yang sama, Prila Yuda, Kepala BPBD Kabupaten Ngawi mengatakan, banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo saat ini sudah mulai surut. Ketinggian rata-rata genangan air tinggal hitungan centimeter.

Muh-Hasan-Zunairi.jpgKabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Muh Hasan Zunairi. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)

"Sudah mulai turun, ketinggian merata sekitar 10 cm, kita berharap air Bengawan Solo bisa segera mengalir ke arah utara," kata Prilla Yuda.

"Di Kecamatan Karanganyar 3 rumah terdampak, Widodaren 1 rumah, dan di Ngawi ada 14 rumah yang tergenang banjir," kata Prilla Yuda menambahkan.

Sementara itu Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Muh Hasan Zunairi menyampaikan, lahan pertanian yang terdampak banjir luapan sungai besar Bengawan Solo dan Bengawan Madiun mencapai puluhan hektar.

"Lahan pertanian Ngawi memang tiap tahun langganan banjir, khususnya musim tanam 1 (Januari-Maret), sebab kita ada dua aliran sungai besar Bengawan Solo dan Madiun," kata Hasan.

Sebanyak 80 hektar lahan pertanian padi di Ngawi terdampak luapan sungai Bengawan Solo dan Madiun. Lahan yang terendam banjir tersebar di Kecamatan Kwadungan, Mantingan, Geneng, dan Mantingan.

Hasan mengatakan, lahan pertanian padi di Kecamatan Kwadungan dan Geneng yang terendam banjir memasuki masa jelang panen. Tanaman yang terendam berumur 70-85 hari setelah tanam. Kendati begitu, lanjut Hasan, terendamnya tanaman padi tidak akan menyebabkan gagal panen.

"Tidak sampai puso. Karena sudah menjelang panen. Hanya saja penurunan kualitas gabah," ujar Hasan.

Sementara untuk di Kecamatan Karanganyar dan Mantingan, lahan pertanian padi yang tergenang banjir luapan sungai Bengawan Solo baru tanam atau persemaian. Dipastikan tanaman padi akan rusak dan petani mesti tanam ulang.

"Kalau yang persemaian 3,2 hektare. Petani harus menanam padi ulang, sebab hanyut dibawa arus sungai Bengawan Solo," papar Muh Hasan Zunairi, Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi terkait banjir luapan sungai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES