Peristiwa Nasional

Leptospirosis Mengintai, Jangan Sampai Renggut Nyawa, Ini Cara Mengenalinya

Sabtu, 04 Maret 2023 - 02:20 | 73.29k
Imbauan Kemenkes RI untuk waspada terhadap leptospirosis. (FOTO: Kemenkes RI)
Imbauan Kemenkes RI untuk waspada terhadap leptospirosis. (FOTO: Kemenkes RI)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Leptospirosis seolah menjadi momok menakutkan dan terus mengintai, agar tidak sampai merenggut nyawa, maka harus tahu cara mengenalinya. Penyakit ini muncul saat musim hujan, bahkan setiap tahun. Di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur justru merebak di tengah para petani memanen padi. 

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Pacitan drg. Nur Farida, leptospirosis bersumber dari zoonosis yang bersifat akut. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira. Sedangkan untuk spektrum penyakit jenis ini cukup luas hingga mematikan. 

"Hewan pengerat seperti babi, anjing dan kuda juga bisa bawa bakteri. Tapi infeksi paling banyak pada tikus," katanya, Jumat (3/3/2023). 

Perempuan yang disapa Farida itu menjelaskan tiga kriteria yang ditetapkan dalam mendefinisikan kasus leptospirosis, yaitu suspek, probable dan positif. 

Kasus suspek ditandai gejala demam akut disertai sakit kepala, nyeri otot, lemah dan ada riwayat terpapar dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira. Sehingga hal ini menjadi salah satu faktor risiko leptospirosis dalam kurun waktu 14 hari. 

Kasus probable bisa dinyatakan jika kasus suspek memiliki dua gejala klinis seperti nyeri betis, ikterus yang ditandai menguningnya kulit dan bagian putih pada bola mata, pendarahan, sesak nafas, tidak bisa buang air kecil, aritmia jantung, batuk dan ruam pada kulit. 

Dikatakan positif manakala disertai gejala isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik, hasil tes PCR positif, perkembangan antibodi MAT dari negatif ke positif. 

"Penderita leptospirosis bisa diobati dengan antibiotik asal segera cepat ditangani. Kami sudah menyiapkan pemeriksaan cepat untuk deteksi dini di 24 puskesmas dan RSUD Pacitan," terangnya. 

Meski leptospirosis tidak menular lewat kontak manusia, melainkan lewat air yang terpapar virus leptospira, namun patut waspada karena jika sudah akut dapat menyerang organ ginjal hingga menyebabkan kematian. 

"Pencegahannya dengan pola hidup jaga kebersihan lingkungan, selalu pakai alas kaki saat pergi ke sawah, apalagi yang banyak tikusnya sehingga jika ada gejala tidak sampai menimbulkan korban jiwa," jelas drg Nur Farida terkait pencegahan penyakit leptospirosis yang merebak di Kabupaten Pacitan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES