Walimatus Safar Haji Putra Ribka Tjiptaning, Ahmad Basarah: Bukti Pancasila Hidup Dalam Keluarganya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengaku mendapat pengalaman berharga saat diminta memberi sambutan sekaligus mengantar Reshufle Gogor Trianggono berangkat haji ke tanah suci Mekkah, Arab Saudi, Kamis (15/6/23).
Gogor adalah putera keempat dr Ribka Tjiptaning, anggota Komisi IX DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana.
Advertisement
‘’Publik tahu bahwa Mbak Ning (sapaan akrab Ribka Tjiptaning) adalah penganut Kristen yang taat. Tapi, tadi saya lihat beliau menasehati puteranya sambil menangis agar benar-benar khusyuk menunaikan ibadah haji," ucap Basarah.
"Saya melihat nilai-nilai Pancasila hidup dalam rumah tangga Mbak Ning, tidak ada paksaan dalam memilih agama buat anak-anaknya,’’ jelas Ahmad Basarah, sesaat sebelum mengantarkan Gogor dan Ribka Tjiptaning menuju bandara Soekarno-Hatta.
Dalam acara walimatus-safar keberangkatan Gogor ke tanah suci, Ahmad Basarah diundang oleh Ribka Tjiptaning untuk memberikan kata sambutan dan tausiyah. Semua anak-anaknya hadir, baik mereka yang beragama Islam maupun beragama Kristen, masing-masing dr Rio Kristian Utomo (Muslim), dr. Juwita Wulandari (Muslimah berjilbab), dr. Runtun Retno Pamungkas (Kristen), Reshufle Gogor Trianggono (Muslim), Gesuri Meisas (Kristen), dan Ida Ayu Rubi (Kristen).
Menantu Ribka Tjiptaning Lulusan Pesantren
Usai acara walimatus-safar, Ahmad Basarah duduk berbincang-bincang dengan Ribka Tjiptaning dan semua putera-puterinya dengan akrab. Di situ juga hadir Ustaz Deden Fatih, menantu Ribka Tjiptaning yang jebolan Pondok Pesantren Nurul Hidayat di Lebak, Banten. Deden juga alumnus Pondok Modern Subono Mantofani, Jombang, Ciputat, pesantren milik B.J. Habibie. Deden juga lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
‘’Kalau selama ini Mbak Ning dituduh PKI, ada juga yang menganggapnya tidak beragama, kafir, kini masyarakat harus tahu bahwa anak-anak Mbak Ning bukan hanya pergi haji, tapi menantu Mbak Ning juga seorang ustaz jebolan pesantren,’’ kata Basarah di tengah obrolan itu.
Tampil sebagai master of ceremony dalam acara walimatus-safar itu adalah dr. Juwita Wulandari, puteri kedua Ribka Tjiptaning. Istri ustadz Deden Fatih ini terdengar fasih membacakan ayat-ayat Al-Quran saat memimpin acara. Sedangkan Deden tampil sebagai pemberi tausiyah kedua setelah Ahmad Basarah.
Dalam sambutannya, Basarah yang juga menjabat Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini menyampaikan bahwa dalam Islam, ibadah haji adalah rukun kelima setelah dua kalimat syahadat, salat, puasa, dan zakat.
‘’Islam tentu bukan agama yang memberatkan. Sebab dalam ibadah haji, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah kemampuan dalam aspek kesehatan jasmani, mental, juga finansial. Jika salah satu syarat itu tidak terpenuhi, maka gugurlah kewajiban haji itu,’’ jelas Ahmad Basarah.
Wakil Ketua Lakpesdam PBNU ini juga menjelaskan, semua orang berhaji berharap mendapatkan predikat ‘’haji mabrur’’. Kata ‘’mabrur’’ adalah Bahasa Arab yang berarti penuh dengan ‘’al-birr’’ yang berarti kebaikan sosial.
‘’Jika kita perhatikan, semua proses ibadah haji menunjukkan bahwa Islam mengajarkan toleransi, persamaan hak, persaudaraan, juga gotong-royong. Jadi, jika semakin banyak umat Islam pergi haji, seharusnya negara kita semakin baik sebab mereka yang berhaji pasti membawa pulang kebaikan-kebaikan sosial itu,’’ tandas Basarah.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri itu juga meminta Gogor banyak berdoa di tanah suci untuk kebaikan orangtua, saudara, juga bangsa. Ia tak lupa berpesan agar putera keempat Ribka Tjiptaning itu berdoa untuk proklamator Indonesia, Bung Karno. Di zaman belanda, orang berhaji dicurigai dan dimata-matai oleh Belanda, tapi setelah Indonesia merdeka, pada 1948 Presiden Soekarno justru mengirim misi haji kepada Kerajaan Arab Saudi demi meningkatkan pelayanan ibadah haji.
‘’Jangan lupa, justru di zaman Bung Karno, tahun 1949 untuk kali pertama jamaah haji didampingi 27 petugas haji dan 14 petugas kesehatan. Pelayanan untuk jamaah haji di zaman sekarang hanya melengkapi apa yang telah dirintis oleh Bung Karno,’’ tutup Basarah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Rifky Rezfany |