Peristiwa Nasional MPR Rumah Kebangsaan

HNW: Pesantren Soko Guru Pendidikan Agama di Indonesia

Kamis, 06 Juli 2023 - 15:35 | 54.38k
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. (Foto: MPR RI)
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. (Foto: MPR RI)
FOKUS

MPR Rumah Kebangsaan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid atau HNW menegaskan bahwa Pondok Pesantren (Ponpes) sebagai soko guru pendidikan agama di Indonesia harus memperkuat peranannya dalam menyelamatkan bonus demografi dan meningkatkan kualitas generasi muda bangsa. Tujuannya adalah untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Saat ini, kondisi yang semakin mengkhawatirkan dan menantang menunjukkan berbagai fenomena dan peristiwa negatif yang melibatkan anak-anak muda, seperti generasi milenial dan generasi Z yang disebut sebagai bonus demografi. Contohnya, kasus-kasus pembulian, kejahatan seksual, dan narkoba yang dilakukan oleh anak-anak usia SD, SMP, dan SMA.

Advertisement

HNW mengungkapkan bahwa harapan orang tua siswa terhadap pesantren sangat besar dalam meningkatkan akhlak dan kepribadian putra-putri mereka, sebagai bagian dari generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alpha agar mereka bisa menjadi bonus demografi yang positif.

"Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa pesantren menghadapi masalahnya sendiri, seperti contohnya kasus kejahatan seksual yang dilakukan oleh pimpinan pesantren sendiri. Salah satu pesantren yang sedang menjadi perbincangan publik adalah Ponpes Al-Zaytun. Kasus-kasus tersebut harus menjadi pertimbangan dan koreksi internal di kalangan pesantren, namun tidak boleh digeneralisir agar kepercayaan masyarakat terhadap pesantren tetap terjaga," ucap HNW saat menyambut kunjungan Pengurus Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI) Wilayah Riau, Rabu (6/7/2023).

HNW mengingatkan bahwa pesantren tetap layak dipercaya karena dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, pesantren telah memainkan peran yang luar biasa. Pesantren banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang menjadi pahlawan nasional seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Mas Manyur. Mereka bersama pejuang lainnya berjuang untuk mempersiapkan, merebut, dan menyelamatkan Indonesia. Dalam hal ini, KH. Hasyim Asy'ari (NU) mengeluarkan resolusi jihad dan Ki Bagus Hadikusumo (Muhammadiyah) mengobarkan Amanat Jihad.

Pesantren juga terlibat dalam pembentukan Laskar Santri, Laskar Kiyai, Laskar HizbuLlah, Laskar SabiliLlag, dan semua santri serta ulama bersemangat melawan penjajah dan menyelamatkan kemerdekaan Indonesia.

HNW menekankan pentingnya pesantren Indonesia untuk berada di garis depan dalam menjernihkan dan memberikan pemahaman serta edukasi kepada masyarakat tentang pondok pesantren. Hal ini sebagai kontribusi dalam menghadirkan generasi pejuang yang dapat menyelamatkan bonus demografi dan mewujudkan cita-cita Proklamasi dan Reformasi, serta melindungi bonus demografi.

HNW mengajak pesantren dan organisasi yang mendukung pesantren, para kiyai, dan santri untuk aktif dan tanpa ragu memainkan peran mereka seperti pejuang ulama terdahulu.

HNW juga mencatat bahwa pesantren harus siap menghadapi masa depan, tantangan globalisasi, dan bonus demografi, terutama karena tahun politik 2024 akan segera tiba. Dengan jangkauan yang mencapai pelosok kampung dan desa, pesantren harus berani tampil sebagai sumber pencerahan dan motivasi bagi umat Islam dan bangsa Indonesia secara umum.

Mereka harus memastikan bahwa etika dan akhlak mulia tetap menjadi prioritas selama tahun politik dan pemilihan umum, sehingga proses tersebut berjalan sesuai dengan prinsip konstitusi, yaitu pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pesantren juga harus menjauhkan diri dari perilaku yang tidak bermoral seperti hoaks, fitnah, adu domba, intimidasi, kecurangan, dan sejenisnya, yang dapat mengakibatkan pemilihan pemimpin atau wakil yang salah di parlemen dan pada akhirnya berdampak pada dunia pesantren. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES