Fakta Gus Iqdam Muhammad, Pendakwah NU yang Tengah Naik Daun

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sosok Gus Iqdam Muhammad saat ini tengah banyak diperbincangkan pada ranah sosial media, terutama aplikasi Tiktok. Kehadirannya dalam dunia medsos tersebut secara cepat langsung menarik perhatian banyak pihak, khususnya para kaula muda yang ingin mengikuti pengajian dan mendapatkan pendalaman mengenai cara beragama.
Kehadiran kyai muda Nahdlatul Ulama ini nampaknya memang menjadi pusat perhatian. Salah satu penyebabnya tentu karena gaya dakwahnya cukup berbeda dan terpusat pada beberapa target khusus anak muda zaman sekarang, maka tidak heran mayoritas jamaah beliau adalah generasi milenial dan generasi Z.
Advertisement
Gus Iqdam Muhammad aktif mengadakan kajian setiap satu minggu dua kali. Pengajian tersebut dikenal dengan shabilut taubah yang diselenggarakan rutin di pondok Mambaul Hikam, desa Karanggayam, Kabupaten Blitar.
Setiap pengajian rutin beliau dilangsungkan jamaan selalu penuh dan berdatangan dari berbagai daerah. Untuk memahami lebih lanjut, maka berikut ini adalah beberapa fakta menarik terkait kyai muda yang sedang viral di medsos tersebut.
Gus Iqdam Muhammad Tergolong Kyai Muda
Fakta pertama yang tentunya perlu untuk diketahui adalah bahwa sosok Gus Iqdam Muhammad merupakan pendakwah pendatang baru dengan usia sangat muda. Bagi beberapa pihak yang belum tahu kyai asal kabupaten Blitar ini lahir pada tanggal 27 September 1994, sehingga saat ini usia beliau sekitar 28 tahun.
Usia tersebut tentunya terbilang masih sangat muda dengan ukuran level pendakwah dari kalangan NU. Bahkan, dengan usia kiai muda NU yang telah eksis saat ini, mulai dari gus Baha, Gus Reza, Gus Ghafur, hingga Gus Kaustar nampaknya beliau merupakan yang paling junior.
Akan tetapi hal tersebut tidak menghalangi dirinya untuk bisa memberikan warna dan corak baru dalam melakukan dakwah. Hasilnya hingga saat ini majelis yang saat ini terus rutin melakuka pengajian tersebut sukses mendapatkan rspon positif dari berbagai kalangan, terutama anak muda.
Jumlah jamaahnya terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu bahkan gus muda ini selalu hampir memiliki jadwal padat untuk mengisi kajian hingga ceramah di berbagai kesempatan.
Saat ini beliau juga sudah memiliki istir yang dikenal dengan nama Ning Nilatin Nihayah, atau akrab disapa Ning Nila. Gus Iqdam dan Ning Nila resmi melakukan pernikahan pada tanggal 24 Februari 2021.
Ning Nila merupakan hafidzah penghafal al-Qur’an dan tercatat merupakan salah satu putri dari Almaghfurlah K.H. Thoha Widodo Zaini, dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Dari pernikahan inilah beliau dan Ning Nila telah dikaruniai anak laki-laki dengan nama Agus Ahmad Novel Zubaidi Al Munawwir, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Gus Novel.
Alumni Ponpes Al Falah Ploso Kediri
Fakta kedua yang tentunya juga perlu untuk diketahui adalah bahwa sosok Gus Iqdam Muhammad merupakan alumni dari ponpes Al Falah Ploso Kediri, asuhan tokoh NU sepuh yakni Kyai Nurul Huda Jazuli.
Menempuh pendidikan agama di pondok salaf berkualitas NU dari Kediri tersebut membuat gus Iqdam semakin matang dalam memahami ilmu agama, khususnya beberapa kitab Kuning. Sehingga tidak jarang jika kapasitasnya dalam mengkaji kitab kuning dalam majlis rutinan tersebut mampu untuk dimaksimalkan serta diserap maksimal oleh seluruh jamaahnya.
Sebagai alumni dari ponpes Al Falah, kehadiran gus iqdam memiliki dasar cukup kuat juga untuk memberikan potensi bahwa kualitas santri dari pondok salaf dengan dasar Nahdlatul Ulama tersebut mampu memberikan warna tersendiri dalam proses dakwah masa kini.
Beliau juga seringkali berkata bahwa Gus Kaustar selaku anak dari pengasuh utama Al falah merupakan role modelnya dalam melakukan dakwah. Sehingga hal tersebut juga ditularkan dalam bentuk dakwah yang menarik untuk semua kalangan.
Mendirikan Majlis Sabilut Taubah Sejak 2018
Fakta selanjutnya untuk diketahui adalah bahwa sosok Gus Iqdam Muhammad mendirikan majelis sabilut taubah tersebut sejak akhir tahun 2018. Dan menariknya pada awal mendirikan majelis tersebut jumlah jamaah yang ada hanya tujuh orang.
Namun dengan kegigihan serta sangat istiqomah perjalanan majelis ini semakin sukses dan banyak diminati saat ini. Justru majelis yang awalnya hanya terdiri dari tujuh orang tersbut menjadi sangat fenomenal dengan jamaah yang ribuan jumlahnya hingga saat ini.
Sesuai dengan namanya majelis “Sabilu Taubah” yang berarti “Jalan Taubat”, bisa dilihat bahwa majelis tersebut sejak awal memang didesain sebagai wadah bagi semua kalangan anak mudah yang sedang mencari kebenaran dalam agama islam.
Tidak heran jika dalam proses dakwahnya mayorita pengikut majelis tersebut adalah pemuda dengan kebiasaan ada di jalanan, anak marjinal, bahkan tidak jarang juga pemudah yang sagat kental dengan tindak kriminal. Hal inilah yang membuat semakin unik dari desain majelis tersebut.
Konsep Dakwah yang Sangat Unik
Fakta terakhir yang wajib untuk diperhatikan juga adalah bahwa konsep dakwah yang diusung oleh Gus Iqdam Muhammad cukup unik dan cukup menyasar target dengan maksimal. Aspek inilah yang menjadi pembeda majelis beliau dengan metode majlis pada umumnya
Umumnya pertama kali beliau akan mengajak jamaahnya untuk bershalawat untuk mengagungkan Nabi Muhammad Saw dan berdzikir seraya mengingat Allah Swt. Shalawat tersebut tidak jarang diiringi oleh lantunan hadroh khusus dengan arasemen cukuk bagus.
Selanjutnya akan masuk pada tahap inti pengajian dengan membaca beberapa kitab kuning. Ada banyak sekali kajian kitab kuning yang sering diangkat dalam majelis ini, salah satu contohnya adalah Ta’lim Mutaallim.
Terakhir, ada juga sesi komunikasi secara langsung dengan jamaah yang berasal dari golongan, suku, hingga ras cukup berbeda-beda. Maka jangan heran jika pada pengajian beliau ada beberapa orang yang datang dari luar daerah.
Semua fakta terkait sosok Gus Iqdam Muhammad diatas nampaknya bisa menjadi satu acuan penting bagi pembaca apabila hendak mengikuti dan menjadi jamaah sabilut taubah.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |