Peristiwa Nasional

Ganjar dan Gibran dalam Cahaya Lilin: Mengikuti Jejak Tradisi Jawa dalam Kirab Pusaka Dalem Mangkunegaran

Rabu, 19 Juli 2023 - 07:12 | 54.15k
Ganjar Pranowo, Gibran Rakabuming Raka, Kirab Pusaka Dalem Praja Mangkunegaran, malam 1 Sura, Tahun Baru Jawa, 1 Muharam, tahun Hijriyah, refleksi diri, wisata religi. (Foto: Humas Pemprov Jateng for TIMES INDONESIA).
Ganjar Pranowo, Gibran Rakabuming Raka, Kirab Pusaka Dalem Praja Mangkunegaran, malam 1 Sura, Tahun Baru Jawa, 1 Muharam, tahun Hijriyah, refleksi diri, wisata religi. (Foto: Humas Pemprov Jateng for TIMES INDONESIA).

TIMESINDONESIA, SOLO – dir="ltr">Surakarta, Solo, Selasa (18/7/2023) pukul 18.00. Suasana sakral dan khidmat mulai meresap. Pura Mangkunegaran mulai dipenuhi cahaya redup dan bunyi desah angin menyeresap membuat sekeliling tampak seperti lukisan penuh warna dengan tekstur dan kontras unik.

Suasana ini menandai dimulainya prosesi Kirab Pusaka Dalem Praja Mangkunegaran. Ini adalah sebuah ritual tahunan yang dirayakan dalam rangka malam 1 Sura Jimawal 1957 atau Tahun Baru Jawa dan bertepatan dengan 1 Muharam tahun Hijriyah.

Advertisement

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, hadir untuk meramaikan. Keduanya ikut serta dalam prosesi tersebut.

Mereka berjalan bersama. Menunjukkan solidaritas dan komitmen mereka terhadap pelestarian budaya Jawa. Kompak.

Seiring dengan mereka, anggota DPR RI Aria Bima dan sejumlah tokoh lain bergabung. Mereka mengikuti pemimpin barisan kirab yang memulai prosesinya tepat ketika cahaya mentari lenyap.

Seiring berjalannya waktu, malam semakin memperdalam nuansa sakral dan khidmat. Para peserta kirab melangkah kaki demi kaki, disertai dengan doa dan harapan bagi keselamatan bangsa dan negara. Keheningan hanya dipatahkan oleh suara bacaan pengajian yang membahana dari masjid sekitar Pura Mangkunegaran.

"Ini kawinan antara kultur ada, sisi agama juga berjalan, dan antusiasme masyarakat juga luar biasa," kata Ganjar.

Semangat ini membawa pesan yang kuat: bahwa tradisi dan budaya bisa berdampingan dengan agama dan semangat kebangsaan. Ganjar berharap, malam tahun baru ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, namun juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk refleksi diri dan memperbaiki apa yang masih kurang di tahun sebelumnya.

"Tahun baru merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperkuat komitmen terhadap nilai dan tujuan kita," ujar Ganjar.

Dalam sinar bulan dan cahaya lilin, ratusan wajah menatap dengan kagum dan harap. Inilah kekuatan dari prosesi Kirab Pusaka Dalem Praja Mangkunegaran - bukan hanya acara ritual, tetapi juga perayaan budaya, agama, dan komunitas.

Bersama Ganjar dan Gibran, barisan kirab melanjutkan langkah mereka, melintasi Pura Mangkunegaran yang dipenuhi oleh ribuan lilin dan lampion. Semua ini menambah keindahan pemandangan, memberi kontras pada kegelapan malam. Cahaya lilin memantul pada mata mereka yang bersinar dengan antusiasme dan penghormatan. Kehadiran dua pemimpin penting ini menunjukkan rasa penghormatan dan dukungan terhadap upaya pelestarian budaya.

Dari jauh, suara merdu pengajian terdengar mengalun, menciptakan suasana yang semakin sakral. Walaupun merupakan ritual budaya, pengajian ini adalah simbol dari bagaimana agama dan budaya dapat hidup berdampingan, saling melengkapi satu sama lain.

Pengajian ini juga membantu memperkuat pesan refleksi dan introspeksi yang menjadi pusat perayaan tahun baru ini.

"Mudah-mudahan kita memasuki tahun baru, Muharram, itu bisa membikin kita makin semangat, bisa merefleksikan diri tahun-tahun sebelumnya yang kita perbaiki, yang sudah bagus kita genjot," imbuh Ganjar.

Suasana di Pura Mangkunegaran begitu emosional dan bersemangat. Ganjar menekankan betapa pentingnya acara ini, bukan hanya sebagai tradisi budaya, tetapi juga sebagai platform bagi masyarakat untuk melihat ke dalam diri mereka, mengevaluasi dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki.

Ini adalah malam yang akan dikenang oleh semua yang hadir, bukan hanya karena pesonanya, tetapi juga karena pesan kuat yang disampaikan tentang kepentingan refleksi dan perbaikan diri. Sebuah perayaan tahun baru yang berbeda, melampaui batas waktu dan ruang, membawa harapan baru dan semangat baru bagi semua yang hadir.

Seiring dengan berlalunya waktu, para peserta kirab mulai memasuki akhir perjalanan mereka. Rasa hormat dan kekaguman terhadap warisan budaya mereka terpancar dari setiap wajah, setiap gerakan, dan setiap doa yang dilantunkan. Semua ini menjadi bukti nyata dari kekuatan budaya dan tradisi dalam membentuk identitas dan menguatkan komunitas.

Ganjar dan Gibran, sebagai dua pemimpin terkemuka, mengakhiri prosesi dengan membawa pesan optimisme dan harapan. Mereka menekankan pentingnya perayaan seperti ini sebagai momentum untuk melakukan introspeksi diri dan memperkuat tekad untuk berkontribusi lebih banyak pada komunitas dan bangsa.

Setelah prosesi kirab, Pura Mangkunegaran menjadi saksi bisu dari bagaimana ribuan orang berkumpul bersama dalam harmoni dan persaudaraan, menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman agama di Indonesia. Acara ini juga menunjukkan bahwa tradisi dan agama dapat saling melengkapi, menciptakan atmosfer kebersamaan dan kerukunan yang membuat Indonesia unik.

Kirab Pusaka Dalem Praja Mangkunegaran adalah perayaan tahunan yang berpotensi menjadi acara utama dalam kalender wisata religi. Dengan pesona unik dan suasana sakralnya, acara ini tidak hanya menarik bagi masyarakat lokal, tetapi juga bagi wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman budaya dan spiritual yang otentik.

Saat malam mulai berakhir, dan suasana khidmat prosesi mulai memudar, pesan yang disampaikan malam ini tetap menggema - pentingnya meluangkan waktu untuk merefleksikan diri, memperbaiki kesalahan, dan merencanakan masa depan dengan semangat dan harapan.

Ini adalah malam yang akan dikenang, sebuah malam di mana budaya, agama, dan semangat kebangsaan berkumpul bersama, menciptakan momen yang penuh makna dan tak terlupakan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imam Kusnin Ahmad
Publisher : Rifky Rezfany

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES