Kasus Intoleransi Meningkat di India, HNW: Menlu RI Perlu Panggil Dubes India

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) sangat prihatin dan mengecam terjadinya aksi kekerasan dan intoleran dengan masih terjadinya pembakaran sejumlah rumah ibadah (masjid atau gereja), serta pembunuhan terhadap sejumlah warga muslim atau kristiani di India dalam beberapa pekan terakhir.
HNW mendesak agar Menlu RI segera memanggil Dubes India di Jakarta, untuk menyampaikan sikap Indonesia agar Pemerintah India memaksimalkan usaha agar bisa segera menghentikan aksi tidak berkemanusiaan tersebut.
Advertisement
Sejumlah tindakan kriminal yang terulang akhir-akhir ini antara lain adalah pembunuhan seorang Imam Masjid, serta penembakan dan pembakaran masjid di pinggiran Ibu Kota New Delhi pada Senin, 1 Agustus 2023 lalu. Sehari sebelumnya, kekerasan terhadap muslim dan pembakaran masjid juga terjadi di Negara Bagian Haryana Utara, India.
Sedangkan, teror terhadap umat Kristiani di India terjadi di negara bagian Manipur dalam sebulan terakhir. Dua wanita asal suku minoritas Kuki yang mayoritas warganya beragama Kristen diarak dan diperkosa oleh massa dari kelompok suku mayoritas di sana. Selain banyak gereja dibakar, korban tewas akibat kerusuhan rasial tersebut sebanyak 140 orang tewas dan 60 ribu orang mengungsi pada sebulan terakhir.
“Pemerintah India harusnya segera dan secara serius mengatasi konflik yang menjadikan korbannya adalah rumah ibadah dan warga beragama minoritas, agar aksi kerusuhan berbau SARA seperti ini tidak berulang lagi dan lagi," ucapnya, Jumat (4/8/2023).
HNW menyatakan pelaku kriminal dan teror yang terbukti terlibat harus dihukum berat agar timbul efek jera, dan semua warga merasa aman karena hadirnya keadilan hukum dan marwah negara.
HNW berharap agar Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu) berperan aktif bila diminta membantu Pemerintah India untuk mengatasi persoalan terkait SARA tersebut, baik secara bilateral maupun bersama dengan organisasi-organisasi internasional dan negara-negara lain yang menolak segala bentuk terorisme dan intoleran. Misalnya, dengan bekerja sama melalui organ PBB, atau Organisasi Kerja Sama negara Islam (OKI) dan Sekjen Moslem World Leaque dalam mengatasi konflik yang menjadikan muslim dan masjid di India sebagai korban.
“Kerja sama semacam ini sangat penting untuk dibutuhkan, agar Pemerintah India juga dapat dibantu untuk mengakhiri ekstremisme, intoleran dan sikap radikal yang telah berlangsung beberapa tahun belakangan ini di negara tersebut," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |