Peristiwa Nasional

Refleksi HUT Ke-78 RI Waketum GM FKPPI (1): Dekap Merah Putih, Resapi Perjuangan dari Masa ke Masa

Kamis, 17 Agustus 2023 - 09:59 | 62.79k
Waketum GM FKPPI Ir R. Agoes Soerjanto. (foto: dok TI)
Waketum GM FKPPI Ir R. Agoes Soerjanto. (foto: dok TI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Detik-detik suci peringatan HUT ke-78 RI pukul 10.00 pada 17 Agustus 2023 didentumkan. Waketum GM FKPPI Ir R. Agoes Soerjanto MT membuat tiga seri tulisan untuk merefleksikan Kemerdekaan Republik Indonesia secara bersambung.

*** 

Advertisement

Dekap Merah Putih, semarak bendera yang berkibar di tiap penjuru tanah air, adalah tanda sebuah perjuangan. Perjuangan yang terentang panjang dari masa lalu, menyambung ke masa kini, dan akan terus berlanjut ke masa depan.

Kemerdekaan, adalah sebuah kata yang seolah sederhana, namun memiliki bobot yang begitu berat dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada 17 Agustus 1945, teriakan "Merdeka!" menggema. Membawa makna baru bagi negeri ini. 

Bukan sekadar terlepas dari belenggu penjajahan. Melainkan juga sebuah panggilan untuk membangun dan mempertahankan martabat bangsa.

"Sekali merdeka tetap merdeka!" Begitu tekad yang terpatri dalam hati para pendiri bangsa. Bagaimana perjuangan yang berliku itu menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda? Bagaimana menghargai setiap tetesan keringat dan darah yang telah tertumpah? Bagaimana menjadikan kemerdekaan sebagai inspirasi dalam memajukan negeri ini?

Sejarah mencatat, tak sedikit pejuang yang gugur dalam merebut kemerdekaan. Ada yang bertempur dengan senjata, ada yang mengorbankan harta, ada yang rela terkurung dalam penjara demi cita-cita yang mulia. Semua itu adalah bagian dari nyanyian jiwa bangsa yang tak pernah padam.

"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," pesan Bung Karno. 

Pesan yang sejatinya menjadi cahaya penerang bagi generasi muda. Tujuannya satu; agar tak lupa pada asal usul, pada perjuangan, pada makna kemerdekaan itu sendiri.

Generasi muda, sebagai penerus bangsa, harus menjadikan sejarah sebagai pijakan dalam melangkah. Dalam era globalisasi yang serba canggih, tantangan semakin besar. Akan tetapi, dengan memahami sejarah, kita tahu betapa kuatnya bangsa ini, betapa gagahnya para pejuang kala itu.

Bung Hatta pernah berkata, "Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan." 

Sebuah pesan yang mengingatkan kita bahwa kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga.

Dalam merajut masa depan yang gemilang, kita harus melanjutkan perjuangan. Bukan lagi melawan penjajah, melainkan melawan ketidakadilan, kemiskinan, dan kebodohan. Sebuah perjuangan yang tak kalah beratnya.

Marilah kita bersama-sama menegakkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Dengan semangat yang sama, dengan tekad yang sama, dengan cinta yang sama kepada tanah air. Indonesia, dengan segenap ragam budaya dan kekayaannya, adalah kita. Adalah aku. Adalah kamu.

"Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku seribu pemuda, niscaya akan kuciptakan sebuah dunia baru." Begitu kata Bung Karno.

Mari, generasi muda Indonesia, tunjukkan bahwa kita adalah penerus yang layak dari para pejuang kemerdekaan. Tunjukkan bahwa kita mampu melanjutkan estafet perjuangan ini, dari masa ke masa, dalam dekap merah putih yang kita cintai.

Menginjak jejak perjuangan para pahlawan, kita menyadari bahwa kemerdekaan adalah buah dari perjuangan yang gigih dan tekad yang kuat. Betapa banyak darah yang telah tumpah, betapa banyak air mata yang telah mengalir, semua demi satu kata: merdeka.

Memandang masa lalu adalah melihat cermin besar bangsa ini. Sebuah cermin yang mencerminkan identitas, nilai, dan semangat. Generasi muda harus menatap cermin itu dengan mata hati, menyelami makna di balik setiap peristiwa, memahami hikmah di balik setiap pengorbanan.

Dalam era digital ini, tantangan bangsa semakin kompleks. Kemajuan teknologi membawa peluang, namun juga menghadirkan ancaman. Pemuda harus berperan aktif dalam menghadapi dinamika zaman, dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga soal menjaga martabat, kehormatan, dan identitas bangsa.

Kita harus memaknai kemerdekaan sebagai semangat dalam berinovasi, berkreasi, dan berkontribusi. Seperti pesan B.J. Habibie, "Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan mencari ilmu pengetahuan." Ilmu pengetahuan adalah jembatan menuju masa depan yang gemilang.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Sumber daya alam yang melimpah, kekayaan budaya yang beragam, dan semangat gotong royong yang kuat adalah modal kita dalam bersaing di kancah internasional. Kita harus bersatu, bahu-membahu, dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

Pendidikan karakter, penanaman nilai-nilai nasionalisme, dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas adalah langkah konkret dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan. Kita harus melahirkan generasi muda yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia.

Mendekap Harapan

Dekap merah putih adalah dekap kasih dan harapan. Setiap kali bendera itu berkibar, kita teringat pada perjuangan, pada mimpi, pada harapan. Mari kita jaga bersama semangat itu. Mari kita jaga bersama dekap merah putih itu.

Bangsa Indonesia telah menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang tangguh. Dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, kita telah melewati berbagai rintangan. Dan kita akan terus melangkah, terus berjuang, dengan tekad bulat dan cinta yang tulus kepada tanah air.

Dalam dekap merah putih, nyanyian jiwa dari masa ke masa, kita bersatu, kita berjuang, kita bermimpi. Karena kita adalah Indonesia, dan Indonesia adalah kita. Kita adalah satu, dalam dekap merah putih yang heroik. (bersambung)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rifky Rezfany

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES