Masalah Stunting Erat Kaitannya dengan Isu Gender

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, menyatakan bahwa permasalahan stunting memiliki hubungan erat dengan isu gender. Menurutnya, kesenjangan dalam akses perempuan terhadap informasi dan pendidikan merupakan salah satu faktor utama terjadinya stunting pada anak.
Bintang Puspayoga menjelaskan, isu-isu yang dihadapi perempuan, seperti akses terhadap informasi, layanan, partisipasi, kontrol keputusan, persiapan perkawinan, kehamilan, menyusui, dan perkembangan anak, memiliki dampak signifikan terhadap munculnya stunting pada anak di masa depan.
Advertisement
"Oleh karena itu, hal ini menjadi masalah yang perlu diperhatikan secara serius dalam upaya mengurangi angka stunting," ucapnya dalam keterangan, di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Untuk mencapai penurunan angka stunting, yang merupakan salah satu fokus pembangunan berkelanjutan, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan semua sektor pembangunan, baik pada tingkat lokal, regional, maupun nasional.
Bintang Puspayoga menggarisbawahi pentingnya kerjasama lintas sektor dalam menangani stunting serta isu-isu terkait, seperti kesetaraan gender, perlindungan hak perempuan, dan perlindungan anak.
Menteri PPPA juga mengingatkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait stunting, yang merupakan ancaman bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
Indonesia saat ini menempati peringkat ke-4 di dunia dan ke-2 di Asia Tenggara dalam kasus stunting. Sekitar 30 persen atau 1 dari 3 anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak mencapai 21,6 persen, melebihi batas toleransi maksimal yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 20 persen. Hal ini sejalan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen.
Bintang Puspayoga juga mendukung Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sebagai langkah penting untuk memenuhi hak anak atas kesehatan.
"Program Gemarikan menjadi salah satu inisiatif nasional yang berdampak langsung dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting, yang masih menjadi ancaman serius bagi Indonesia dalam pencapaian pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul," ucapnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.