Peristiwa Nasional

Sanad Wirid Ijazah Kubro Pendekar Pagar Nusa, Memayungi Bumi Nusantara

Selasa, 24 Oktober 2023 - 13:18 | 104.66k
Presiden Jokowi saat memberikan arahan dan sambutan di hadapan ribuan Pendekar Pagar Nusa, Minggu (22/10/2023).(Dok.Pagar Nusa)
Presiden Jokowi saat memberikan arahan dan sambutan di hadapan ribuan Pendekar Pagar Nusa, Minggu (22/10/2023).(Dok.Pagar Nusa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA"Pagar Nusa. Hitam itu pasti. Putih itu suci. NKRI harga mati. Bela kiai sampai mati."

Sabtu, 21 Oktober 2023 malam. Selat Madura, penuh para pendekar berbaju hitam dan kibaran bendera hijau. Panji kehormatan perguruan silat Pagar Nusa.

Advertisement

Bendera hijau berkilauan itu, bergambar garis lintang, garis bujur, sembilan bintang, bola dunia serta tulisan Arab:  la gholiba illa billah dan trisula di dalam bentuk segi lima heksagonal.

La gholiba illa billah nampak dominan pada seutas pita di tengah bola dunia. Arti dari kalimat ini adalah, tidak ada mampu mengalahkan kecuali dengan pertolongan Allah. 

Semangat tersebut menggema dalam tiap dada anggota perguruan silat Pagar Nusa dari berbagai penjuru Nusantara. Melintasi ratusan kilometer jarak menuju Kota Surabaya. Barisan pendekar penuh suka cita mengusung pataka kehormatan.

Dengan satu harapan besar, mendapat barokah dan ilmu milik para kiai khos dalam acara Ijazah Kubro. Sebuah momentum emas bagi barisan pendekar laskar Nahdlatul Ulama.

Ijazah Kubro selalu berurai doa dan air mata. Pasrah memohon ridho Ilahi. Lautan dzikir dan shalawat bergema. Suara 25 ribu pendekar mengetuk pintu langit. Puncak dari segala puncak kerinduan tertinggi.

Tak ada keindahan selain silaturahmi. Di sana, Stadion Jala Krida Mandala, Bumi Morokrembangan Surabaya. Tepian Selat Madura. Puluhan ribu santri pendekar berkumpul bersama.

Mereka mendapat ijazah, ilmu, petuah dan hikmah dari 23 kiai khos. Ada KH Maimoen Zubair (Mbah Maimoen), KH Said Aqil Siradj, KH Abdul Hanan Masum, KH Abdul Ghofur, KH Nawawi Abdul Jalil, KH Abdullah Siroj, KH Agoes Ali Masyhuri, KH Ayip Abdullah Abbas, KH Rofiuddin Mufassir, KH M Anwar Manshur, KH Ahmad Musthofa Bisri dan KH Abdullah Kafabihi Mahrus.

Masih ada nama kiai tersohor lain. Beliau adalah KH Miftachul Akhyar, KH Yahya Cholil Staquf, KH Dimyati Rois, KH Ma'ruf Amin, KH Nurul Huda Jazuli, Habib Luthfi Bin Yahya, KH Muhtadi Dimyati, KH Ratu Bagus Syah Ahmad Syar'i Mertakusuma, KH Raden Kholil As'ad Syamsul Arifin, KH Achmad Muzakki Syah dan KH Badrul Huda Zainal Abidin.

Pagar-Nusa.jpgBarisan Pendekar Pagar Nusa dari Pulau Dewata, Minggu (22/10/2023).(Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Ijazah Kubro adalah agenda rutin lima tahunan. Para santri berbondong-bondong demi memburu barokah dan kekuatan batin peninggalan para ulama terdahulu. Ngalap berkah dari para kiai serta silaturahmi antar anggota. Dari Sabtu malam hingga Minggu siang.

Selain ijazah, para santri juga bisa meminum air doa (air asma’) dan mengikuti istighotsah tirto perwitosari atau ‘mandi doa’ dari sembilan mata air.

Ijazah Kubro Pagar Nusa berlangsung lima tahun sekali. Wajib hukumnya bagi para pendekar untuk hadir. Setidaknya, mereka mewajibkan dirinya sendiri. Sebab, Ijazah Kubro adalah muara dari segala doa dan sanad ilmu paling mulia.

Namun, Ijazah Kubro tahun ini memang terasa lebih istimewa. Karena bertepatan Hari Santri dan Pengukuhan Pimpinan Pusat (PP) Pagar Nusa Masa Khidmah 2023-2028. Gus Muchamad Nabil Haroen menjadi ketua umum.

Pengukuhan Pengurus Pusat Pagar Nusa berdasarkan Surat Keputusan PBNU Nomor 246/PB.01/A.II.01.37/99/10/2023. Sejumlah nama petinggi negara masuk dalam susunan struktur kepengurusan PP Pagar Nusa masa khidmat 2023-2028.

Presiden Jokowi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian tercatat sebagai dewan pembina.

Minggu, 22 Oktober 2023. Presiden Jokowi, Sang 'Bapak Keppres' Hari Santri turut menjadi saksi. Istimewanya lagi, tahun ini adalah tahun terakhir kepemimpinan presiden dua periode tersebut.

Pagar Nusa mendapat amanah penting menjadi 'Benteng Nusantara' di tengah tantangan global. Tak main-main, amanah langsung dari pemimpin negeri. 

Pagar Nusa memang istimewa. Terlihat dari cara Presiden Jokowi memberikan apresiasi dengan mengenakan seragam kebesaran perguruan silat milik para kiai Nahdlatul Ulama. 

Seragam Jokowi berwarna putih bersih. Model jas. Ia juga bersarung dan selendang hijau. Seragam khusus acara-acara istimewa Pagar Nusa.

Presiden Jokowi menyampaikan kata sambutan penuh hormat. Kepada jajaran menteri-menterinya, Ketua Umum Pagar Nusa Gus Nabil Haroen beserta seluruh jajaran pengurus, para kiai beserta ibu nyai, Guru Besar Pagar Nusa dan seluruh pendekar.

Di samping kanan kiri presiden, duduk Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia, Prabowo Subianto serta jajaran menteri. Ada juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir yang juga Menteri BUMN. Panglima TNI, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Listyo Sigit Prabowo.

Bahkan, tiga kepala staf lintas matra, turut hadir serta. Kepala staf angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Tak ketinggalan, orang nomor satu di Jatim, Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

"Pertama-tama, saya ingin menyampaikan ucapan selamat atas penyelenggaraan Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa masa khidmat 2023-2028 acara yang diselenggarakan pada pagi hari ini bersamaan dengan peringatan Hari Santri yang kita maknai sebagai mewariskan semangat Hari Santri hari kepada keluarga besar Pagar Nusa," kata Presiden Jokowi.

Semesta mendukung. Acara Ijazah Kubro dan Pengukuhan PP Pagar Nusa ini berlangsung di Surabaya. Kota Resolusi Jihad. Bertepatan momentum Apel Hari Santri pada 22 Oktober 2023. Dari Tugu Pahlawan lokasi puncak perayaan, Presiden Jokowi langsung bertolak menuju Stadion Jala Krida.

Bertemu para pendekar yang datang dengan kebanggaan dan rasa hormat.

Karena, 22 Oktober 1945 terjadi peninggalan sejarah yang sangat penting, peristiwa akbar.  Kala itu, PBNU menyampaikan seruan jihad untuk mempertahankan kemerdekaan. Melawan penjajah adalah fardhu ain dan meninggal gugur tewas saat berperang melawan musuh itu hukumnya adalah mati syahid.

"Fatwa ini luar biasa dan kemudian kita peringati sebagai Hari Santri. Tujuan Hari Santri ini sangat mulia. Yaitu mengingat, mengenang dan meneladani perjuangan kaum santri dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia," Presiden Jokowi sejenak terdiam. 

Presiden Jokowi berharap kepengurusan Pagar Nusa yang baru harus mengembangkan program-program membentengi Nusantara, menjaga dari berbagai ancaman perusak karakter dan jati diri bangsa.

"Marilah, saya mengajak mengasah terus meningkatkan rasa cinta  dan bangga kepada bangsa kita dengan menjaga kedaulatan bangsa melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Nusantara," ungkapnya.

"Saya titip kita semuanya harus menjaga jangan sampai yang sering kita baca, yang sering kita dengar antara perguruan pencak silat berantem, berkelahi tapi saya yakin, Pagar Nusa tidak ada yang seperti itu. Justru menjaga, justru mendamaikan. Setuju?," demikian tanya Jokowi.

Sebagaimana kata Gus Maksum Jauhari, Pendiri Pagar Nusa, seorang pesilat harus mampu memberikan ketentraman bagi lingkungannya. Bukan justru meresahkan lingkungannya.

Begitu pula harapan Presiden Jokowi. Pagar Nusa dapat mendamaikan para perguruan silat. Karena semua adalah satu saudara.

"Kita semua ini sedulur semua adalah sebangsa saudara dan setanah air, sehingga persatuan yang kuat harus terus kita jaga agar kita semakin kuat dan tangguh melewati berbagai rintangan dan tantangan-tantangan perubahan dunia yang sekarang ini sangat cepat," ucap Jokowi disambut tepuk tangan para pendekar.

Dapat Tugas Khusus dari Presiden 

Presiden Jokowi juga menitipkan pesan agar Pendekar Pagar Nusa, bersama-sama  menjaga Pemilu damai. Tahun politik, tahun penting dalam proses demokrasi di negeri ini. Tahun depan, 2024 merupakan puncak pesta hak suara.

"Kita jaga bersama-sama dan kita pastikan berjalan dengan lancar dan baik dan memastikan keberlanjutan pembangunan yang telah kita lakukan," tutur Jokowi di hadapan ribuan Pendekar Pagar Nusa.

Pemilu 2024 harus dipantau dan dijaga. Menolak fitnah dan hoaks, menolak saling merendahkan dan saling menjelekkan. Kendati demikian, Presiden Jokowi tak serta merta memaksakan kehendaknya. 

Karena itulah, ia selalu menyelipkan ujung tanya, setuju? Agar kesepakatan itu berjalan secara demokratis dan bertanggungjawab.

"Kita lawan upaya upaya yang memecah belah bangsa setuju?," tanya Jokowi.

Para Pendekar Pagar Nusa dengan lantang menjawab," Setuju!,".

"Kita ini boleh berbeda pilihan beda pilihan itu biasa, beda pilihan itu wajar, tapi jangan sampai mengoyak persatuan kita. Pemilu adalah ajang kontestasi gagasan dan ide, menawarkan ide inovasi dan solusi," ungkap Jokowi memberikan pemahaman.

Pemilu bukan sekadar pesta demokrasi. Tetapi juga sebagai modal untuk menyampaikan lompatan-lompatan kemajuan, bukan ajang saling memfitnah. 

"Jadi tolong, kalau nanti ada yang saling fitnah di bawah, saling menjelekkan di bawah, itu tugasnya Pagar Nusa untuk mendamaikan. Tugasnya Pagar Nusa untuk menyejukkan," pintanya.

Jokowi juga mengukuhkan Pengurus Pusat Pagar Nusa Masa Khidmah 2023-2028.  Terakhir, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat bertugas selamat bekerja kepada Ketua Umum PP Pagar Nusa dan seluruh jajaran masa khidmat 2023-2028.

"Selamat berkhidmat bagi kemajuan Indonesia," kata Jokowi.

Pesisir Selat Madura semakin terasa sejuk oleh dukungan pemimpin nomor satu di negeri ini. Sebuah dukungan luar biasa kepada para Pendekar Pagar Nusa, garda depan pelindung kiai dan pemersatu bangsa.

Presiden Jokowi merupakan presiden kedua yang menghadiri acara Pagar Nusa setelah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dalam kesempatan ini, Jokowi bahkan mengenakan seragam kehormatan Pagar Nusa.

Pada puncak acara, Pagar Nusa menyuguhkan pagelaran Nusa Wiraga, Nusa Wirasa dan Nusa Wirama. Para pendekar menampilkan ragam gerakan seni pencak silat memukau. Doa dan shalawat saling bertautan.

Pertunjukan koreografi 99 pendekar pencak kolosal mendapat pengawalan khusus pasukan inti TNI/Polri yang juga merupakan bagian keluarga besar Pagar Nusa.

Mereka menari seni bela diri indah diiringi 101 personil orkestra dan paduan suara. Salah satu Duta Pagar Nusa, Abah Lala mendendangkan beberapa lagu penghibur. Hari santri adalah milik santri. Hari santri menjadi bagian napas Pendekar Pagar Nusa.

Di deretan depan, 10 perguruan historis dan enam perguruan silat besar turut menjadi undangan kehormatan.

Ketua Umum Pagar Nusa Gus Muchamad Nabil Haroen berdiri tegak menghaturkan rasa terima kasih.

"Ini merupakan kebanggaan dan kebahagiaan untuk kami. Presiden sebelumnya, presiden pertama yang hadir di acara Pagar Nusa menggunakan pakaian yang dipakai Pak Jokowi hari ini adalah almarhum KH Abdurrahman Wahid," ungkap Gus Muchamad Nabil Haroen.

Ia memandangi sekeliling. Ribuan pendekar baju hitam tak gentar tetap tegak berdiri di bawah terik matahari siang itu. 

Di Tanjung Perak, Stadion Jala Krida Mandala, Bumi Morokrembangan. Tepi Selat Madura. Sebuah lokasi bersejarah. Mereka bersama-sama berikrar dalam hati.

Gus Muchamad Nabil Haroen menjeda sejenak ingatan para santri pendekar ini. Pada tahun 1945 menjelang 10 November. Tentara sekutu dan NICA mendarat di sini. Sebuah pelabuhan legendaris saksi bisu perjuangan. Mereka dipukul mundur oleh serangan para santri. 

"Penjajah dikalahkan oleh para santri-santri kita," kata Gus Nabil Haroen tersenyum bangga.

Pagar Nusa Barisan Pendekar Pemersatu Bangsa 

Sementara itu di dalam area acara dan luar perbatasan. Pengamanan berjalan kondusif. mengacu pada prosedur tetap (Protap) pengamanan VVIP di bawah komando Ketua Panitia, Letjen Purn Ganip Warsito. Ia juga merupakan Wakil Ketua Umum PP Pagar Nusa.

Letjen Ganip Warsito menerjunkan 450 Pasukan Inti (Pasti) Pagar Nusa. Pasukan khusus tingkatan strip  tertinggi. Mereka fokus pada pengamanan internal. Menyebar di tiga titik lokasi. Termasuk di batas kota maupun kabupaten tempat keberangkatan para pendekar. 

Minggu, 22 Oktober 2023 pagi. Puluhan Pendekar Pagar Nusa Pulau Dewata, Bali tiba di Bumi Morokrembangan Surabaya. 

Rombongan berangkat sejak semalam, naik bus, kemudian numpang armada kapal ferry, membelah Selat Bali. Total 60 orang datang, berombongan, berburu barokah kiai.

Hari Santri 2023 memang sangat istimewa. Perayaan tahun ini berlangsung di kota kelahiran Resolusi Jihad. Sebuah fatwa keramat tentang perjuangan membela negara. 

Semangat itu menular pada barisan lintas zaman. Termasuk Pendekar Pagar Nusa, lini bela diri di bawah komando Kiai Nahdlatul Ulama.

Pergerakan Pagar Nusa kian masif hingga ke Pulau Dewata. Para pendekar ini menebarkan syiar keindahan Islam lewat ilmu seni bela diri. Menjaga nilai tradisi, tanpa merusak keyakinan penduduk asli.

Pagar Nusa di Bali semakin berkembang. Setidaknya begitulah gambaran dari Pelatih Unit Muhajirin PAC Pagar Nusa Kuta, Mahsun Arifandi.

"Alhamdullillah kalau di Bali, Pagar Nusa sudah semakin pesat. Di Badung sendiri sudah banyak unit meskipun dibilang masih muda. Namun alhamdullillah, sudah banyak yang ikut andil dan juga berkembang di setiap unit-unitnya itu," kata Mahsun.

Persebaran Pagar Nusa meliputi Denpasar, Badung dan Kuta. Pengurus Wilayah (PW) Pagar Nusa ada di Denpasar. Pengurus Cabang (PC) di Badung dan Pengurus Anak Cabang (PAC) Pagar Nusa di Kuta. 

"Kalau di Kuta, kita ada tiga PAC dan saat ini sudah mulai ada perkembangan lagi untuk menambah unit," sambungnya.

Bali, identik sebagai Pulau Dewata. Mayoritas masyarakat beragama Hindu. Tapi, Pagar Nusa tak pernah membatasi diri. Pagar Nusa adalah milik semua, penjaga bangsa, pelindung kiai, menghormati nilai-nilai pluralisme.

"Kalau di sana itu kita bebas, kulturnya itu bebas bahkan yang di lain agama pun boleh ikut masuk. Bahkan sudah ada yang disahkan sebagai anggota. Karena ini sebagai syiar dakwah kita untuk mengenalkan bagaimana indahnya Islam," tutur Mahsun.

Rata-rata anggota baru Pagar Nusa adalah anak-anak muda. Bahkan, ada anggota bule. Mereka ikut latihan dan sudah disahkan sebagai anggota.

Perekrutan anggota baru berlangsung setahun sekali melalui serangkaian tes. Pagar Nusa menanamkan sebuah doktrin mulia.

"Kami tekankan kepada seluruh Anggota Pagar Nusa bahwa Pagar Nusa ini melindungi. Tujuan utamanya melindungi NU, melindungi kiai dan juga bangsa. Jadi, persilatan memang banyak. Cuma yang fokus untuk melindungi Nahdatul Ulama,  melindungi Kiai Nahdatul Ulama ya kita, orang-orang Pagar Nusa gitu," ujar Mahsun.

Karena rasa takdzim kepada kiai itulah, mereka datang berbondong-bondong mengikuti Ijazah Kubro lima tahunan di Surabaya. Bertepatan Hari Santri 2023. Dibuka langsung oleh Presiden Jokowi.

Mereka berombongan naik bus membelah selat, berjam-jam di perjalanan, dari malam menuju pagi.

"Nyampai sini tadi sekitar jam enam pagi," jawab Mahsun.

Sebagian rombongan bisa masuk. Sebagian harus tertahan karena sterilisasi area dan kapasitas. Memang, peserta Ijazah Kubro membludak.

"Motivasi kami nggak lain untuk meramaikan acara Pagar Nusa, kemudian juga ikut andil dalam meramaikan Hari Santri yang diadakan oleh Nahdatul Ulama," ungkapnya.

Ijazah Kubro adalah sebuah kesempatan emas dan berharga. Berlaku lima tahun sekali.

"Karena ini diadakan kembali, maka sebuah kesempatan besar bagi kami untuk juga menghadiri meramaikan acara ini," ujar Mahsun seraya menunggu acara kepresidenan selesai. Karena setelah itu ia bisa segera masuk area. Berburu air doa dan wirid bersanad dari para kiai sepuh.

Begitu pula para pendekar dari Ngancar, sebuah desa di lereng Gunung Kelud. Naik motor berangkat dini hari. Setengah empat menuju subuh. 

Empat perwakilan pendekar menuju Surabaya. Kang Rizky, Willy, Irfan dan Refi. Mereka sampai di lokasi pukul setengah tujuh. Pelatih sudah tiba terlebih dahulu sejak semalam naik bus. Ada tiga unit bus.

"Kami ke sini ikut Ijazah Kubro. Sering ikut ijazah sughro," ujar Kang Rizky.

Ada kebanggaan mereka datang. Ada pula alasan mengapa mereka memantapkan diri ikut Pagar Nusa.

"Soalnya pendirinya jelas, kiai," ungkap Kang Rizky tegas. 

Di Kediri, banyak pendekar santri bagian dari denyut nadi Keluarga Besar Pagar Nusa. Terutama, karena kemasyhuran Gus Maksum dan 'kesaktian' nya yang telah melegenda. 

Jejak Pendekar Santri Bela Kiai

Literatur Pagar Nusa telah mengungkap sisi lain kehidupan lingkungan pondok pesantren.

Pondok pesantren tidak terlepas dari kemampuan santri menguasai berbagai ilmu bela diri pencak silat selain ilmu agama.

Pencak silat ternyata sudah ada di lingkungan pesantren sejak zaman pra kemerdekaan. Ketika perang menuju kemerdekaan, peran pendekar santri sangat luar biasa.

Mereka turut mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi. Indonesia berhasil memperoleh kemerdekaan dengan darah dan perjuangan. Setelah itu, perang usai. Waktu terus berlalu. 

Setelah sekian lama tidak terkoordinir, pendekar pejuang yang masih ada, kemudian berkumpul. Pada tahun 1985, para kiai bermusyawarah di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng. 

Mereka membentuk sebuah wadah bernama Pagar Nusa. Pada tanggal 3 Januari 1986, organisasi itu diresmikan di Lirboyo dengan menunjuk KH Abdulloh Maksum Jauhari (Gus Maksum) sebagai ketua umum. 

"Kalau secara resmi, kami lahir tahun 1986. Namun secara aktivitas, sebenarnya pendekar-pendekar NU ini sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan," ungkap Ketua Umum PP Pagar Nusa, Gus Muchamad Nabil Haroen.

Meskipun tumbuh subur di Jawa Timur, cikal bakal pencak silat sebenarnya lahir dari pesantren di Jawa Barat. Kemudian tersebar di berbagai daerah. 

Ada sekitar 400 aliran dan perguruan silat bernaung di bawah Pagar Nusa. Karena Pagar Nusa tidak hanya mengurus masalah bela diri prestasi, namun juga bela diri tradisi.

Bela diri tradisi memiliki ruang lebih besar jika dibandingkan bela diri prestasi. 

"Kalau pencak silat itu ada dua kamar. Satu, kamar pencak silat prestasi. Kedua, kamar pencak silat tradisi ini memiliki porsi kamar mencapai dua pertiga," kata Gus Nabil.

Jurus-jurus di pencak silat prestasi sangat terbatas. Jurus melumpuhkan dan mematikan tidak boleh masuk. Maka, untuk jurus-jurus itu masuk dalam pencak silat tradisi. 

"Bahkan 80 persen perguruan maupun aliran silat yang ada di Jawa Barat itu rata-rata nggak mau gabung di IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) karena mereka lebih banyak tradisi," tandas Gus Nabil.

Fungsi pencak silat bagi Pagar Nusa bukan sekadar olah fisik. Tapi juga olah spiritual sebagai benteng pertahanan diri serta kesehatan fisik maupun mental.

Salah satunya adalah melakukan ijazah kubro maupun ijazah sughro sebagai bagian dari upaya olah spiritual.

Pagar Nusa adalah milik kiai. Para pendekar menjalankan perintah dan mendapat ijazah dari para kiai. Ijazah sendiri adalah doa wirid bersanad sampai pada Rasulullah. 

Ijazah adalah sebuah tradisi di lingkungan pesantren. Masing-masing pendekar bisa memiliki puluhan hingga ratusan ijazah. Namun memang pelaksanaan sesuai kapasitas masing-masing santri.

"Kalau kiai perintah apa, kami siap melaksanakan. Makanya kami punya slogan bela kiai sampai mati," kata Gus Nabil.

Sementara itu, Pendekar Pagar Nusa memiliki enam tingkatan. Mulai strip putih sampai strip hitam. Dengan kemampuan bela diri tradisi mumpuni, Pagar Nusa siap mengabdi menjadi benteng Nusantara sebagaimana arahan Presiden Jokowi. Membela kiai sampai mati.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES