Skadron Udara 700 Perkuat Kekuatan Tempur UAV TNI AL

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Muhammad Ali, telah mengungkapkan rencananya untuk mengembangkan Skadron Udara 700 Pusat Penerbang TNI AL (Puspenerbal) yang saat ini mengoperasikan unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat nirawak TNI AL. Dengan langkah ini, kekuatan UAV Angkatan Laut akan semakin meningkat.
Dalam sebuah konferensi pers setelah upacara serah terima jabatan (sertijab) di Markas Besar TNI AL (Mabesal), Jakarta, Laksamana Ali menjelaskan pentingnya pengembangan Skadron "Drone" ini, mengingat teknologi persenjataan dan peperangan saat ini serta ke depannya semakin melibatkan perangkat tanpa awak.
Advertisement
"Ke depan tentu saja kami akan mengembangkan Skadron UAV, kemudian semua yang terkait dengan peralatan nirawak yang bisa diterbangkan, karena dengan kemajuan peperangan saat ini, yang kita lihat di Ukraina, di Timur Tengah, di Palestina, adalah bagaimana drone sangat efektif digunakan dalam peperangan," ujar Laksamana Ali.
Oleh karena itu, Laksamana Ali memberikan instruksi kepada Laksamana Pertama TNI Sisyani Jaffar yang baru saja resmi menjabat untuk fokus pada pengembangan UAV dan teknologi nirawak lainnya. Ini termasuk dalam pembinaan kemampuan prajurit agar mereka mampu mengoperasikan pesawat nirawak tersebut.
"Tentu saja, Puspenerbal harus menguasai ini, dan kami akan memperhatikan prestasi dan jenjang karir mereka, terutama dalam (pembinaan) pilot-pilot (pesawat) tanpa awak," kata Kepala Staf TNI AL.
Skadron Udara 700/Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA) Puspenerbal telah dibentuk secara resmi oleh TNI AL pada Juni 2021, ketika Angkatan Laut dipimpin oleh Laksamana TNI Yudo Margono yang saat ini menjabat sebagai Panglima TNI. Skadron ini bermarkas di Juanda, Surabaya, Jawa Timur.
Saat ini, Skadron 700/PUTA mengoperasikan drone ScanEagle buatan Amerika Serikat dari anak perusahaan Boeing, Insitu Inc. TNI AL saat ini mengoperasikan setidaknya 14 drone ScanEagle, yang merupakan hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat, utamanya untuk patroli maritim. Meskipun hibah, tetap ada anggaran yang dialokasikan untuk integrasi sistem drone ScanEagle ke sistem pertahanan udara TNI AL. Integrasi sistem ScanEagle saat itu dikerjakan oleh PT Len.
Drone ScanEagle dapat beroperasi pada ketinggian di atas 15.000 kaki (4.572 meter) selama lebih dari 20 jam. Kecepatan terbang ScanEagle sekitar 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam. Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 meter.
Selain ScanEagle, Skadron Udara 700/PUTA Puspenerbal juga mengoperasikan drone Schiebel Camcopter S-100 buatan Austria dari Mitraco. Setidaknya ada 10 prajurit TNI AL dari Skadron Udara 700/PUTA yang telah menerima pelatihan sistem operasi Schiebel Camcopter S-100 pada 11–29 September 2023.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |