Maklumat Dewan Presidium Konstitusi, Ketua DPD RI Prihatin Indonesia Krisis Negarawan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengadakan kegiatan Penyampaian Maklumat Dewan Presidium Konstitusi di Hari Pahlawan 2023 di Ruang Pustakalola, Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jumat 10 November 2023. Kegiatan dihadiri perwakilan tokoh dari seluruh daerah di Indonesia.
"Hari ini, Indonesia memanggil. Hari ini, Indonesia mengumpulkan kita. Dalam satu kesadaran bersama. Bahwa bumi pertiwi ini membutuhkan bakti dan kesetiaan kita, untuk berjuang demi bangsa dan negara," kata Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat membuka kegiatan tersebut.
Advertisement
Ditegaskan LaNyalla Mattalitti, bumi pertiwi membutuhkan bakti dan kesadaran kita untuk berjuang demi bangsa dan negara agar Indonesia lebih berdaulat, adil dan makmur. Sesuai cita-cita dan tujuan lahirnya negara ini. Perwakilan tokoh lintas SARA dari berbagai daerah ditekankan dia berkumpul tidak untuk berbicara soal politik praktis.
"Hari ini, kita tidak berbicara soal kontestasi perebutan kekuasaan. Tetapi kita berbicara tentang Indonesia Raya," ucapnya.
Para tokoh juga berkumpul untuk Indonesia yang tanahnya dipenuhi darah para pahlawan. Dimana mereka memiliki harapan, agar generasi setelah mereka, hidup lebih baik dan memiliki jati diri serta semangat kebangsaan yang tinggi. Meski dalam kenyataannya saat ini Indonesia krisis negarawan, karena semua lembaga negara berpolitik praktis.
"Politik untuk meraih kemenangan - kemenangan semu. Politik untuk saling menjatuhkan. Politik untuk memuaskan hasrat kekuasaan dan kekayaan semata, tetapi melupakan amanat para pendiri
bangsa dan melupakan sumpah jabatan," sebut LaNyalla.
Menurut Ketua DPD, rakyat Indonesia masih terus memanjatkan doa-doa untuk kebaikan negeri ini. Sayangnya, di saat yang sama banyak saudara-saudara kita yang saling caci-maki antar sesama. Semua itu terjadi karena banyak diantara kita yang menjadi orang lain, menjadi bangsa lain. Dan kehilangan nilai dan jati diri.
Padahal cita-cita para pendiri bangsa sudah sangat jelas dan terang benderang, bahwa bangsa ini telah memiliki nilai-nilai agung yang digali dari bumi nusantara yaitu Pancasila sebagai Falsafah Hidup. Para pendiri bangsa telah bersepakat, bahwa Falsafah Hidup Bangsa yang terkandung di dalam Pancasila adalah Azas dan Sistem Bernegara Indonesia. Yakni Sistem yang mendasarkan kepada spirit Ketuhanan.
"Sistem yang memanusiakan manusia, sistem yang merajut persatuan, sistem yang mengutamakan musyawarah perwakilan para hikmat dan sistem yang bertujuan mewujudkan keadilan sosial," ucap LaNyalla.
Tetapi sistem yang belum pernah secara benar diterapkan di era Orde Lama maupun Orde Baru itu telah dikubur dan diganti dengan Sistem Bernegara baru. Sistem bernegara ala barat yang individualis dan liberalis. Melalui kecelakaan perubahan Konstitusi yang terjadi di tahun 1999 hingga 2002, Bangsa Indonesia kehilangan satu Sistem Tersendiri.
"Kita telah sampai pada satu titik. Untuk bertekad bulat, mengembalikan Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa dan Negara. Demi Indonesia yang berdaulat dan bermartabat," ucapnya.
Penyampaian Maklumat Dewan Presidium Konstitusi sendiri dibacakan oleh Wakil Presiden RIke VI, yang juga Panglima ABRI ke IX, Jenderal Purnawirawan Haji Try Sutrisno. Maklumat sebagai sebuah tuntutan kepada MPR RI dan seluruh Lembaga Negara di Indonesia, untuk Kembali Kepada Pancasila dengan menerapkan Sistem Bernegara Sesuai Rumusan Pendiri Bangsa. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |