Peristiwa Nasional

Gunung Anak Krakatau kembali Meletus, Lontarkan Abu Hitam Setinggi 800 Meter

Minggu, 03 Desember 2023 - 10:16 | 30.06k
Foto dari kamera pengawas milik PVMBG yang menunjukkan lontaran abu dari puncak gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (3/12/2023). (foto: PVMBG/ANTARA)
Foto dari kamera pengawas milik PVMBG yang menunjukkan lontaran abu dari puncak gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (3/12/2023). (foto: PVMBG/ANTARA)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAGunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung kembali meletus. Erupsi Gunung Anak Krakatau ditandai dengan semburan abu vulkanik setinggi 800 meter dari puncak gunung api aktif tersebut.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa kejadian erupsi tercatat pada Minggu, 3 Desember 2023, pukul 09.08 WIB.

Advertisement

Informasi tentang erupsi tersebut terdeteksi melalui seismogram dengan amplitudo maksimum 72 milimeter dan berlangsung selama kurang lebih 34 detik. Kolom abu yang dihasilkan memiliki warna hitam dengan intensitas tebal yang condong ke arah barat laut.

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, menyatakan bahwa saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada status level III atau siaga.

PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk menjauhi Gunung Anak Krakatau dan tidak melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer dari kawah aktifnya.

Andi menjelaskan bahwa pemukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau terletak di Pulau Sebesi, yang berjarak sekitar 16,5 kilometer. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat dan nelayan agar tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau dalam radius lima kilometer.

"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III, siaga, dengan rekomendasi bagi masyarakat, nelayan, dan pendaki gunung untuk tidak mendekati gunung dalam radius lima kilometer," ujarnya.

Sejak kemunculannya pada bulan Juni 1927, Gunung Anak Krakatau telah mengalami erupsi secara berulang kali, menyebabkan pertumbuhan dan ketinggian gunung semakin bertambah. Jenis letusan Gunung Anak Krakatau mencakup erupsi eksplosif dan erupsi efusif, dengan periode istirahat letusannya berkisar antara satu hingga enam tahun. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES