Peristiwa Nasional

Menag Ajak Negara-Negara Asia-Afrika dan Amerika Latin Perkuat Moderasi Beragama

Rabu, 20 Desember 2023 - 11:57 | 32.06k
Wamenag bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan duta besar negara sahabat serta tamu undangan lainnya saat membunyikan angklung sebagai tanda dibukanya KMBAAA. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia) 
Wamenag bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan duta besar negara sahabat serta tamu undangan lainnya saat membunyikan angklung sebagai tanda dibukanya KMBAAA. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia) 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) resmi dibuka oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, yang diwakili oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki, Rabu (20/12/2023) do Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.

Wamenag yang membacakan sambutan Menag dalam pembukaan KMBAAA mengatakan bahwa 68 tahun silam, Konferensi Asia Afrika (KAA) terselenggara di gedung bersejarah ini. “Hari ini kita berkumpul di Gedung Merdeka ini mengenang pada tahun 1955 atau 68 tahun silam diselenggarkan KAA,” ucapnya. 

Advertisement

Menag mengatakan penyelenggaraan KMBAAA di Gedung Merdeka menjadi peristiwa yang penting, selain sebagai ajang konferensi akademik, di sisi lain menjadi pengingat spirit solidaritas Bangsa Asia Afrika dan Amerika Latin. “Spirit solidaritas sebagai nilai historis KAA sepatutnya diteladani dan diinternalisasikan dalam implementasi pengembangan karakter warga negara saat ini,” katanya. 

Menag mengungkapkan, Indonesia yang memiliki keragaman agama dan keyakinan merupakan anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia yang mendasari perilaku warga negara dan negara yang menempati posisi penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.

“Keragaman ekspresi beragama dan keyakinan memang berpotensi baik dalam pengamalan ajaran agama, tetapi di sisi lain mempunyai tantangan-tantangan keberagamaan, diantaranya berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem),” ungkapnya. 

“Di sinilah urgensi moderasi beragama, yang merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa. Di Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah ber-Indonesia dan ber-Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama,” sambungnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Menag mengajak para delegasi yang hadir di KMBAAA untuk turut serta menguatkan moderasi beragama sebagai solusi dunia dalam upaya perdamaian dunia. “Saya berharap Gerakan Moderasi Beragama menjadi gerakan wawasan global untuk mengatasi konflik yang masih terjadi,” tandas Menag.

Hadir dalam pembukaan KMBAAA diantaranya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, para Duta Besar Negara dan yang mewakili serta pejabat dilingkungan Kementerian Agama (Kemenag). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES