Peristiwa Nasional

Mahfud MD: Ada Pihak yang Minta Rektor Buat Pernyataan Jokowi Orang Baik dan Negarawan

Selasa, 06 Februari 2024 - 14:56 | 36.93k
Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD. (FOTO: Facebook)
Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD. (FOTO: Facebook)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD mengaku mendapatkan laporan soal adanya sejumlah rektor dibeberapa universitas didesak untuk membuat pernyataan bahwa Presiden RI Jokowi (Joko Widodo) adalah sosok baik dan negarawan.

Diketahui, pernyataan tersebut diduga sebagai tandingan. Dimana, beberapa belakangan ini banyak universitas negeri dan swasta yang memberikan kritik pada Presiden Jokowi soal netralitas di Pemilu 2024.

Advertisement

"Itu adalah laporan kepada saya dari beberapa rektor disuruh membuat pernyataan yang menyatakan bahwa Pak Jokowi itu orangnya negarawan, baik. Kedua, Pak Jokowi berhasil mengatasi krisis. Yang ketiga, pemilu berjalan baik dan sebagainya," kata Mahfud MD di Yogyakarta, dikutip TIMES Indonesia, Selasa (6/2/2024).

Mantan Menkopolhukam itu mengaku, pernyataan itu diatur dengan keterangan yang sama. Mahfud MD mengatakan, ada juga rektor yang langsung menolak untuk membuat petisi tersebut.

"Lalu ada yang tidak mau (membuat pernyataan Jokowi sosok negarawan dan baik). Seperti Rektor Universitas Soegiyopranoto memberi tahu kepada kami, 'kami disuruh membuat seperti ini. Ini teman kami sudah membuat pernyataan seperti ini'. Ada pernyataan rektor yang sama kayak template. Ada yang samar-samar dan sebagainya," katanya.

Mahfud MD menegaskan, bahwa paksaan terhadap para rektor untuk membuat petisi bahwa Presiden Jokowi sosok negarawan dan baik tersebut adalah tidak sehat bagi demokrasi.

"Menurut saya itu kurang sehat membuat tandingan-tandingan itu memecah belah masyarakat. Memecah belah kampus juga, oleh sebab itu kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik itu harus dihormati," jelasnya.

Mahfud MD mengatakan, pada masa Orde Baru, kebebasan akademik masih ada. Oleh karenanya, sangat tidak sehat jika saat ini masih ada tekanan terhadap pihak kampus. "Seotoriter zaman Soeharto pun kebebasan member akademik itu masih relatif cukup didengarkan dan masih berwibawa," ujarnya.

Mengaku di Luar Dugaan 

Sementara itu, Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar mengaku kaget. Banyak kampus yang ramai-ramai mengkritik Presiden Jokowi soal netralitas di Pemilu 2024. "Ini di luar dugaan saya dan saya termasuk terkaget-kaget ya," katanya kepada media.

Ketua Umum PKB itu pun menyampaikan, bahwa kritik dari banyak kampus tersebut harus menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah.

"Menurut saya ini peringatan keras buat kita semua, termasuk pemerintah, presiden, kita semua partai-partai. Peringatan yang kalau kita tidak perjuangkan bisa jadi bumerang buat bangsa kita," ujarnya.

Diketahui, beberapa belakangan ini ramai-ramai kampus mengkritik Presiden Jokowi. Mereka membuat petisi dan mendesak agar Kepala Negara netral di Pemilu 2024. Kampus terhadap antara lain seperti UI, UGM, UII, UMJ, UMY dan kampus negeri dan swasta lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES