Awal Puasa Ramadan Muhammadiyah dan NU Berbeda, Begini Komentar Haedar Nashir

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Awal Puasa Ramadan tahun 2024 ini Muhammadiyah dan NU berbeda. Organisasi yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan tersebut memulai pada tanggal 11 Maret, sedangkan organisasi yang didirikan oleh Kiai Hasyim Asy'ari pada tanggal 12 Maret.
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir meminta, dengan perbedaan awal Puasa Ramadan tersebut masyarakat tak perlu ribut. Termasuk di media sosial.
Advertisement
"Jadi, kalau berbeda ya malah tidak perlu ribut, termasuk di media sosial. Apalagi saling menghujat dan saling menyalahkan," katanya dikutip TIMES Indonesia dari laman resmi Muhammadiyah, Senin (11/3/2024).
Menurutnya, saling menghujat dan saling menyalahkan soal awal Puasa Ramadan akan membuat nilai ibadah Puasa Ramadan menjadi ternodai.
"Yang membuat malah nanti nilai ibadahnya jadi berkurang, jadi kita jalani semuanya ini yakni menjadikan ibadah-ibadah kita ini memperkaya spiritualitas, kesalehan, memperkaya relasi, hubungan sosial kita," ujarnya.
Oleh karenanya, Haedar berharap masyarakat saling bertoleransi atas perbedaan tersebut. Apalagi, perbedaan awal Puasa Ramadan bukan hanya kali ini saja.
"Yang damai, toleran, bersatu dalam keragaman dan tidak kalah pentingnya justru juga membawa umat dan bangsa kita semakin kemajuan," ujarnya.
Diketahui, NU dan pemerintah menjatuhkan awal Puasa Ramadan pada tanggal 12 Maret 2024. Sedangkan Muhammadiyah sudah jauh-jauh hari menentukan pada tanggal 11 Maret. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |