Peristiwa Nasional

Diskusi Internasional Akademisi dan Profesional Iran-Indonesia Bahas isu Pendidikan

Senin, 13 Mei 2024 - 11:00 | 84.30k
Foto bersama peserta dan narasumber diskusi Iran-Indonesia di kampus UNPAM (Universitas Pamulang) bersama AILF (Amira International Literacy Foundation. (Foto: dok Nia S Amira/TIMES Indonesia)
Foto bersama peserta dan narasumber diskusi Iran-Indonesia di kampus UNPAM (Universitas Pamulang) bersama AILF (Amira International Literacy Foundation. (Foto: dok Nia S Amira/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAIran memiliki salah satu warisan seni tertua, terkaya dan paling berpengaruh di dunia yang mencakup banyak disiplin ilmu termasuk sastra, musik, tari, arsitektur, lukisan, tenun, tembikar, kaligrafi, pengerjaan logam, bordir dan tukang batu sejak 10.000 tahun lalu.

Dalam bidang pendidikan, negeri dengan sebutan seribu Mulla itu sudah selangkah lebih maju dari Indonesia. 

Advertisement

Seperti yang pernah disampaikan oleh istri Dubes Iran, Elaheh Boroujerdi dalam acara Literasi di MIN 8 Jakarta beberapa waktu lalu bahwa para anak didik di Iran sejak usia dini sudah mengenal literasi.

diskusi-Iran-Indonesia-di-kampus-UNPAM-b.jpg

Kedekatan hubungan Iran dan Indonesia sudah terjalin sejak berabad lalu, saat para Wali Songo pertama datang dari Uzbekistan, Turki, India, Irak dan Iran dating ke tanah Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan menyebarkan agama Islam sejak abad ke-8.

Kedekatan ini kemudian menghadirkan peluang kemitraan berbagai institusi publik di masing-masing negara pada era moderen, termasuk kerjasama akademik antar perguruan tinggi. Hal itu telah disampaikan oleh Kedubes Iran di Jakarta dengan mitra-mitranya di Indonesia. 

Pada 7 Mei 2024, kampus UNPAM (Universitas Pamulang) yang berada di kota Tangsel bersama AILF (Amira International Literacy Foundation) menerima kunjungan delegasi Iran, yang dipimpin langsung oleh Atase Kebudayaan dan Pendidikan Republik Islam Iran di Jakarta, Mr. Mohammad Reza Ebrahimi.

Ke-empat perempuan Iran yang tergabung dalam delegasi perempuan yang aktif dalam kelembagaan pendidikan Islam yaitu Fatemeh Mirzaei seorang peneliti dan dosen di salah satu kampus di Tehran, Maryam Jaukar, direktur lembaga pendidikan Hamegaman, Maryam Masoumzadeh, pendiri dan kepala sekolah SD, serta Haficeh Timagchi, pendiri dan direktur lembaga pendidikan perempuan Takrim.

Fatemeh Mirzaei mewakili delegasi Iran tersebut membawakan presentasi tentang Maktab Uswatun Hasanah sebagai sistem pendidikan yang diselenggarakan ke-empat lembaga yang berasal dari Tehran, ibukota Iran.

diskusi-Iran-Indonesia-di-kampus-UNPAM-c.jpg

Sebagai negara Islam, Iran berusaha untuk menerapkan sistem pendidikannya dalam konteks keislaman yang sesuai dengan ajaran Rasulullah. Uswatun Hasanah berasal dari kata 'uswah' yang berarti teladan, dan hasanah yang berarti baik. Oleh karena itu, arti Uswatun Hasanah dapat dipahami sebagai teladan yang baik, meneladani sifat-sifat dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. 

Metode Uswatun Hasanah merupakan metode pendidikan dan pengajaran dengan cara memberikan contoh perilaku yang baik yang dapat dijadikan teladan oleh peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupannya. Suri teladan dari para pendidik merupakan faktor yang besar pengaruhnya dalam pendidikan, terutama bagi generasi penerus bangsa. 

Sementara itu di bidang pensosbud disebutkan berbagai peluang kerjasama di bidang pendidikan, ristek, kesehatan, budaya, pariwisata serta pemberdayaan perempuan.

Diskusi yang mengangkat isu pendidikan dalam konteks keislaman tersebut dihadiri oleh 
Dr. Mohamad Ramdon Dasuki Lc.,MA. sebagai dekan fakultas sastra UNPAM, Ramdoni didampingi para Ketua Prodi dan beberapa dosen sastra Inggris dan Indonesia menanyakan perihal teori Irfani kepada delegasi Iran itu dan melalui penerjemah kedutaan dijelaskan bahwa masyarakat Iran telah melaksanakan teori Irfan, yaitu suatu model metodologi berpikir yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan (islam) dalam kehidupan sehari-hari mereka, menurut mereka tidak ada metode khusus yang dapat dijadikan standar, kecuali yang selama ini dilakukan dengan mengajarkan di kelas kemudian dipraktekan dalam realitas sosial. 

Menurut pemahaman Ramdon, yang punya pengalaman di Kairo dan Timur Tengah, Maktab Uswatun Hasanah adalah, sebuah lembaga pendidikan khusus perempuan dan mengajarkan pendidikan berdasarkan metode Irfani, yaitu pengajaran yang memadukan teori tentang akhlak Islami berdasarkan nilai-nilai Islam, dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapannya di Indonesia sudah dilakukan di pondok-pondok pesantren. 

Ramdon Dasuki mewakili Rektor UNPAM dan Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Dewi Anggraeni, S.H., M.H., yang saat acara sedang berada di tanah suci.

Acara ditutup dengan foto bersama dan dilanjutkan dengan makan siang.

Tamu delegasi terlihat sangat menikmati menu khas Indonesia dan acara ditutup dengan harapan akan ada kerjasama antar lembaga di waktu berikutnya. Toleransi yang tinggi harus diterapkan sehingga kekhawatiran akan inklusifitas dari metode ini dapat dihindarkan karena masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES