Peristiwa Nasional

Balinese Water Purification Buka WWF ke-10 di KEK Kura Kura Bali

Sabtu, 18 Mei 2024 - 20:56 | 35.97k
Suasana Balinese Water Purification di KEK Kura Kura Bali dalam rangka pembukaan WWF ke 10. (Foto: Susi/TIMES Indonesia Bali)
Suasana Balinese Water Purification di KEK Kura Kura Bali dalam rangka pembukaan WWF ke 10. (Foto: Susi/TIMES Indonesia Bali)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Pembukaan World Water Forum (WWF) ke-10 hari ini digelar dengan memuliakan alam melalui upacara sakral Segara Kerthi dengan Tumpak Uye dan tarian langka di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Sabtu (18/05/2024).

Kegiatan yang digelar Pemerintah Provinsi Bali ini bertajuk “Balinese Water Purification” dan menjadi kolaborasi apik bersama Panitia Pusat WWF ke-10 dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

Advertisement

Balinese Water Purification dihadiri oleh tamu undangan dari 43 perwakilan negara, beberapa organisasi internasional dan juga perwakilan pemerintah, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Tuti Hadiputranto selaku Presiden Direktur, PT Bali Turtle Island Development berharap bahwa dengan diadakannya upacara Segara Kerthi dan Tumpak Uye di Kawasan Kura Kura Bali dapat menjadi restu dari alam bagi Pulau Serangan dan Bali secara keseluruhan.

"Restu atas upaya yang kita lakukan bersama untuk memajukan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Bali,” katanya.

Menurutnya, KEK Kura Kura Bali menjunjung tinggi pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam melalui kearifan lokal.

"Karenanya kami akan terus berupaya mendukung, memelihara, dan meningkatkan kesakralan budaya serta tempat-tempat suci di dalam dan sekitar kawasan," tambahnya.

Upacara Segara Kerthi diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada laut dan menekankan pentingnya pelestarian lingkungan pesisir laut demi keberlanjutan sumber daya air dan kehidupan alam laut.  

Dalam rangkaiannya, juga disertakan upacara Tumpak Uye, yang merupakan tradisi upacara untuk memuliakan keberadaan hewan dan menunjukkan rasa terima kasih atas peran mereka dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari upacara ini, hewan-hewan seperti burung dan tukik akan dilepaskan sebagai simbol penghormatan.  

Dengan komitmen yang kuat untuk mewujudkan tanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), KEK Kura Kura Bali mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan dan pencegahan perubahan iklim yang mendukung usaha penyediaan air, mengingat air merupakan aset penting bagi kesejahteraan manusia.  

“Dengan menjadi tuan rumah di perhelatan dunia seperti ini, kami berkomitmen untuk terus menciptakan kawasan yang memiliki ekosistem pariwisata berkualitas dan industri kreatif yang berkembang. Saat ini, sudah ada sejumlah proyek dalam tahap pembangunan seperti Grand Outlet Bali, sekolah ACS Bali, dan beberapa proyek lainnya,” pungkas Tuti.

Pemerintah Indonesia menetapkan Kura Kura Bali sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak April 2023, dan menunjuk PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai Badan Usaha Pengembang dan Pengelola (BUPP).

Dijelaskan Tantowi Yahya selaku komisaris perusahaan, Kura Kura memiliki luas hampir 500 hektar dimana area KEK ini terhubung dengan pulau utama Bali melalui sebuah jembatan di Denpasar Selatan, dan berlokasi hanya sekitar 15 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai.  

"KEK Kura Kura Bali dirancang untuk memberikan esensi Bali, merangkul pengalaman yang ramah lingkungan, yang terinspirasi oleh Tri Hita Karana - filosofi Bali yang menggambarkan tiga jalan menuju kebahagiaan, dengan mengutamakan harmoni antara manusia, alam, dan spiritual, " jelasnya.

Mengikuti visi tersebut, bangunan pertama di KEK Kura Kura Bali adalah Kampus UID Bali, yang selesai dibangun pada tahun 2022.

Saat ini Kampus UID Bali merupakan wadah untuk berbagai kerja sama dalam program-program kepemimpinan dan pendidikan berkelanjutan antara United in Diversity (UID) dan Tsinghua Southeast Asia (TSEA).

"Kerja sama saat ini berfokus pada pendidikan non-gelar dan pertukaran budaya, " imbuhnya.

Diplomat senior ini menambahkan bahwa KEK Kura Kura Bali juga akan segera menjadi lokasi International Mangrove Research Center (IMRC). Pusat ini merupakan langkah penting untuk berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan yang lebih luas di wilayah tersebut dan dapat memperkuat komitmen Kura Kura Bali dalam memuliakan alam.  

Dalam lima tahun mendatang, KEK Kura Kura Bali siap untuk mengembangkan marina internasional, area ritel, sekolah interkultural, hotel dan vila residensial, serta peluang lain dalam sektor-sektor baru dalam pariwisata yang mencakup pendidikan, kesehatan, penelitian dan pengembangan, teknologi digital, dan industri kreatif.

"KEK ini mencerminkan potensi pertumbuhan dan inovasi, berfungsi sebagai katalisator untuk identitas Bali yang berkembang sebagai destinasi internasional utama dan beranjak menjadi tempat pariwisata berkualitas, " tutup mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru tersebut saat menghadiri pembukaan WWF ke-10. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES