Peristiwa Nasional

Perempuan Tetap Wajib Jalani Wukuf di Arafah Meski Sedang Haid

Minggu, 09 Juni 2024 - 18:14 | 25.85k
Manasik haji bagi PPIH Arab Saudi perempuan di Makkah. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
Manasik haji bagi PPIH Arab Saudi perempuan di Makkah. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perempuan yang ingin berhaji harus tetap mengikuti prosesi wukuf di Arafah, termasuk bagi mereka yang sedang dalam keadaan haid atau menstruasi.

Konsultan ibadah Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi, Profesor Siti Mahmudah, menegaskan hal ini saat menyampaikan manasik bagi petugas haji perempuan di Sektor 7 Makkah.

Advertisement

"Perempuan tetap wajib berangkat ke Arafah dengan niat umrah haji walaupun dalam keadaan sedang haid. Ingat, haji adalah Arafah. Maka tidak sah bila pada 9 Zulhijjah tidak hadir di Arafah," ujar Siti Mahmudah di Makkah, Sabtu (9/6/2024).

Haid tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk berhaji. Hajinya tetap sah dan tidak mengurangi kemabrurannya. Untuk melakukan Thawaf Ifadhah, perempuan yang sedang haid harus menunggu sampai suci jika masih punya waktu untuk tinggal lama di Makkah.

"Jika tidak punya waktu lagi, amati apakah ada masa jeda suci. Jika dia tidak melihat darah haid, segera mandi, lalu memakai pembalut yang rapat dan menjaga dari tetesan darah, kemudian melaksanakan thawaf ifadhah dan sai," jelasnya.

Jika setelah itu dia masih mendapati darah haid, thawafnya sudah sah. Jika menjelang pulang masih haid dan harus segera kembali ke Indonesia, perempuan boleh melakukan Thawaf Ifadhah dengan menjaga darah haidnya menggunakan pembalut yang aman.

Mengikuti pendapat Ibnu Taimiyah, thawafnya sah dan tidak dikenakan dam. Bagi mereka yang akan meninggalkan kota Makkah masih dalam keadaan haid, tidak perlu melakukan Thawaf Wada'.

"Cukup berdiri dan berdoa di hadapan Masjidil Haram untuk pamit pulang dari rumah Allah sebagai tamu Allah," paparnya.

Siti Mahmudah juga mengingatkan syarat sah umrah haji, yaitu niat umrah haji dengan cukup miqat dari hotel, menjaga larangan umrah haji sampai berhasil tahalul awal setelah melontar jumrah Aqobah pada 10 Zulhijah.

Lebih afdal lagi setelah tahalul Tsani usai melontar jumrah di hari tasyrik pada 11 dan 12 Zulhijah, serta melaksanakan Thawaf Ifadhah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES