Peristiwa Nasional Info Haji 2024

Layanan Garuda Jadi Sorotan Komnas Haji, 46 Rute Penerbangan Jemaah Haji Berubah

Selasa, 25 Juni 2024 - 19:48 | 24.42k
Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj. (FOTO: MCH 2024)
Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj. (FOTO: MCH 2024)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj, menyoroti insiden keterlambatan penerbangan dan perubahan rute yang menimpa jemaah haji Indonesia dalam fase pemulangan. Setelah sebelumnya menghadapi insiden gagal terbang dalam pemberangkatan, kini sebanyak 46 kelompok terbang (kloter) jemaah haji gelombang I yang terdiri dari sekitar 15 ribu jemaah mengalami perubahan rute penerbangan yang mendadak. Mereka yang seharusnya pulang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, kini harus melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Perubahan mendadak ini bukan hanya merepotkan jemaah, tetapi juga petugas, serta menambah beban biaya di luar skema yang telah direncanakan. Mustolih menjelaskan bahwa perubahan rute tersebut menimbulkan efek domino dan sistemik. Jemaah yang seharusnya hanya menempuh perjalanan dari Makkah ke Jeddah sekitar 1,5 jam kini harus menempuh perjalanan lebih dari 8 jam dari Makkah ke Madinah, yang jelas sangat melelahkan.

Advertisement

Selain itu, perubahan ini juga memecah konsentrasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Dalam kondisi normal, petugas seharusnya terkonsentrasi mengawal pemulangan jemaah haji gelombang I di Jeddah. Namun, dengan perubahan rute ini, petugas harus membagi pelayanan di Madinah, yang dapat berdampak pada penurunan kualitas layanan.

Konsekuensi lain adalah penyiapan layanan tambahan di Madinah di luar jadwal yang telah direncanakan, termasuk akomodasi, konsumsi, dan transportasi, sehingga menambah beban biaya baru. Selain itu, perubahan ini tidak sesuai dengan ketentuan ta'limatul hajj yang mengharuskan perjalanan haji satu rute: jika kedatangan melalui Madinah, maka kepulangan melalui Jeddah, dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan keterlambatan karena sistem e-hajj dari Kementerian Haji dan Umrah harus diubah untuk 46 kloter tersebut, dan waktu keberangkatan harus dimajukan 24 jam lebih cepat untuk memberikan waktu istirahat bagi jemaah.

Berikut adalah 46 kloter yang mengalami perubahan rute penerbangan:

1. Embarkasi Banjarmasin (BDJ): BDJ 1, BDJ 2, BDJ 4, dan BDJ 7;
2. Embarkasi Balikpapan (BPN): BPN 1;
3. Embarkasi Medan (KNO): KNO 2, KNO 3, KNO 4, KNO 7, KNO 8, dan KNO 9;
4. Embarkasi Padang (PDG): PDG 3, PDG 6, dan PDG 8;
5. Embarkasi Solo (SOC): SOC 1, SOC 2, SOC 3, SOC 5, SOC 10, SOC 11, SOC 15, SOC 16, SOC 17, SOC 19, SOC 20, SOC 21, SOC 23, SOC 24, SOC 25, SOC 26, SOC 29, SOC 30, SOC 31, SOC 33, SOC 34, SOC 35, SOC 36, dan SOC 38;
6. Embarkasi Makassar (UPG): UPG 1, UPG 3, UPG 5, UPG 7, UPG 8, UPG 10, UPG 13, UPG 14.

Menanggapi kejadian ini, Mustolih Siradj menegaskan bahwa Menteri Agama dan DPR harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Garuda Indonesia. Evaluasi ini penting karena Garuda telah memberikan pelayanan yang sangat mengecewakan dan tidak sesuai dengan komitmen yang dijanjikan, mengakibatkan kerugian materiil dan imateriil kepada ribuan jemaah. Garuda harus bertanggung jawab, termasuk memberikan kompensasi dan ganti rugi kepada jemaah sesuai regulasi penerbangan. Terlebih lagi, alasan perubahan penerbangan hingga kini tidak diungkap secara jelas.

Kementerian Perhubungan juga diminta untuk menegur manajemen Garuda Indonesia atas perubahan jadwal yang berdampak besar pada proses pemulangan jemaah haji ke Tanah Air.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES