MPR Apresiasi Buku 'Panca Pedoman Bernegara, Berbangsa, Bermasyarakat' oleh Forum Peduli Sejarah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI menyatakan dukungannya terhadap peluncuran buku 'Panca Pedoman Bernegara, Berbangsa, Bermasyarakat' karya Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah (FKMPS), Batara Hutagalung.
"Buku ini memuat berbagai masukan dan saran yang disampaikan untuk memenuhi permintaan dari Pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI pada periode 2014-2019," ujar Bambang setelah menerima delegasi dari Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah di Jakarta, Selasa (30/7/24).
Advertisement
Delegasi yang hadir dari Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah di antaranya adalah Dewan Kehormatan Taufik Abdullah, Ketua Dewan Pembina Happy Trenggono, Ketua Batara Hutagalung, Sekretaris Nur'aini Bunyamin, anggota Barmansyah, Agus Surya, Hatta Taliwang, Nina Bahri, Akbar Mursalin, Massa Djafar, Josep R, dan Abdul Malik.
Sebagai mantan Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 yang membidangi Hukum, HAM, dan Keamanan, Bambang menjelaskan bahwa Empat Pilar MPR RI terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, falsafah, etika moral, serta alat pemersatu bangsa; Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai landasan konstitusional; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara yang disepakati; dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat persatuan dalam keberagaman.
Menurutnya, upaya memasyarakatkan Pancasila adalah untuk menanamkan keyakinan tentang Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara yang menginspirasi pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Sosialisasi UUD NRI 1945 bertujuan agar konstitusi negara dapat diimplementasikan dan memberikan manfaat nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi harus dipahami secara menyeluruh oleh semua elemen masyarakat sebagai 'konstitusi yang hidup' yang mampu menjawab tantangan zaman, serta sebagai 'konstitusi yang bekerja' untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial," lanjutnya.
Sebagai Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia, Bambang menekankan bahwa sosialisasi NKRI ditujukan untuk memperkuat komitmen kebangsaan, memaknai negara sebagai 'rumah bagi keberagaman' yang menampung berbagai aspirasi dan pemikiran, dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Sedangkan memasyarakatkan Bhinneka Tunggal Ika mengharuskan setiap individu untuk introspeksi diri dan menyadari bahwa keberagaman adalah bagian dari identitas bangsa yang harus diterima, diakui, dan dihormati. Menghormati perbedaan adalah bentuk keberanian dan kedewasaan dalam melihat berbagai perspektif, sehingga dapat tercapai pemahaman yang menyatukan," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |