Peristiwa Nasional

Paus Fransiskus Kutip Pesan Santo Yohanes Paulus II: Pentingnya Kerukunan dan Toleransi di Indonesia

Rabu, 04 September 2024 - 14:53 | 47.69k
Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024. (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024. (Foto: BPMI Setpres)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya kerukunan dan toleransi dalam kunjungannya ke Istana Negara, Jakarta, pada Rabu.

Dalam pesannya, Paus Fransiskus mengutip pernyataan dari pendahulunya, Santo Yohanes Paulus II, yang disampaikan saat berkunjung ke Indonesia pada tahun 1989.

Advertisement

Santo Yohanes Paulus II kala itu berkata, "Dengan mengakui kehadiran keanekaragaman yang sah, dengan menghargai hak-hak manusia dan politik dari semua warga, kemudian dengan mendorong pertumbuhan persatuan nasional berlandaskan toleransi dan sikap saling menghargai terhadap orang lain, Anda meletakkan fondasi bagi masyarakat yang adil dan damai, yang diinginkan semua warga Indonesia untuk diri mereka sendiri dan untuk diwariskan kepada anak-anak mereka (generasi penerus)."

Paus Fransiskus menegaskan bahwa prinsip-prinsip yang diungkapkan oleh Santo Yohanes Paulus II tersebut masih sangat relevan dan dapat dijadikan pedoman hingga saat ini. Prinsip-prinsip tersebut, menurutnya, ibarat mercusuar yang menyinari jalan kehidupan, memberikan panduan bagi semua orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

"Saya berharap setiap orang, dalam kehidupannya sehari-hari, dapat terinspirasi dari prinsip-prinsip tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan," ujar Paus Fransiskus.

Lebih lanjut, Paus menekankan bahwa kerukunan hanya dapat dicapai jika setiap individu berkomitmen tidak hanya demi kepentingan pribadi atau visinya sendiri, tetapi juga demi kebaikan bersama.

Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membangun jembatan, memperkokoh kesepakatan dan sinergi, serta menyatukan kekuatan dalam mengatasi berbagai bentuk penderitaan moral, ekonomi, dan sosial, demi memajukan perdamaian dan kerukunan.

Pada kesempatan yang sama, Paus Fransiskus juga menyinggung mengenai upaya menghapuskan ketimpangan dan penderitaan yang masih bertahan di beberapa wilayah negara.

Dalam konteks ini, Gereja Katolik, katanya, berkomitmen untuk meningkatkan dialog antaragama sebagai sarana untuk menghapus prasangka dan memupuk sikap saling menghargai dan saling percaya.

"Dialog antaragama sangatlah penting untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama, termasuk tantangan untuk melawan ekstremisme dan intoleransi, yang melalui pembelokan agama, berupaya untuk memaksakan sudut pandang mereka dengan menggunakan tipu muslihat dan kekerasan," jelas Paus Fransiskus.

Gereja Katolik, lanjutnya, bekerja untuk melayani kebaikan bersama dan berkeinginan untuk menguatkan kerja sama dengan berbagai lembaga negara serta aktor-aktor lain dalam masyarakat sipil. Gereja juga mendorong pembentukan struktur sosial yang lebih seimbang dan memastikan pembagian bantuan sosial yang lebih efisien dan adil.

Dalam kunjungan apostoliknya ini, Paus Fransiskus menunjukkan komitmen nyata untuk mendukung Indonesia dalam memelihara kerukunan dan persatuan di tengah keanekaragaman, serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus berupaya menciptakan masyarakat yang adil dan damai sesuai dengan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES