Pesan Paus Fransiskus: Menghargai Kekayaan Alam dan Merangkul Bela Rasa
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam kunjungannya ke Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Rabu (4/9/2024), Paus Fransiskus membagikan pandangannya mengenai sikap bela rasa dan keharusan menjaga empati terhadap sesama. Beliau juga menyoroti pentingnya memiliki pandangan yang bijaksana terkait kekayaan dan bagaimana itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk kesombongan.
Paus Fransiskus menceritakan anekdot dari kampung halamannya di Buenos Aires, Argentina, mengenai seorang kaya yang selalu berusaha menambah kekayaannya dengan cara mengeruk kekayaan orang lain. "Di Argentina, saya mengenal orang kaya yang selalu ingin lebih kaya dari orang lain dengan cara mengeruk kekayaan melalui orang lain. Lalu orang-orang yang ada di sekitarnya membuat lelucon bahwa ia merupakan orang malang, karena dia ingin mendapatkan kekayaan dari yang lain, tapi kemudian ia tidak bisa menutup peti jenazahnya sendiri (karena tidak ada yang membantu)," ujar Paus.
Advertisement
Paus mengingatkan bahwa pandangan sempit yang hanya fokus pada keuntungan pribadi, dengan mengabaikan kesejahteraan orang lain, merupakan cara hidup yang salah. "Itu adalah kelicikan mereka yang mendahului kepentingan diri sendiri, dengan menjaga jarak dari semua orang dan tidak membiarkan diri mereka disentuh oleh apapun dan siapapun," tegasnya. Paus menyatakan bahwa pendekatan semacam itu tidak akan membawa dunia menuju kedamaian.
Beliau mengajak umat untuk mengembangkan sikap bela rasa dengan cara yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar memberikan sedekah. "Kita tidak boleh hanya memberi, tapi juga harus bersentuhan langsung dengan yang meminta. Pandang dalam mata mereka, itulah yang dikatakan sebagai upaya dalam mengembangkan jaringan kasih," ujar Paus. Paus menjelaskan bahwa sikap bela rasa yang sejati melibatkan sentuhan langsung dan empati yang mendalam terhadap mereka yang membutuhkan.
Dalam kesempatan yang sama, Paus Fransiskus juga mengingatkan tentang kekayaan alam Indonesia dan bagaimana itu seharusnya dipandang sebagai anugerah dari Tuhan. "Kekayaan alam Indonesia, baik berupa kekayaan nabati, hewani, juga sumber daya alam dan energi bisa menjadikan alasan orang yang hidup di dalamnya untuk menjadi sombong dan angkuh jika dilihat secara sepintas," kata Paus. Beliau menekankan bahwa kekayaan ini harus dipandang sebagai pemberian Tuhan yang harus disyukuri dan digunakan dengan bijaksana.
"Serta mengenal diri kita sebagai insan kecil dan dikasihi untuk memelihara rasa syukur dan bertanggung jawab atas pemberian-Nya," tambahnya. Paus mengajak umat Katolik di Indonesia untuk terus mempercayai Allah dan menghargai setiap pemberian-Nya dengan penuh rasa syukur.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga ini merupakan bagian dari perjalanan apostoliknya ke kawasan Asia-Pasifik, yang berlangsung dari 3 hingga 13 September 2024. Selain Indonesia, Paus juga mengunjungi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura dalam lawatan yang merupakan yang terlama sejak 11 tahun kepemimpinan beliau di Tahta Suci Vatikan.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |