Menjawab Tantangan Kemiskinan di Jatim: Kemiskinan Ekstrem Turun Drastis dalam Empat Tahun
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Perbincangan tentang jumlah angka kemiskinan di Jatim yang masih tinggi menuai berbagai tanggapan. Meski secara nasional Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal kemiskinan, data terbaru justru menunjukkan bahwa pemerintah provinsi Jawa Timur telah berhasil membuat kemajuan signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan ekstrem di Jawa Timur telah turun drastis dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Pada tahun 2020, kemiskinan ekstrem di Jawa Timur mencapai 4,40 persen atau sekitar 1,8 juta penduduk.
Advertisement
Namun, pada Maret 2024, angka tersebut berhasil ditekan menjadi hanya 0,66 persen atau sekitar 268 ribu penduduk. Ini merupakan penurunan sebesar 3,74 persen poin. Angka ini pula yang menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan kemajuan terbesar dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Penurunan Kemiskinan Ekstrem
Gigih Pringgondani, ekonom dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengapresiasi keberhasilan Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa dalam upaya penurunan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur. Menurut Gigih, penurunan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur selama masa kepemimpinan Khofifah merupakan salah satu capaian tertinggi di seluruh Indonesia.
"Penurunan kemiskinan ekstrem yang tercatat mencapai 3,74 persen selama periode 2020 hingga 2024, termasuk di masa pandemi COVID-19, adalah prestasi yang sangat baik. Ini membuktikan komitmen Khofifah dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem di Jawa Timur," ujar Gigih.
Gigih juga menyoroti peran penting Khofifah saat menjabat sebagai Menteri Sosial, di mana ia memperkenalkan modernisasi dalam sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sistem ini mengubah pendekatan penanganan kemiskinan dengan memperkenalkan konsep Desil dan Presentil, yang memungkinkan penargetan program bantuan sosial menjadi lebih tepat sasaran.
"Langkah tersebut sangat membantu dalam menentukan kebijakan yang lebih efektif bagi warga miskin," tambah Gigih.
Namun, Gigih juga menyesalkan bahwa setelah reformasi tersebut, DTKS kembali diubah sehingga sistem Desil tidak lagi diterapkan. Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan bagi para pengambil kebijakan dalam melakukan pemetaan program bantuan yang lebih tepat sasaran.
"Keberhasilan Khofifah, baik sebagai Menteri Sosial maupun Gubernur Jawa Timur, patut diapresiasi. Di tingkat nasional dan provinsi, beliau berhasil merevolusi cara kita memandang dan menangani kemiskinan," tutup Gigih.
Sementara, Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono kepada media pada medio Agustus 2024, mengungkapkan bahwa capaian ini adalah hasil dari program yang terintegrasi dan konsisten. "Alhamdulillah, angka kemiskinan ekstrem di Jatim turun signifikan. Ini merupakan hasil akumulasi kebijakan dan program penanganan kemiskinan yang terintegrasi dengan baik selama lima tahun ke belakang," ujarnya dalam konferensi pers di Surabaya, Jumat (23/8/2024).
Capaian yang Lebih Baik dari Nasional
Adhy juga menambahkan bahwa penurunan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur lebih baik dari rata-rata nasional. Dalam kurun waktu yang sama, tingkat kemiskinan ekstrem nasional turun sebesar 3,07 persen poin, dari 3,90 persen pada tahun 2020 menjadi 0,83 persen pada 2024.
“Kami optimis dengan melanjutkan program-program yang sudah berjalan selama ini dan dengan kolaborasi semua pihak, kita bisa menurunkan angka kemiskinan ekstrem lebih signifikan lagi ke depannya,” lanjutnya.
Sebagai provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia, keberhasilan Jawa Timur dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem merupakan pencapaian yang patut diapresiasi. Meski Jawa Timur masih menghadapi tantangan kemiskinan secara umum, penurunan angka kemiskinan ekstrem ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil pemerintah provinsi sudah berada di jalur yang benar.
Program Unggulan Penanggulangan Kemiskinan
Salah satu program utama yang berperan penting dalam penurunan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur adalah Jatim Sejahtera dan Mulia, yang merupakan bagian dari strategi pengentasan kemiskinan Jatim Satya. Program ini berfokus pada tiga strategi utama: pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan pendapatan, dan pengurangan wilayah kantong-kantong kemiskinan.
Pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan melalui berbagai program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) Plus, Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASDP), dan Pembiayaan Kesehatan Untuk Masyarakat Miskin (Biakesmaskin). Pendidikan juga menjadi prioritas dengan program Pendidikan Gratis Berkualitas (KANTISTAS) yang memastikan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga menjalankan program pemberdayaan ekonomi, seperti Jatim Puspa dan Peti Koin Bermantra, yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pada triwulan pertama 2024, penyaluran kredit UMKM di Jawa Timur mencapai Rp217,79 triliun, tumbuh 7,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Target Zero Kemiskinan Ekstrem 2024
Pj. Gubernur Adhy Karyono menargetkan bahwa pada akhir tahun 2024, Jawa Timur dapat mencapai zero kemiskinan ekstrem. “Kami tidak akan berhenti sampai kemiskinan ekstrem di Jawa Timur angkanya nol. Semua orang harus sejahtera, karena ini adalah cita-cita bangsa yang sudah tertuang di UUD 1945,” tegas Adhy.
Meski capaian ini sudah membanggakan, Adhy menekankan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ia mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten, hingga tingkat desa, untuk terus bekerja sama dalam menyukseskan program pengentasan kemiskinan.
Penurunan angka kemiskinan ekstrem ini merupakan bukti bahwa upaya komprehensif dari pemerintah Jawa Timur, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dan kolaborasi lintas sektor, mampu memberikan dampak signifikan.
Pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur secara menyeluruh, tidak hanya melalui kebijakan makroekonomi, tetapi juga dengan program-program yang langsung menyentuh masyarakat miskin.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah dijalankan dan optimisme yang tinggi, Jawa Timur berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan cita-cita zero kemiskinan ekstrem pada akhir tahun 2024. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rifky Rezfany |