Peristiwa Nasional

Banyak Organisasi yang Pergantian Pimpinannya Tak Sehat, Terbaru Menimpa Kadin

Rabu, 18 September 2024 - 12:10 | 24.05k
Airlangga Hartarto bersama Bahlil Lahadalia. (FOTO: dok ADITYA PRADANA PUTRA)
Airlangga Hartarto bersama Bahlil Lahadalia. (FOTO: dok ADITYA PRADANA PUTRA)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Belakangan banyak organisasi di Indonesia yang pergantian kepemimpinan tidak sehat. Mulai dari kudeta, hingga dengan menduduki jabatan pucuk dengan cara instan. Terbaru misalnya Organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Kini, Kadin dirundung dualisme kepemimpinan. Saat ini ada dua sosok yang menjadi Ketua Umum Kadin, pertama adalah Arsjad Rasjid.

Advertisement

Secara aturan, ia masih menjabat hingga 2026. Pimpinan kedua adalah Anindya Bakrie. Ia baru terpilih setelah digelarnya Musyawarah Luar Biasa (Munaslub), Sabtu (14/9/2024).

Digelarnya Munaslub hingga terpilihnya Anindya Bakrie menjadi Ketum Kadin dilakukan secara singkat.

Dimulai pada Jumat (13/9/2024), hingga Munaslub berakhir pada Sabtu (14/9/2024) dengan terpilihnya Anindya secara aklamasi sebagai Ketum Kadin yang baru.

Arsjad Rasjid pun tak terima dengan kudeta yang dilakukan oleh Anindya tersebut. Ia mengirimkan surat resmi kepada Presiden Jokowi. Kepala Negara meminta untuk memberikan solusi bagi persoalan tersebut.

Namun, Presiden Jokowi meminta hal tersebut diselesaikan di pihak internal saja.

"Ini bukan organisasi politik. Ini adalah organisasi pengusaha, sehingga saya minta diselesaikan secara baik-baik di internal Kadin. Jangan nanti bola panasnya didorong ke saya," kata Presiden Jokowi belum lama ini.

Partai Golkar

Pada Minggu (11/8/2024) lalu, Airlangga Hartarto tiba-tiba mengumumkan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Tak jelas alasan yang disampaikan oleh Airlangga tersebut terkait kemunduran tersebut. 

Ditengarai, Airlangga Hartarto didesak oleh pihak tertentu karena terkait dengan kasus dugaan korupsi yang menimpanya.

Kasus tersebut tak lain adalah kasus minyak goreng. Ia memang sudah pernah diminta keterangan oleh Kejaksaan Agung dalam kasus itu.

Tak lama kemudian, pada Rabu (21/8/2024), anak buah Presiden Jokowi yakni Bahlil Lahadalia resmi menjadi Ketua Umum Golkar.

Ia menggantikan Airlangga Hartarto. Bahlil ditetapkan menjadi Ketum Golkar di Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta.

Partai Solidaritas Indonesia 

Anak Presiden Jokowi yakni Kaesang Pangarep ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2023–2028 dalam Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Deklarasi Politik PSI, di ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023) malam. 

Ia menggantikan posisi Giring Ganesha. Penetapan ini dinilai kontroversi oleh publik. PSI menetapkan Kaesang sebagai ketua umum setelah adik dari Gibran Rakabuming Raka itu menjadi kader partai tersebut dua hari sebelumnya.

PPP

Pada Senin (5/9/2022), Muhammad Mardiono ditunjuk jadi Plt Ketum PPP menggantikan Suharso Monoarfa yang terpental dari jabatannya. Pada kasus ini pun tak jelas apa alasan Suharso dicopot dari kursinya tersebut.

Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP Usman M Tokan waktu itu hanya menyampaikan, bahwa hal tersebut adalah hasil dari musyawarah kerja nasional di Banten.

"Pada tanggal 5 September dilanjutkan dengan Musyawarah Kerja Nasional yang bertempat di Banten yang dihadiri oleh pimpinan Majelis Syari'ah, pimpinan Majelis Kehormatan, pimpinan Majelis Pertimbangan, pimpinan dan lembaga DPP PPP, Banom dan pimpinan wilayah dari 29 provinsi," katanya.

"Yang menghasilkan ketetapan memberhentikan saudara Suharso Monoarfa dan mengukuhkan Saudara H Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketua Umum DPP PPP sisa masa bakti 2020-2025," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES