Peristiwa Nasional

Kemenag RI Upayakan Komposisi Soal Ujian Akhir Imtihan Wathani 2025 Lebih Berkualitas

Kamis, 14 November 2024 - 08:55 | 52.66k
Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Faried F. Saenong, saat membuka acara Review Soal Imtihan Wathani PDF. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Faried F. Saenong, saat membuka acara Review Soal Imtihan Wathani PDF. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BOGOR – Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Faried F Saenong, berharap pelaksanaan ujian akhir pendidikan diniyah formal berstandar nasional pada tahun 2025 semakin berkualitas dan mencakup seluruh santri di Indonesia.

Harapan ini disampaikan Faried saat menjadi pembicara kunci pada acara Review Soal Imtihan Wathani Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Berstandar Nasional (UAPDFBN/IW) tingkat Wustha dan Ulya di Hotel D'Anaya, Bogor, Rabu malam (13/11/2024).

Advertisement

Menurut Faried, review soal ini penting agar ujian dapat ditempuh santri dari berbagai pendidikan diniyah formal di seluruh Indonesia tanpa terkendala istilah atau bahasa yang terlalu spesifik dari suatu pondok pesantren atau daerah tertentu.

“Istilah-istilah yang digunakan sebaiknya universal, tidak terlalu khas satu wilayah tertentu. Tujuannya agar soal lebih mudah dipahami oleh santri di berbagai daerah,” jelas Faried.

Faried juga mengingatkan agar berbagai perbedaan diakui dan ditangani dengan baik agar tidak menimbulkan masalah berulang seperti yang pernah terjadi pada ujian nasional di Kementerian lain.

“Perbedaan-perbedaan ini harus kita akui dan jangan sampai jadi masalah yang terulang,” tegas doktor santri lulusan Australian National University (ANU), Canberra ini. 

Faried, yang juga akademisi program doktor dan magister Kader Ulama Istiqlal dan UIII, menambahkan bahwa Kemenag RI berkomitmen terus mengembangkan pendidikan diniyah formal melalui penyusunan dan evaluasi soal imtihan wathani agar sesuai dengan visi dan misi Asta Cita.

Sementara itu,,Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly, Mahrus eL-Mawa, dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah peserta ujian tahun 2025 diperkirakan mencapai 11.076 santri dari 138 lembaga pendidikan diniyah formal di berbagai daerah. 

"Tahun ini jumlahnya naik sekitar 3.000-an dari sebelumnya," ujar alumni Pesantren Salafiyah Pemalang itu.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, beserta sejumlah tokoh pendidikan lainnya, seperti reviewer utama soal IW Muhson Nawawi, Ulinnuha, dan Zainal Muttaqin dari kalangan akademisi.

Senada dengan Stafsus Menteri, Direktur Basnang menegaskan bahwa soal imtihan wathani merupakan ciri khas pesantren formal, yang berbeda dengan asesmen nasional atau ujian nasional. 

"Selain karena berbasis kitab kuning, juga menjadi role model evaluasi pembelajaran pada pendidikan diniyah formal ini," tambahnya. 

Dalam ujian nanti, beberapa mata pelajaran yang akan diuji antara lain Nahwu Sharf (Wustha), Nahwu-Balaghah (Ulya), Akhlak (Wustha), Ilmu Tafsir dan Ilmu Hadits (Ulya), Tauhid (Wustha), Tauhid dan Ilmu Kalam (Ulya), Fiqh (Wustha), Ushul Fiqh (Ulya), Tarikh (Wustha dan Ulya)

Dengan persiapan matang dan review soal-soal berkualitas, Kemenag RI berharap ujian diniyah formal tahun depan dapat berjalan lebih komprehensif, inklusif, serta memperkuat pemahaman agama para santri secara nasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES