Peristiwa Nasional

Sejarah Masuknya Islam di NTT yang Jadi Lokasi Tanwir Muhammadiyah 2024

Selasa, 19 November 2024 - 11:43 | 90.80k
Tanwir Muhammadiyah akan digelar di NTT
Tanwir Muhammadiyah akan digelar di NTT
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – PP Muhammadiyah menggelar tanwir 2024 di Nusa Tenggara Timur. Tanwir merupakan kegiatan permusyawaratan yang bertujuan menyatukan pandangan dan menetapkan langkah strategis organisisai. 

Tanwir akan digelar di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 4-6 Desember 2024.

Advertisement

Tak hanya lokasi, namun Logo yang digunakan dalam tanwir sekaligus Milad Muhammadiyah ke- 112 terinspirasi dari sasando, alat musik tradisional NTT.

Sejarah-Masuknya-Islam-di-NTT-yang-Jadi-Lokasi-Tanwir-Muhammadiyah-aa.jpg

NTT salah satu daerah di Indonesia yang warga muslim sebagai minoritas. Namun Muhammadiyah menggelar acara akbar di pulau eksotis tersebut karena Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan kemakmuran untuk semua. 

Muhammadiyah pun telah memiliki sekolah yang mencakup sekolah  dasar hingga perguruan tinggi di NTT. Demikian juga dengan amal usaha lainnya termasuk layanan kesehatan. 

Amal usaha dari Muhammadiyah menjadi salah satu bentuk dakwah yang terus dilakukan. 

Sejarah-Masuknya-Islam-di-NTT-yang-Jadi-Lokasi-Tanwir-Muhammadiyah-b.jpg

Perkembangan Islam di NTT 

Dikutip dari Muhammadiyah.or.id NTT merupakan daerah yang lokasinya strategis untuk berdagang. Utamanya di Solor dengan bandar penting seperti Pamakayo, Lohayong, Menanga dan Labala. 

Islam masuk di NTT lewat jalur pedagangan sekira abad ke-15. Islam dikenalkan oleh seorang pedagang asal Palembang bernama Syahbudin bin Salman Al Faris. 

Syahbudin melakukan pendekatan dengan cara yang halus yaitu kekeluargaan. Langkah strategisnya langsung mendekati tokoh kunci setempat. Salah satunya Raja Sangaji Dasi, yang akhirnya menjadi mualaf pertama di NTT. Keluarga besar dan para pengikutnya juga ikut memeluk islam. 

Syahbudi mendapat julukan Sultan Menanga karena menikah dengan anak Raja Sangaji Dasi. Ia pun mendapat wilayah kekuasaan di perbatasan kerajaan Lamakera dan Lohayong. Selain melanjutkan bisnis perdagangan, di daerah tersebut ia terus berdakwah. 

Banyak warga lokal yang menerima islam dan memutuskan untuk menjadi mualaf. Hingga terbentuk kampung muslim pertama di Menanga. Pelan tapi pasti, Islam terus menyebar di daerah lain di NTT, seperti Alor Flores, Timor dan Sumba. 

Sejarah-Masuknya-Islam-di-NTT-yang-Jadi-Lokasi-Tanwir-Muhammadiyah-c.jpg

Peninggalan Islam di NTT

Ada beberapa kerajaan Islam di NTT seperti Kerajaan Lohayang, Lamakera, Lamahala, Teron dan Labala. Semua kerajaan itu bersatu untuk melawan Portugis. 

Sayang kini kerajaan tersebut sudah punah. Meski demikian, ada peninggalan sejarah yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut di masa lampau. 

Masjid At Taqwa Lerabaing di Alor salah satu bukti sejarah yang masih bisa dikunjungi. Masjid ini dibangun oleh Sultan Kimales Gogo. 

PP Muhammadiyah akan menggelar tanwir ke- 112 di Kupang, NTT pada 4-6 Desember 2024 mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES