Peristiwa Nasional

KH Sholeh Hayat, Ulama dan Sejarawan NU Wafat

Jumat, 20 Desember 2024 - 08:41 | 72.95k
Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim)  KH Sholeh Hayat, meninggal dunia pada Jumat (20/12/2024). (Foto: dok ANTARA)
Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim)  KH Sholeh Hayat, meninggal dunia pada Jumat (20/12/2024). (Foto: dok ANTARA)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim)  KH Sholeh Hayat, meninggal dunia pada Jumat (20/12/2024) pukul 04.45 WIB di Bangil, Pasuruan. Sosok yang dikenal sebagai "Database NU" ini tutup usia pada umur 74 tahun.

“Kami sangat berduka atas kepergian beliau. Semoga amal khidmahnya di Nahdlatul Ulama mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT,” ujar Wakil Sekjen PBNU, H. Nur Hidayat, di Surabaya seperti dikutip dari ANTARA.

Advertisement

Dayat menyampaikan bahwa NU kehilangan figur panutan yang sepanjang hidupnya mencurahkan dedikasi untuk organisasi, termasuk pernah menjabat sebagai Ketua PW IPNU Jawa Timur pada periode 1979-1982.

Rencananya, jenazah almarhum dimakamkan di Segok, Bangil, Pasuruan, setelah dishalatkan di Masjid Jami’ Bangil usai salat Jumat. Prosesi pemberangkatan jenazah dari rumah duka di Jl. Diponegoro Gg V No. 165, Bangil, berlangsung pada pukul 10.30 WIB.

Sosok yang Menyimpan Arsip Sejarah NU
KH Sholeh Hayat dikenal sebagai tokoh yang mendokumentasikan banyak sejarah penting NU. Rekan-rekan IPNU sering menyebutnya sebagai "The Living NU Archive." Bahkan hingga akhir hayatnya, beliau terus menekankan pentingnya memahami sejarah kelahiran NU, termasuk markas para ulama di Waru, MBO.

“Dedikasi beliau kepada NU sungguh luar biasa. Beliau adalah teladan dalam menjaga sejarah dan mengabdi tanpa batas,” ujar salah satu koleganya.

Riwayat Hidup dan Perjalanan Pendidikan
KH Sholeh Hayat lahir di Gresik pada 30 September 1949. Pendidikan agamanya ditempuh di Pondok Pesantren Kebundalem, Surabaya, yang diasuh oleh KH Mukhtar Faqih. Selain itu, ia juga menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Persiapan IAIN Sunan Ampel Surabaya dan Universitas Sunan Giri Surabaya, meraih gelar sarjana hukum pada 2004.

Perjalanan organisasi almarhum sangat lengkap, dimulai dari Ketua Ranting IPNU Kebundalem (1967) hingga Ketua Umum PW IPNU Jawa Timur (1979-1982). Dalam struktur NU, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Wakaf dan Tanah PWNU Jatim (1980) hingga Wakil Katib Syuriah PWNU Jatim (2018-2024).

Warisan Pemikiran
Selain aktif di organisasi, KH Sholeh Hayat juga meninggalkan warisan intelektual melalui buku Kyai dan Santri dalam Perang Kemerdekaan yang ditulisnya pada 2016. Buku ini mengupas peran santri dan ulama dalam melawan penjajah, termasuk strategi yang digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kepergian KH Sholeh Hayat menjadi kehilangan besar bagi NU dan bangsa. Semoga dedikasi dan perjuangannya menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES