Peristiwa Nasional

Menteri AHY Jadi Saksi Pernikahan Putri Mayjen TNI Totok Imam Santoso

Senin, 17 Februari 2025 - 15:17 | 110.24k
Menteri AHY menjadi saksi pernikahan putri Mayjen TNI Totok Imam Santoso (Foto : Dok Mayjen TNI Totok Imam Santoso for Times Indonesia)
Menteri AHY menjadi saksi pernikahan putri Mayjen TNI Totok Imam Santoso (Foto : Dok Mayjen TNI Totok Imam Santoso for Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aroma bunga mawar. Melati, Lily, menyatu dalam udara yang lembut. Ballroom Tribrata, Dharmawangsa, pada 14 Februari 2025 yang juga hari Valentine disulap menjadi taman surgawi. Lampu kristal berkilau. Memantulkan cahaya lembut di gaun-gaun elegan. Jas-jas rapi dan senyum penuh arti. 

Ratusan pasang mata tertuju ke depan. Menanti, menyaksikan momen sakral. Btary Ayeisha, S.IP., S.Sos Anggun dalam balutan kebaya tradisional Jawa, putri tunggal Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos., M.Tr.(Han)., dan Desi Susbianti, MBA. Di sampingnya, Letnan Dua Kaveleri Yutvi Syuhada Pane, S.T.Han. Tegap. Penuh kharisma. Putra dari Hasbi Pane, S.E dan almarhumah Nurhani Nasution, S.H.

Advertisement

Di barisan terdepan, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) duduk menjadi saksi pernikahan keduanya.

Hari itu, bukan sekadar ikrar suci dua insan. Ia menjadi saksi penyatuan dua budaya besar: Jawa dan Sumatra Utara. Sejak prosesi akad hingga upacara panggih, suasana khidmat begitu terasa. 

Beby adalah lulusan Fontys University of Applied Sciences, Eindhoven - ICT and Business (Bachelor) Sekolah Bisnis Manajemen, Institut Teknologi Bandung - Entrepreneurial Marketing MBA.

Sedangkan Lettu Kav Yutvi Syuhada Pane adalah lulusan Akmil Kaveleri 2020. Asal Sumatra Utara.

Haru di Ujung Ijab Kabul

Suasana hening. Doa-doa dipanjatkan. Ayat-ayat suci menggema lembut di seluruh ruangan. Semua menahan napas. Hingga akhirnya, suara lantang penuh keyakinan dari Yutvi memecah keheningan, "Saya terima nikahnya Btary Ayeisha binti Totok Imam Santoso dengan mas kawin tersebut, tunai." Seketika saksi dan penghulu bersuara serempak: "Sah!"

Ruang ballroom pun ikut bergemuruh dengan ucapan syukur dan tepuk tangan para undangan mengiringi rasa syukur. Senyum lega terpancar di wajah kedua mempelai. Beby menundukkan kepala, menahan haru, sementara Yutvi menggenggam tangannya dengan erat. Mereka kini resmi menjadi pasangan suami istri.

Menteri AHY, yang menjadi saksi, turut mengucapkan selamat.
"Selamat menempuh hidup baru untuk Beby dan Yutvi. Pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan, tapi jika dijalani dengan cinta dan saling memahami, insyaallah akan selalu ada kebahagiaan di dalamnya," ujar AHY.

Tangis Haru di Pelukan Ayah dan Ibu

Di sudut ruangan, Mayjen Totok Imam menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. Sosok yang terbiasa tegar di medan tugas itu tak kuasa menyembunyikan perasaannya.

"Beby adalah putri semata wayang kami. Sejak kecil, dia selalu dalam dekapan kami. Sekarang dia sudah menjadi istri. Rasanya seperti melepas separuh hati kami," ujarnya, suaranya bergetar.

Ia menghela napas panjang. "Tapi, sebagai orang tua, kami harus ikhlas. Demi kebahagiaannya," tambahnya.

3754a5e7-4aa0-4c67-90e2-6b49e5614fa2.jpgKH Anwar Iskandar Ketua MUI pusat hadir bersama istri.

Desi Susbianti, sang ibu, turut merasakan gejolak yang sama. Dengan mata yang sembab, ia memeluk Beby erat-erat. "Doa kami selalu menyertai. Jadilah istri yang sabar, penuh kasih, dan penyejuk di rumahmu," bisiknya sambil mengusap punggung putrinya.

Seusai akad, perhatian beralih pada upacara pedang pora. Perwira berseragam lengkap berdiri membentuk formasi. Pedang terhunus ke atas, menciptakan gerbang kehormatan yang menjadi tradisi penyambutan keluarga baru di lingkungan TNI.

"Pedang pora... angkat!"

Suara komando bergema. Mempelai beriringan melangkah di bawah lengkungan pedang. Langkah mereka tegas, menandai perjalanan baru dalam kehidupan rumah tangga.

Suasana hening. Khidmat. Penuh kehormatan.Tradisi pedang pora ini tak hanya sekadar prosesi, tetapi juga simbol komitmen dan tanggung jawab perwira terhadap keluarga dan negara.

Saat resepsi pasangan ini tampil dengan busana adat Sumatra Utara. Resepsi pernikahan itu juga dihadiri penyanyi Raisa. Ia tampil memukau dengan lagu-lagu cinta yang mengalun lembut. Tamu-tamu terdiam. Terhanyut. Merasakan energi cinta yang memenuhi ruangan.

"Acara ini sangat hangat dan berkesan. Perpaduan budaya Jawa dan Sumatra Utara sungguh memikat hati," ujar seorang tamu.

Di Antara Tamu-Tamu Istimewa

Selain Menteri AHY, tampak pula Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar bersama istri, serta Ketua MUI Pusat KH Anwar Iskandar, pejabat sipil negara, pengusaha, dan mitra kerja. Kehadiran sejumlah perwira tinggi dan menengah TNI hingga kerabat turut mempererat suasana kekeluargaan. 

Tak hanya itu, Presiden Prabowo pun mengirim bunga papan sebagai ucapan selamat atas pernikahan tersebut. Prabowo tak sempat hadir dalam pesta tersebut karena ada tugas negara. Namun, kehadirannya terasa dengan kiriman bunga papan. 

AHY, dalam kesempatan itu, kembali menekankan arti kesabaran dan pengertian dalam rumah tangga. "Pernikahan adalah perjalanan di mana dua orang saling belajar dan bertumbuh bersama. Semoga keluarga ini menjadi keluarga teladan, yang saling mendukung dalam suka maupun duka," ucapnya.

Di Balik Sosok Ayah: Tegas, Berprestasi, dan Penuh Kasih

Di balik kemeriahan ini, tersimpan kisah perjalanan seorang ayah yang hari itu melepas putri kesayangannya ke pelukan pria pilihannya. Mayjen TNI Totok Imam Santoso bukan nama asing di dunia militer Indonesia. Menantu dari Mayjen TNI (alm) Gusti Syaifuddin SH ini, adalah seorang perwira tinggi yang telah menorehkan banyak prestasi dalam perjalanan kariernya.

Totok lahir pada 30 Mei 1968. Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1989 dan dikenal cemerlang di berbagai jenjang pendidikan militer. Hampir di setiap pendidikan yang dijalaninya, ia meraih predikat terbaik, mulai dari Suslapa, Seskoad, hingga Sesko TNI. 

Sosoknya tak hanya dikenal tangguh di medan tugas, tetapi juga piawai dalam menulis karya ilmiah militer, dengan berbagai penghargaan di bidang ini.

Karangan-Bunga.jpgKarangan Bunga dari Presiden Prabowo Subianto

Sejak awal, Totok mengawali karier di kesatuan Artileri Medan (Armed). Ia pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon Armed 7/105 GS Dam Jaya, Komandan Korem 083/Baladhika Jaya, hingga menjadi Gubernur Akademi Militer (Akmil). Jejak pengabdiannya juga mengantar dia ke berbagai penugasan internasional, di Australia, Jepang, Singapura, Spanyol, hingga Belgia.

Kini, ia mengemban amanah sebagai Warek Bidang Kemahasiswaan dan Alumni di Universitas Pertahanan (Unhan) RI. Tak hanya di dunia militer, Totok juga dikenal aktif di organisasi budaya, salah satunya di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), di mana ia turut melestarikan seni pencak silat Indonesia di kancah internasional.

Perjalanan Karier Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso

1989: Lulus Akmil dan bertugas di Yon Armed 2 Dam I/BB

1995: Pasi Opsdim 0201/BS Dam I/BB

2004: Komandan Yon Armed 7/105 GS Dam Jaya (Juara Binsat)

2009: Komandan Kodim 0809/Kediri (Kodim Terbaik)

2014: Komandan Korem 083/Baladhika Jaya

2020: Gubernur Akademi Militer

2022: Pangdam XIV/Hasanuddin

2025: Warek Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhan RI


Selain itu, ia juga pernah menjadi Dosen Tetap di Universitas Pertahanan Indonesia dan memegang jabatan strategis lainnya di tubuh TNI.

Melepas dengan Doa, Mengiringi dengan Harapan

Malam kian larut. Tamu-tamu mulai berpamitan.
Namun, kehangatan tak juga pudar. Di dekat pelaminan, Totok dan Desi menatap pasangan pengantin dengan mata yang penuh harapan.

"Kami melepasmu, Beby, dengan hati yang penuh cinta. Jadilah istri yang tangguh, pendamping yang setia. Seperti ibu yang selalu mendampingiku, dan seperti banyak wanita hebat di dunia ini," ucap Totok sambil menepuk pundak menantunya.

"Jadilah pasangan yang sakinah, mawaddah, warahmah. Bersama, kalian harus menjadi pribadi yang berguna. Bagi keluarga. Bagi bangsa dan negara, tambahnya,"

Desi Susbianti menyusul,  "Nak, cintai pasanganmu dengan kesabaran. Saling melengkapi. Saling menguatkan. Karena pernikahan bukan hanya tentang hari ini, melainkan tentang bagaimana kalian bertumbuh bersama dalam setiap keadaan," ucapnya.

Air mata kembali menetes. Haru memenuhi ruangan. Namun, di balik itu semua, tersirat kebahagiaan. Karena cinta, sejatinya, adalah tentang melepaskan dengan ikhlas dan mendoakan dengan tulus.

Selamat menempuh hidup baru, Beby dan Yutvi. Langkah kalian baru dimulai.
Dan doa seluruh keluarga akan selalu menyertai perjalanan kalian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES