Peristiwa Nasional

Melani Septiani Putri, Sang 'Mawar Muda NU' Magelang Meninggal di Jalan Pengabdian

Kamis, 08 Mei 2025 - 01:20 | 27.67k
Melani Septiani Putri
Melani Septiani Putri
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PURWOREJO – Satu dari 11 korban meninggal dalam kecelakaan tragis yang melibatkan angkot dan truk tronton di Kalijambe, Purworejo, Rabu (7/5/2025), adalah Melani Septiani Putri. 

Melani, yang baru berusia 24 tahun, adalah guru di SD Islam Tahfidz Al-Qur’an As-Syafi’iyah, Mendut. Ia tengah dalam perjalanan bersama rekan-rekannya menuju Purworejo untuk melayat ayah dari kepala sekolahnya. 

Advertisement

Namun takdir berkata lain. Di jalur menurun yang dikenal rawan kecelakaan, angkot yang mereka tumpangi dihantam truk tronton bermuatan pasir yang diduga mengalami rem blong.

Aktivis Muda yang Dikenal Gigih

Tak hanya dikenal sebagai guru, Melani juga aktif dalam organisasi ke-NU-an. Ia merupakan anggota Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Kabupaten Magelang dan menjabat sebagai Ketua IPPNU Kecamatan Mungkid. Dedikasinya dalam dunia pendidikan dan dakwah membuat kepergiannya begitu meninggalkan luka mendalam bagi rekan-rekan seperjuangan.

“Melani adalah sosok yang sangat aktif, visioner, dan punya semangat luar biasa untuk membangun peran perempuan muda NU di masyarakat,” ujar KH Ahmad Izzudin, Ketua Tanfidziyah PCNU Magelang.

Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, Melani sedang mempersiapkan program literasi digital untuk pelajar perempuan berbasis pesantren. Program ini sempat ia gagas bersama tim IPPNU dan LTN NU, dengan harapan membangun kemandirian generasi muda di tengah gempuran dunia digital.

Sosok Ceria dan Penuh Kasih

Rekan-rekannya mengenang Melani sebagai pribadi ceria, sopan, dan sangat peduli terhadap sesama. “Dia suka tersenyum, tak pernah lelah dalam mengajar anak-anak, dan selalu ikut kegiatan sosial NU, bahkan saat libur,” kenang Laila, sahabat Melani di IPPNU.

Jenazah Melani disemayamkan di rumah duka di Blabak, Ambartawang, Mungkid. Ratusan pelayat dari kalangan keluarga, guru, santri, serta tokoh-tokoh NU setempat hadir mengiringi kepergian sosok yang mereka sebut sebagai “Mawar Muda NU”.

Jalan Pengabdian yang Terputus Mendadak

Kematian Melani membawa renungan mendalam, bukan hanya karena ia masih sangat muda, tetapi juga karena ia wafat di tengah tugas pengabdian. Kecelakaan ini bukan hanya kehilangan fisik, tapi kehilangan cita-cita dan harapan yang sedang ia bangun.

Kecelakaan yang menewaskan Melani dan 10 guru lainnya kembali membuka sorotan pada keselamatan transportasi lokal, terutama di jalur-jalur rawan seperti Kalijambe yang dijuluki “jalur tengkorak”. 

Pemerintah dan kepolisian didesak untuk lebih serius dalam membenahi sistem keamanan lalu lintas, terutama bagi kendaraan berat.

Warisan Semangat dan Inspirasi

Meski telah tiada, semangat Melani terus hidup. Pihak IPPNU dan LTN NU Magelang merencanakan untuk meluncurkan program literasi digital yang telah dirancang Melani, sebagai bentuk penghormatan terhadap cita-citanya.

“Semoga apa yang ditanam Melani semasa hidup, tumbuh menjadi amal jariyah yang terus mengalir. Kami akan meneruskan perjuangannya,” tutup KH Toha Mansyur, Rais Syuriah PCNU Magelang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES