Peristiwa Nasional Derap Nusantara

Wamenkomdigi Ajak Jurnalis Angkat Narasi Berbasis Solusi

Selasa, 03 Juni 2025 - 21:48 | 15.92k
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (3/6/2025). (FOTO: ANTARA/HO-Kementerian Komunikasi dan Digital)
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (3/6/2025). (FOTO: ANTARA/HO-Kementerian Komunikasi dan Digital)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, mengajak para jurnalis untuk menyuarakan narasi berbasis solusi sebagai strategi penyampaian informasi kepada publik.

Ia menilai, pendekatan jurnalisme berbasis ketakutan justru melemahkan kesadaran publik dan partisipasi kolektif dalam menghadapi krisis iklim.

Advertisement

“Komunikasi perubahan iklim bukan soal menciptakan ketakutan, melainkan soal mendorong solusi bersama,” ujar Nezar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Menurutnya, media arus utama internasional masih banyak terjebak dalam narasi malapetaka. Berdasarkan laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) soal peta es laut Arktik, lebih dari 80 persen liputan masih menonjolkan sisi bencana atau ketidakpastian. Hal ini berdampak pada meningkatnya “climate fatigue” atau kelelahan publik terhadap isu lingkungan.

“Bahasa risiko yang jelas, apalagi narasi peluang, sangat jarang muncul. Jurnalisme kerap larut dalam dramatisasi yang tidak selalu konstruktif,” tegas Nezar.

Sebagai langkah konkret, Nezar mendorong adanya pelatihan intensif bagi jurnalis agar mampu membaca data, menyampaikan informasi iklim secara presisi, serta menggunakan bahasa dan visual yang kontekstual dan menggugah empati publik.

“Cerita yang personal dan bermakna bisa mendorong aksi nyata masyarakat. Kita perlu menyampaikan urgensi perubahan iklim dengan cara yang mendorong partisipasi,” ujarnya.

Ia juga menyinggung tantangan besar di era digital, terutama dari misinformasi dan bias algoritmik yang menyebar melalui media sosial. Menurutnya, penyebaran informasi menyesatkan dapat menjadi penghambat utama dalam mengimplementasikan kebijakan iklim yang efektif.

“Komunikasi perubahan iklim adalah bagian penting dari strategi nasional. Pemerintah melalui Kemkomdigi berkomitmen mendukung penyebaran informasi lintas kementerian sebagai bagian dari arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” ungkap Nezar.

Ia menegaskan bahwa peran media sangat penting dalam membangun ekosistem informasi yang sehat, kolaboratif, dan solutif, guna mempercepat langkah menuju masa depan Indonesia yang berkelanjutan.

“Tugas kita adalah memberdayakan warga negara, menginformasikan kebijakan, dan mempercepat perjalanan kita menuju masa depan yang berkelanjutan,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES