Peristiwa

Pala Sulut Dihargai Mahal di Afsel

Kamis, 30 Juli 2015 - 09:57 | 43.43k
Ilustrasi. Foto: googleimage
Ilustrasi. Foto: googleimage
Kecil Besar

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, MANADO -  Hasil bumi Indonesia tetap menjadi primadona bagi dunia internasional. Terbaru, pala asli Indonesia bahkan  dihargai mahal oleh Afrika Selatan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jenny Karouw mengatakan pembeli Afrika Selatan membeli komoditas biji pala petani Sulut dengan harga berkisar Rp130 ribu per kilogram (Kg).

"Hitungan harga tersebut, berdasarkan data surat keterangan asal (SKA) di mana dari sebanyak 14 ton diekspor ke negara itu, mampu mendatangkan devisa 140.000 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Jenny di Manado, beberapa saat lalu.

Advertisement

Jenny mengatakan harga yang ditawarkan pembeli dari Afrika Selatan cukup tinggi dibandingkan harga di pasar dalam negeri."Jika kita konversikan ke rupiah dengan kurs saat ini lebih Rp13 ribu, diperkirakan Afrika menawarkan harga biji pala Sulut sebesar Rp130 ribu per kilogram yakni lebih tinggi, jika dibandingkan dengan sesi perdagangan di Kota Manado hanya Rp70 ribu per kg," jelasnya.

Dia mengatakan pada pekan terakhir Juli 2015 pihaknya telah mengekspor biji pala ke Afrika Selatan karena permintaan cukup banyak dari negara tersebut. Harga yang diberikan oleh pembeli dari Afrika Selatan ini cukup tinggi, sehingga harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor di Sulut.

Dia menjelaskan petani pala di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) harus lebih meningkatkan kualitas produksi sehingga mampu dihargai lebih mahal lagi.

Ekspor pala ke negara tersebut, katanya, semakin mengokohkan pala sebagai salah satu komoditas penyumbang devisa cukup signifikan bagi Sulut.

"Komoditas biji pala dan bunga pala asal Sulut selain diminati Belanda bahkan negara-negara di Uni Eropa, juga dari Afrika Selatan sejak dulu karena sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain untuk rempah-rempah karena rasanya yang sangat khas," katanya.

"Minat tersebut ditandai dengan makin banyaknya permintaan ekspor pala dan bunganya ke berbagai negara di dunia, ini menunjukan mutu komoditas pala daerah ini cukup baik," ujarnya.

Ia juga mengatakan pala Sulut yang banyak diekspor ke Eropa, Amerika, dan Afrika tersebut, berasal dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES