Peristiwa

Jalur KA Babat-Jombang Masih di Perdebatkan

Jumat, 02 Oktober 2015 - 13:42 | 60.02k
Stasiun Babat Kabupaten Lamongan (foto : Ardiyanto/lamongantimes)
Stasiun Babat Kabupaten Lamongan (foto : Ardiyanto/lamongantimes)
Kecil Besar

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, LAMONGAN - Rencana pengaktifan kembali jalur kereta api jurusan Babat-Jombang yang sudah puluhan tahun tidak digunakan kian dimatangkan. Pengaktifan jalur itu akan memberi manfaat besar bagi kedua wilayah.

Embrio sebagai mengembangkan kawasan Lamongan sebagai megapolitan baru, sekaligus penunjang kota industri Surabaya dan Gresik yang sudah overload.

Advertisement

Kabag Humas dan Infokom Sugeng Widodo, mengatakan pemilihan jalur yang akan digunakan terus dimatangkan. ​"Ada tiga alternatif jalur yang akan digunakan. Yakni jalur lama dan dua jalur alternatif baru," ujarnya.

Dishub LLAJ Provinsi Jawa Timur menurut Sugeng lebih condong untuk menggunakan jalur alternatif ketiga. Karena meski jalur baru ini lebih panjang dari jalur lama, dan memerlukan upaya pembebasan lahan, namun dirasa akan lebih memiliki azas manfaat, mempunyai nilai bisnis tinggi dan memenuhi azas keselamatan.

"Jalur alternatif ketiga ini sepanjang 84,87 kilometer, melewati tujuh stasiun, 13 lintasan sebidang dan 8 sungai. Namun akan lebih strategis karena melewati banyak wilayah strategis sehingga bisa memperbanyak trayek dan tidak perlu menggusur bangunan," tutur Sugeng.

Sedangkan PT KAI, sambungnya, lebih sreg untuk menggunakan jalur lama. "Menurut mereka, dengan menggunakan jalur lama, akan lebih mudah dalam proses pembebasan lahannya. Karena jalur tersebut berada di lahan yang menjadi milik PT KAI," jelasnya.

Menurut Sugeng, jalur lama itu lebih pendek, membentang sepanjang 72,44 kilometer, melewati 6 stasiun, 13 lintasan sebidang dan 8 sungai. Namun di jalur lama ini sekarang sudah berdiri banyak bangunan, juga ada Puskesmas dan Polsek Kedungpring.

Menyikapi belum adanya kepastian jalur yang akan dipilih ini, konsultan kini kembali harus bekerja, membuat rencana yang lebih detail sehingga alternatif manapun yang diambil akan menguntungkan semua pihak dan memberi manfaat.

Konsultan juga diminta membuta grafik prediksi konsumen pengguna jalur tersebut hingga 20 tahun ke depan. Jalur ini diperkirakan akan digunakan oleh 3.500 penumpang dan 9.000 arus barang setiap harinya.

“Keberadaan jalur ini nantinya diharapkan akan semakin mengembangkan Lamongan, terutama wilayah selatan menjadi wilayah yang maju. Dan mensejahterakan masyarakat, “ pungkas Sugeng. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES