Peristiwa

Gadis `Cantik` ini Getol Suarakan Hak Orang Tuli

Minggu, 04 Oktober 2015 - 13:25 | 56.64k
Subscribe TIMES TV KLIK
Kecil Besar

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, MALANG - Sebagai aktivis komunitas Akar Tuli, Oktaviany Wulansari dikenal getol membela hak  mahasiswa tuna rungu. Mahasiswi `cantik`, Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya ini tidak pernah menyerah menyuarakan aspirasi mahasiswa tuna rungu untuk mendapatkan kesamaan hak dengan mahasiswa lainnya.

Sebagai Koordinator Bidang Internal Akar Tuli, Gadis berjilbab yang santun ini intensif menggelar kegiatan pelatihan bahasa isyarat kepada mahasiswa tuna rumgu dan masyarakat umum di wilayah Kota Malang. Selain itu, gadis kelahiran SoloAC, 19 Oktober 1992 ini, juga bertekad agar bahasa isyarat bisa disejajarkan dengan bahasa Indonesia pada umumnya.

Advertisement

Gadis berkacamata yang memiliki IPK kumulatif 2,9 ini mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat masih menganggap bahasa isyarat sebagai alat, bukan bahasa utama, padahal menurutnya, bahasa isyarat merupakan bahasa utama yang seharusnya bisa digunakan oleh semua orang.

"Bagi kami, bahasa isyarat adalah bahasa ibu, yang statusnya sama dengan bahasa lainnya," ucap gadis yang akrab disapa Ovi ini.

Menurut Ovi, sebagai aktivis Akar Tuli, dirinya memiliki kewajiban membangun disability wearnes. Mahasiswi semester 5 ini, menilai respon masyarakat dan pemerintah masih belum maksimal menerima keberadaan orang tuna rungu. Ovi mengatakan bahwa selama ini pemerintah masih memprioritaskan tuna netra, sedangkan tuna rungu belum mendapatkan perhatian.

"Tuna netra sudah mendapatkan banyak perhatian, sedangkan tuna rungu masih belum," imbuh Ovi.

Ovi melanjutkan, beragam kebutuhan telah diberikan pemerintah untuk membantu tuna netra, seperti pemberian alat bantu Al Quran braile, dan support terhadap komunitas tuna netra. Sedangkan penyandang tuna rungu, belum sepenuhnya mendapatkan fasilitas yang sama.

"Tekad saya bulat, jangan diskriminasi penyandang tuna rungu," ucap Ovi.

Ovi dikenal memiliki pendirian yang teguh. Tidak ada kata menyerah dalam kamusnya, apapun akan dia lakukan untuk memperjuankan nasib penyandang tuna rungu. Tidak hanya itu, ia pun akan bekerja keras memperjuangkan bahasa isyarat supaya bisa diterima masyarakat luas. Bahkan ia bersama komunitas Akar Tuli siap memberikan pelatihan bahasa isyarat kepada masyarakat umum, agar tidak ada lagi sekat komunikasi antara tuna rungu dan masyarakat umum.

Tidak ada yang meragukan semangat Ovi berjuang membela hak penyandang tuna rungu. Ia terus menyosialisasikan hak penyandang tuli agar disejajarkan dengan masyarakat lainnya, tanpa diskriminatif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES