
TIMESINDONESIA – TIMESINDONESIA, JOMBANG – Aksi unjuk rasa warga dua desa dari Kecamatan Tembelang di lokasi pembangunan jalan tol Jombang – Mojokerto, akhirnya berakhir setelah dilakukan mediasi. Massa yang terdiri dari pria dewasa, ibu rumah tangga, dan juga anak-anak, membubarkan diri begitu Camat Tembelang Purwindari menyampaikan penjelasan. Salah satu poin penting yang disampaikan Camat, adalah kesanggupan dari PT MHI yang akan membangunkan overpass sesuai tuntutan warga.
“PT MHI menyatakan kesanggupannya memperbaiki overpass sesuai keinginan warga. Kita tunggu tindak lanjutnya, mudah-mudahan bisa dijalankan,” kata Purwandari kepada sejumlah awak media.
Advertisement
Saat unjuk rasa berlangsung memang ada mediasi antara warga dan pemerintah dua desa, Pemerintah Kecamatan Tembelang, serta perwakilan dari PT MHI. Perwakilan warga menuntut agar PT MHI dan sub kontraktor yaitu PT Hutama Karya memperbaiki overpass yang dinilai terlalu sempit sehingga hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat.
“Warga meminta overpass diperlebar sehingga bisa digunakan untuk simpangan kendaraan besar seperti truk dan sebagainya,” lanjutnya. Selain itu, warga juga menuntut kontraktor memperbaiki akses jalan menuju overpaas. Sebab akses jalan yang ada terlalu curam sehingga rawan terjadi kecelakaan.
Proyek pembangunan jalan tol Jombang-Mojokerto seksi II ini memang membelah wilayah Desa Kedunglosari dan Desa Tampingmojo. Karena itu, pihak pemegang konsesi dan kontraktor membangunkan overpaas sebagai akses lalu lintas warga dua desa tersebut. Sayang, overpass yang dibangun tidak diterima sepenuhnya oleh warga karena beragam faktor. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : Al Jazeera |