
TIMESINDONESIA – TIMESINDONESIA, MALANG - Terkait Surat Edaran Kapolri tentang penanganan ujaran kebencian (hate speech), bagi Anwar Sani, pengamat komunikasi asal Malang menilai, upaya Kapolri mengingatkan netizen untuk menggunakan media sosial (medsos) secara bijak dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.
Pria yang akrab disapa Sani ini menjelaskan, dari sudut pandang ilmu komunikasi, kehadiran medsos sebagai medium komunikasi dan informasi.
Advertisement
"Medsos harus berada dalam koridor meningkatkan kualitas hidup umat manusia," ujar dosen komunikasi Universitas Pajajaran Bandung, yang dihubungi MALANGTIMES melalui telepon.
Fenomena hate speech, seperti diistilahkan "perang sosmed" (socmed war), menurut Sani, kontra produktif dengan semangat peningkatan kualitas hidup manusia. "Kontra produktif pula dengan kehadiran teknologi komunikasi baru," tambah pria yang aktif menggunakan medsos ini.
Maka, munculnya regulator atau peraturan itu wajib, untuk mengingatkan kembali kepada publik akan hakekat keberadaan media sosial. "Sosmed sebagai wujud teknologi informasi dan komunikasi baru, seharusnya membuat kualitas hidup umat manusia semakin baik," ucapnya kembali.
Ada masukan dari tanggapan pemerhati media sosial ini. "Kalau boleh memilih, saya lebih suka kalau Kapolri mengeluarkan upaya untuk kampanye bijak ber-sosmed. Edaran yang sifatnya kuratif, malah bisa melahirkan masalah baru," pungkas Sani. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : = |