Peristiwa

Media Online Bersaing? Ini Kata CEO TIMES Indonesia

Minggu, 15 November 2015 - 10:10 | 54.11k
BATUTIMES LAHIR: Manajemen TIMES Indonesia live dialog di ATV Batu. (foto: batutimes)
BATUTIMES LAHIR: Manajemen TIMES Indonesia live dialog di ATV Batu. (foto: batutimes)
Kecil Besar

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, BATU – Hari ini (15/11/2015) Jatim Times Network (JTN), salah satu grup TIMES Indonesia di Jawa Timur, meluncurkan lima media online lokal. Yakni Batu Times, Blitar Times, Kediri Times, Jombang Times, dan Pasuruan Times.

Hadirnya media online lokal itu makin menambah ragam informasi di daerah. Informasi-informasi ini makin memanjakan pengguna smartphone dan internet di daerah. Apalagi jaringan media online TIMES Indonesia ini menyajikan informasi-informasi lokal yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Advertisement

Bagaimana prospek dunia online di daerah? Bagaimana pula persaingan antara media online dan media cetak? Berikut petikan wawancara BATUTIMES dengan Khoirul Anwar, CEO TIMES Indonesia dan JTN, usai live dialog Perkembangan Media Online di Malang Raya di Studio ATV, Batu.

Sebelumnya selamat atas lahirnya BATUTIMES dan empat lainnya. Saat ini TIMES Indonesia telah menjadi media online berjaringan nomor 1 di Indonesia dengan 220 Times daerah dan 4 di luar negeri, apa yang menjadi motivasi TIMES Indonesia Network dalam hal ini?

Indonesia ini memiliki kekayaan informasi yang luar biasa. Tidak hanya secara nasional, tapi juga di tiap-tiap daerah. Selama ini informasi yang muncul tentang Indonesia itu lebih banyak terambil dari sudut bad news saja, meski itu sesuai dengan kerangka jurnalisme, yakni sesuai fakta. Nah, TIMES Indonesia Network ini mengambil sisi yang berbeda.

Apa sisi bedanya itu menurut Anda?    

Memberikan aura positif tentang Indonesia dan segala potensinya. Misalnya, jika kita bicara tentang orang Indonesia yang menjadi negera dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentu banyak sisi-sisi positifnya. Inilah yang ingin kami sampaikan ke publik dunia bahwa Indonesia ini sangat baik. Indonesia ini tidak seperti yang didengar, dibaca, dan disaksikan selama ini.

Lalu kekritisan yang menjadi ciri dan keharusan media itu bagaimana?

Menyampaikan informasi itu pada dasarnya adalah menyampaikan sebuah kekrititisan. Ada penyampaian secara keras, dan yang sederhana lewat filosofi-filosofi. Nah, kekritisan yang kami bangun ini kami bedakan. Memang tidak mudah ya, karena mindset jurnalisme dan informasi yang seperti Anda sampaikan itu sudah mendarah daging di masyarakat kita. Inilah yang kemudian kami katakan bahwa ketahanan informasi kita lemah. Tapi tidak berarti itu tidak bisa digeser. Kami akan mencoba untuk itu lewat jurnalisme positif yang kami kembangkan.

Baiklah, kembali ke media. Dengan banyaknya media online sekarang, seberapa jauh persaingan antar media online menurut Anda?

Satu hal yang perlu digarisbawahi, bahwa di dunia online tidak ada persaingan. Termasuk di media online. Wilayahnya tidak terbatas. Ini beda dengan media cetak yang terbatas area dan oplah. Jadi, bisa dikatakan semakin banyak media online muncul di suatu daerah, akan sangat baik dimunculkan media online baru di situ.

Kenapa begitu?

Analoginya begini. Dari sisi traffic misalnya, jauh lebih baik di suatu daerah itu ada 50 media online dibandingkan dengan hanya 5 media online. Selain informasi akan makin beragam untuk masyarakat, traffic yang masuk ke daerah itu juga makin besar. Ini kan sangat bagus ceruk pasarnya.

Apa itu yang menjadi dasar TIMES Indonesia memasuki daerah seperti Batu ini?  

(Traffic) Di Batu dan Malang ini sangat bagus. Meski kota kecil, namun arus informasi yang masuk cukup tinggi. Karena itu, TIMES Indonesia lewat JTN mendorong banyak media online di sini bermunculan. Kalau perlu di Malang Raya itu tidak hanya 20 media online, 100 media online akan sangat bagus untuk pertumbuhan dunia online di Malang Raya. Makanya kami terus mendorong, siapa saja membuka media online. Jika tidak bisa membuat, kami bantu buatkan. Jika susah cari isinya, silakan ambil di media jaringan kami. Gratis!

Itu antar-media online. Bagaimana dengan media online dengan media cetak, apakah benar media online akan membunuh media cetak?

Nah ini yang harus diluruskan pola pikirnya. Dunia online itu adalah dunia networking. Jadi bisa dikatakan tidak ada persaingan di sana. Sehingga kalau ada yang mengatakan bahwa media online itu akan membunuh media cetak, itu tidak benar. Itu mindset tahun 90-an.

Maksud Anda?

Begini. Musuh dari media cetak yang sebenarnya adalah mindset dan lifestyle masyarakat yang terus berubah. Dari konvensional ke digital. Anda mungkin banyak melihat pola hidup masyarakat kita terhadap gaya hidup kan? Itu dia. Ini yang lama kelamaan akan membunuh media konvensional. Sementara media online hanya salah satu variabel saja di antara ratusan variabel itu.

Terakhir, apa harapan Anda untuk dunia online di Malang Raya?    

Dengan munculnya banyak media online di Malang Raya ini tentu informasi akan semakin beragam dan cepat. Dunia online yang menyajikan segalanya sangat bermanfaat bagi segala lini kehidupan. Namun di sisi lain, justru saat inilah kita perlu meningkatkan ketahanan informasi kita yang selama ini, menurut pandangan saya, masih cukup lemah. Mari kita manfaatkan hadirnya informasi yang cepat ini secara arif dan bijaksana. Dunia sudah berubah, lifestyle sudah bergeser, dan pola pikir sudah tidak stagnan seperti dulu lagi. Ayo kita manfaatkan perubahan peradaban ini secara baik dan beanr. (*)  

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES