
TIMESINDONESIA – TIMESINDONESIA, JOMBANG – Buruh di Jombang belum menyerah dalam memperjuangkan kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) tahun 2015 sebesar Rp 2,7 juta. Rabu (18/11/2015), ribuan buruh yang berasal dari sejumlah serikat pekerja kembali unjuk rasa. Sebelum menyerbu kantor Pemerintah Kabupaten, massa lebih dulu melakukan sweeping di sejumlah perusahaan.
Pantuan JOMBANGTIMES, dua pabrik yang ada di dalam kota yaitu PT Mentari Toys dan PT Seng Fong didatangi puluhan buruh dari Serikat Buruh Plywood Jombang (SBPJ). Aksi sweeping tak menghasilkan apa-apa karena perusahaan meliburkan seluruh aktivitas pabrik.
Advertisement
Namun, banyaknya buruh yang mendatangi pabrik tersebut, membuat arus lalu lintas di jalur trans Jawa macet. Semua kendaraan terpaksa menepi karena buruh menguasai hampir seluruh median Jalan Raya Tunggorono.
Agung (30), pengendara asal Kabupaten Kediri mengatakan, kemacetan terjadi karena kendaraan sudah terlanjur masuk jalur yang dilewati buruh. “Arus kendaraan belum sempat dialihkan, saya sudah masuk. Kalau kendaraan lain mungkin terbebas dari macet dengan melewati jalur lain,” katanya.
Aksi yang dilakukan buruh hari ini adalah yang kesembilan kali, dan dipicu keputusan Bupati Jombang yang mengusulkan UMK 2016 ke Gubernur Jawa Timur dengan nilai tidak sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
Jika mengacu ketentuan PP Pengupahan, kenaikan UMK untuk tahun 2016 di Kabupaten Jombang seharusnya Rp 198.000. Nilai itu didapat dari inflasi nasional 6.83%, ditambah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,67% menjadi 11,5%. Komponen ini lalu dikalikan dengan UMK 2015 yaitu sebesar Rp 1.725 juta. Sehingga hasilnya adalah Rp 1,923 juta.
Namun yang diusulkan Bupati Jombang ke Gubernur Jawa Timur adalah Rp 1.808 juta. Disisi lain pihak, buruh Jombang meminta angka UMK yang diusulkan adalah minimal Rp 2.100 juta. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : Al Jazeera |