Jelang Tahun Baru, Pengrajin Terompet Kejar Omzet Puluhan Juta

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Perayaan pergantian malam tahun baru senantiasa identik dengan membunyikan terompet. Alat yang dirasa afdol sebagai penanda pergantian tahun ini pun masih menjadi tumpuan pengrajin untuk mengais rejeki. Pengrajin terompet bakal menikmati keuntungan berlipat-lipat menjelang perayaan malam pergantian tahun.
Di Lamongan, ada satu pusat pengrajin terompet terbesar. Jelang pergantian tahun ini, pusat pengrajin terompet yang berlokasi di di Dusun Bulakatu, Desa Sumberaji, Kecamatan Sukodadi inipun menggenjot produksinya.
Para pengrajin terompet musiman yang sebagian besar sebelumnya memproduksi berbagai mainan anak-anak ini meningkatkan produksi terompet hingga ribuan. Target pembuatan terompet sebanyak itu, sudah dimulai sejak awal November-Desember 2015.
Advertisement
Salah satu pengrajin terompet di daerah tersebut, Adnan Khohar mengaku sudah memiliki langganan. Ia mengirimkan terompetnya ke Kalimantan, bahkan sampai mendistribusikan ke wilayah Tarakan juga memesan terompet buatannya.
Terompet yang diproduksi Khohar bervariasi. Harga satuan terompet yang dijual pun cukup bervariasi. Terompet bentuk, ular naga, saksofon, dan kupu ini dijual dengan harga Rp 30 ribu per buah. “Ada harganya Rp 25 sampai 30 ribu untuk jenis ular naga, saksofon, kupu-kupu ini,” akunya.
Sementara untuk terompet berbentuk biasa hanya seharga Rp 10 ribu. Perbedaan harga tersebut berdasarkan kesulitan dalam pembuatan terompet. " Yang paling murah 10 ribu untuk jenis terompet biasa,” bebernya.
Khohar mengaku mengeluarkan modal Rp 10 juta untuk membuat terompet tahun baru untuk membuat ribuan terompet. Modal itu digunakan untuk membeli bahan-bahan yang diambil melalui pengepul, Ia bisa meraup keuntungan yang lebih dari modal awal.
Pengalaman tahun sebelumnya, sambung Khohar dengan modal Rp 10 juta, Ia bisa meraup omset sebesar Rp 25 juta. “Omzet tahun kemarin Rp 25 juta, kita gak dapat apa-apa,” ungkapnya. Pasalnya, omset itu dipotong dengan biaya kirim dan perjalanannya menuju Kalimantan bersama dengan karyawannya.
Khohar berharap pada perayaan tahun baru 2016, Ia bisa meraih untung besar. Aplagi penjualan terompet di saat Natal dan tahun baru merupakan usaha yang menjanjikan. “Paling tidak dapat Rp 35 juta,” inginnya.
Ia yakin bisa menjual habis terompet yang dibuatnya, asalkan pada malam pergantian tahun nanti tidak diguyur hujan. Pria setengah baya ini, mengaku ketar-ketir, karena bila hujan datang, terompet bikinannya bisa tidak laku. “Tapi jualan tergantung cuaca baik, tantangannya kalau hujan tidak bisa,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |