Kisah GSJA Jemaat Perdamaian Dinoyo yang Berdiri di Tengah Perkampungan Muslim

TIMESINDONESIA, MALANG – Gambaran mengenai kuatnya rasa toleransi antar umat beragama di Kota Malang datang dari Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Jemaat Perdamaian Dinoyo, Kota Malang.
Dalam 45 tahun usianya, gereja tersebut tak pernah mengalami masalah berarti dalam pelaksanaan ibadahnya, meskipun terletak di tengah perkampungan yang dihuni mayoritas umat muslim.
Advertisement
Hal tersebut sebagaimana dikisahkan Donna Avianty, salah satu pengurus Kaum Wanita GSJA Jemaat Perdamaian Dinoyo, kepada MALANGTIMES, di sela ibadah Natal pada (25/12/2015).
“Gereja ini udah ada sejak tahun 70an. Saat gereja ini berdiri saya bahkan belum lahir. Sejak saat itu pula, saya belum pernah mendengar keluhan maupun larangan bagi gereja untuk menjalankan ibadah,” cerita perempuan berusia 35 tahun itu.
Menurutnya, sebelum melaksanakan ibadah Natal, pihak gereja mengirim pemberitahuan resmi kepada pihak RT, RW dan Kelurahan.
“Dalam pelaksanaan ibadah, masyarakat sekitar kemudian turut membantu menjaga keamanan dan lalu lintas. Mereka turut membantu mengatur parkir. Kerjasama warga sekitar baik sekali,” jelasnya.
Klaim tersebut juga diamini oleh jemaat yang lebih senior, seperti Bambang Budi Sasmito. Pria asal Kediri tersebut mengungkapkan dukungan masyarakat sekitar terhadap kegiatan gereja.
“Kami selalu bergotong-royong dengan masyarakat dalam berbagai kegiatan, yang tak cuma berlangsung saat Natal seperti ini. Jika 17 Agustus tiba, misalnya, masyarakat akan membantu mengecat pagar gereja. Ketika saya bergabung dengan gereja pada akhir dasawarsa 80an, hal tersebut telah berlangsung,” ujar dosen di Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya ini.
Jemaat senior lain, Liem, yang juga merupakan ketua Majelis Gereja menilai bahwa toleransi sudah merupakan ciri khas masyarakat Malang.
“Di alun-alun ada masjid dan gereja berdekatan. Di Blimbing juga. Di sekitar gereja ini sendiri ada dua masjid berdiri. Hal tersebut tak pernah mengurangi kekhidmatan kami menjalankan ibadah,” pungkasnya.
GSJA Jemaat Perdamaian Dinoyo merupakan gereja kecil yang hanya beranggotakan 30 jemaat.
Berdasarkan pengamatan MALANGTIMES di tengah ibadah Natal, jemaat tersebut bahkan didominasi oleh orang-orang sepuh.
Menurut pengakuan sebagaian jemaat diatas, tergambar bagaimana masyarakat Jalan MT Haryono gang VI tak pernah memaksakan kehendak mayoritasnya terhadap umat yang berlainan iman, apalagi hingga melarang pelaksanaan peribadatannya. Sebuah gambaran toleransi yang mendamaikan hati. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Sukmana |
Sumber | : = |