Libur Natal dan Tahun Baru Bawa Berkah Bagi Anak Logam

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Libur Natal dan Tahun Baru membawa berkah tersendiri bagi para anak logam yang biasa mengais rejeki di pelabuhan penyeberangan ASDP Ketapang, Banyuwangi. Lonjakan jumlah wisatawan tujuan Bali yang menggunakan jasa penyeberangan, membuat pendapatan mereka meningkat drastis.
“Koinnya Bu, Pak, uang kertas juga boleh….!” teriak Bayu, salah satu anak logam seolah memberikan komando bagi para penumpang yang ada di atas kapal, Minggu (27/12/2015).
Advertisement
Kata pinta tersebut terus diucapkan Bayu dan teman-temanya untuk memancing koin demi koin segera dilempar para penumpang yang berada diatas kapal.
Bagi yang belum tahu, anak logam adalah sejumlah bocah pengejar uang logam yang dilempar ke laut oleh penumpang kapal ferry dari Banyuwangi menuju Bali. Sejauh apapun dilempar dan sedalam apapun, anak-anak logam ini dengan lihai mengejar dan menangkapnya.
Anak-anak ahli renang dikedalaman lautan ini hanya ada di pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi dan pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Melihat ada koin dilempar, belasan bahkan puluhan anak logam, langsung mengejar. Sesaat mereka hilang seolah di telan lautan, kemudian mereka kembali muncul di permukaan. Dan mulut mereka tampak menyimpan sesuatu. Ya, begitulah cara mereka menyimpan uang logam hasil jerih payahnya.
Bayu adalah satu dari puluhan anak logam yang ada di pelabuhan Ketapang. Mereka mengais rejeki dari lemparan uang koin dari penumpang kapal. Bayu yang masih usia bocah bersama teman sebaya setiap hari selalu melakukan aktivitas ini disore hari, sepulang sekolah. Namun jika sedang libur, pelajar ini akan memulai mencari uang logam sejak pagi hari.
Pada libur Natal dan Tahun Baru, Bayu semakin giat ‘melogam’. Uang yang didapat digunakan untuk jajan dan membantu orang tuanya membayar uang sekolah.
“Kalau dapat banyak ya bisa ditabung, buat bantu bayar sekolah, tapi kalau sedikit untuk jajan saja,” ungkapnya polos.
Hendri, anak logam lain yang tinggal di sekitar pelabuhan Ketapang atau tepatnya di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, menyebut bahwa musim libur ini bisa dikatakan musim panen uang. Bagaimana tidak, lonjakan penumpang kapal sama saja dengan peningkatan jumlah pelempar koin. Ujungnya, penghasilan mereka berlipat ganda.
Jika bisanya perhari mereka hanya mendapatkan Rp 35 ribu sampai Rp 50 ribu, pada libur Natal dan Tahun Baru ini, penghasilan mereka bisa mencapai Rp 200 ribu.
“Bahkan, saking ramainya pengguna jasa penyeberangan, tak jarang anak logam rela memburu lemparan koin hingga larut malam,” katanya.
Bagi para wisatawan, keberadaan anak logam merupakan hiburan tersendiri. Hilir mudik serta berbagai atraksi menegangkan para anak logam dalam mengejar koin menjadi daya tarik tersendiri.
“Saat mereka mengejar koin terlihat begitu semangat, saya sangat senang melihatnya,” aku Norma, warga Jember yang hendak menyeberang ke pulau Dewata, Bali. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |
Sumber | : TIMES Pasuruan |