Peristiwa

Makam Sunan Sendang Duwur, Destinasi Wisata Religi yang Belum Banyak Dikenal

Sabtu, 02 Januari 2016 - 12:43 | 104.91k
Saifullah, ketua Pokdarwis Sendang Duwur berada di Makam Sunan Sendang Duwur, Desa Sendang Duwut, Kecamatan Paciran. (foto : Ardiyanto/lamongantimes)
Saifullah, ketua Pokdarwis Sendang Duwur berada di Makam Sunan Sendang Duwur, Desa Sendang Duwut, Kecamatan Paciran. (foto : Ardiyanto/lamongantimes)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Kabupaten Lamongan seringkali identik dengan wisata sejarah dan religi karena keberadaan Makam Sunan Drajat yang senantiasa ramai di datangi para peziarah dan wisatawan dalam dan luar kota.

Namun, tahukah anda? Selain makam Sunan Drajat, di Lamongan sebenarnya juga ada destinasi wisata sejarah dan religi yang tidak kalah menariknya, yakni Makam Sunan Sendang Duwur atau Raden Nur Rachmad.

Advertisement

Makam Sunan Sendang Duwur, tepatnya terletak di atas bukit Amitunon, di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten menjadi satu diantara destinasi wisata sejarah dan religi yang sangat layak di kunjungi para wisatawan. Pasalnya,

Makam Sunan Sendang Duwur menawarkan keunikan dan kekhasan, yakni berada di dalam bangunan layaknya candi lengkap dengan gapura dan berbagai ornamennya. Mulai dari gerbang yang biasa disebut dengan nama Gapura Bentar, Gapura Paduraksa dan Gapura Bersayap dengan kekhasan bentuknya.

Adanya potensi sejarah itupun ditangkap sekelompok masyarakat Desa Sendang Duwur untuk meningkatkan kunjungan dengan mendirikan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) pada tahun 2010.

“Harapannya wisata religi Makam Sendang Duwur bisa lebih dikenal dan dikunjungi banyak orang,” Saifullah, ketua Pokdarwis Sendang Duwur, Sabtu (2/1/2016).

Namun, untuk lebih mengenalkan keberadaan Makam Sunan Sendang Duwur supaya lebih terkenal tak semudah membalikkan telapak tangan. “Kita awalnya kesulitan mencari anggota,” terang Saifullah.

Praktis di tahap awal, masyarakat kelompok sadar wisata yang berdiri lima tahun lalu hanya beranggotakan dua orang saja. Kurang berminatnya masyarakat Desa Sendang Duwur lantaran masyarakat lebih memilih bekerja dibanding harus terjun di Pokdarwis.

“Karena mereka menganggap ikut hal ini tidak mendatangkan keuntungan,” akunya.

Saifullah menambahkan, saat ini anggotanya sudah melimpah untuk bersama-sama memajukan objek wisata sejarah dan religi Makam Sendan Duwur di tingkat nasional. “Sekarang anggotanya sekitar 50 orang,” tambah pria 36 tahun ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES