
TIMESINDONESIA, MALANG – Maskot Universitas Brawijaya (UB) yang baru diresmikan pada 21 Desember 2015 silam, langsung menuai kritik dari sejumlah pihak. Mereka mempertanyakan makna dibalik maskot berbentuk sosok robot bernama Brone tersebut.
Kritik tersebut diantaranya datang dari Fadrin Fadhlan Bya (@fadrinfb) yang menulis dalam blog pribadi, Sediksi.
Advertisement
Dalam tulisan yang bertajuk “ Brone, Sebuah Maskot Satir untuk UB?”, Fadrin mempertanyakan citra yang hendak dibangun oleh UB lewat pengukuhan maskot tersebut.
UB ditudingnya menjadi pabrik intelektual semu yang memuja keefektifan dan keefisienan ala kapitalisme, sehingga menghasilkan robot-robot intelektual yang bisa dipekerjakan terus menerus. Sehingga, sang pemilik tak perlu takut robot akan berserikat dan mendemo si pemilik robot.
Pilihan untuk memasangkan almamater dan toga ke tubuh robot juga menjadi fokus kegelisahannya.
“Kok saya jadi membayangkan, sarjana-sarjana bertoga yang berkumpul tiap Sabtu dan Minggu di Gedung Samantha Krida UB saya seperti melihat kumpulan robot yang siap dipakai pabrik-pabrik, kan gak enak ya. Masa manusia disamain kayak robot,” tulisnya. Tulisan tersebut kemudian dibagikan ulang akun Info UB (@Info_UB).
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Ridho, mahasiswa jurusan Teknik Pengairan angkatan 2011. Pria yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Teknik ini menyayangkan ketiadaan unsur Prabu Brawijaya yang terdapat dalam nama UB dalam maskot tersebut. “Kenapa robot? Padahal kita identik dengan sosok tersebut,” tukasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Sumber | : = |